"Tatapan yang Mengubah Segalanya"
Langit di atas Colosseum Sanctuary hari itu begitu cerah, awan-awan putih tipis menghiasi birunya angkasa. Udara terasa sejuk, dan hiruk-pikuk para Saint muda yang sedang berlatih di arena memenuhi udara. (M/n) baru saja tiba di Sanctuary, ditugaskan untuk menjalani pelatihan sebagai calon Saint. Meski hatinya dipenuhi rasa semangat, ada juga rasa gugup yang melingkupi setiap langkahnya.(M/n) berdiri di tepi arena, menatap para pejuang muda yang sedang bertarung satu sama lain. Keringat mereka mengalir deras, dan sorak-sorai semangat membahana. Namun, perhatiannya tiba-tiba tertarik pada satu sosok di tengah kerumunan.
Seorang pemuda dengan rambut cokelat berkilau dan mata merah yang bercahaya sedang bertarung dengan intensitas yang luar biasa. Gerakannya cepat dan lincah, dan setiap pukulannya penuh dengan ketepatan yang mematikan. Setiap kali dia bergerak, (m/n) merasa waktu berhenti sejenak, seolah dunia hanya berpusat pada dia, Seiya sang Saint Pegasus.
(M/n) pernah mendengar tentang dia. Pahlawan yang telah berjuang untuk Athena, seseorang yang selalu melindungi keadilan. Namun, melihatnya secara langsung memberikan kesan yang berbeda. Aura keberaniannya terasa begitu kuat, namun ada kelembutan dalam cara dia bertarung, seolah-olah dia tidak hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga hati yang besar.
(M/n) tak bisa menahan diri untuk terus menatapnya. Setiap gerakan Seiya terasa seperti tarian di bawah matahari yang berkilauan. Dia penuh dengan energi yang hampir mustahil diabaikan, dan dalam sekejap, (m/n) merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Sesuatu yang membuat jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.
Seiya menoleh sebentar, entah bagaimana matanya bertemu dengan mata (m/n). Hanya sekejap, namun dalam tatapan itu, (m/n) merasa seluruh dunianya bergeser. Seiya tersenyum padanya, sebuah senyum yang begitu tulus dan hangat, dan tiba-tiba rasa gugup yang (m/n) rasakan sebelumnya lenyap begitu saja.
(M/n) merasa wajahnya memerah, dan dengan cepat mengalihkan pandangan, tapi senyum itu terus membekas di pikirannya. Ada sesuatu dalam tatapan Seiya yang membuat dirinya merasa terhubung dengannya, meskipun mereka belum pernah berbicara.
Saat latihan berakhir, (m/n) masih berdiri di sana, mencoba mengendalikan pikiran dan perasaan yang muncul tiba-tiba. (m/n) tak tahu apa yang baru saja terjadi, tapi dirinya tahu satu hal jika Seiya telah meninggalkan kesan yang dalam pada dirinya, lebih dalam dari apa yang ia harapkan.
Tanpa (m/n) sadari, Seiya berjalan ke arahnya. (M/n) merasa jantungnya melonjak saat menyadari bahwa dia mendekat. Seiya menyeka keringat di dahinya, senyum lembutnya masih menghiasi wajahnya.
"Kau baru di sini ya?" tanyanya ramah, suaranya penuh energi, tapi juga ada ketenangan yang menenangkan.
(M/n) mengangguk, merasa sedikit gugup.
"Iya, aku baru datang hari ini. Namaku (m/n)" ujarnya menyebutkan namanya, suaranya pelan tapi jelas.Seiya tersenyum lebih lebar. "Selamat datang di Sanctuary! Aku Seiya. Senang bertemu denganmu."
Saat dia menyebutkan namanya, (m/n) hampir ingin tertawa seolah-olah dirinya tidak tahu siapa dia. Tapi ada sesuatu dalam caranya memperkenalkan diri yang begitu rendah hati, membuat (m/n) merasa nyaman berada di dekatnya.
"Kau bertarung dengan hebat tadi," ucap (m/n), berusaha mengalihkan perhatian dari debaran di dadanya.
Seiya tersenyum, sedikit menggaruk bagian belakang kepalanya dengan canggung. "Ah, terima kasih. Aku masih harus banyak belajar, tapi itu semua berkat teman-temanku dan...tujuan kami bersama."
Mata (m/n) menatapnya lebih dalam. Ada kehangatan dan tekad yang besar dalam setiap kata-katanya, dan ia bisa merasakan betapa pentingnya perannya sebagai seorang Saint. Namun, ada sesuatu yang lebih dari itu, sesuatu yang lebih personal, lebih lembut yang terpancar dari caranya bicara.
(M/n) menghabiskan beberapa saat berbincang dengannya, dan semakin lama dirinya bersama Seiya, semakin kuat perasaan aneh ini tumbuh di dalam dirinya. Setiap kata, setiap senyum yang Seiya berikan terasa begitu alami, dan tanpa (m/n) sadari, dirinya merasa begitu nyaman berbicara dengannya seolah-olah mereka sudah saling kenal selama bertahun-tahun.
Seiya, meskipun seorang pejuang yang hebat namun ia juga sangat ramah dan mudah didekati. Dia dengan santai menceritakan tentang perjalanannya, tentang teman-temannya, para Saint lainnya, dan tentang perjuangannya melindungi Athena. Sementara dia bercerita, (m/n) tak bisa berhenti memperhatikan bagaimana mata merahnya bersinar setiap kali dia membicarakan hal yang dia cintai.
Saat sore mulai menjelang, mereka berdua akhirnya duduk di tepi arena, memandangi matahari yang perlahan-lahan tenggelam di balik bukit Sanctuary. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut membawa keharuman rerumputan yang segar.
"Aku senang kita bisa berbicara," kata Seiya, memecah keheningan yang nyaman di antara mereka.
"Rasanya seperti kita sudah saling mengenal lebih lama dari yang sebenarnya."
(M/n) tersenyum, merasakan perasaan hangat menjalar di dadanya.
"Aku juga merasa begitu," katanya pelan.Seiya menoleh, menatap (m/n) dengan mata yang penuh kejujuran dan keterbukaan.
"Kau tahu, saat pertama kali melihatmu tadi ada sesuatu yang berbeda. Aku tidak tahu apa itu tapi... rasanya aku harus mengenalmu lebih baik."Jantung (m/n) berdetak lebih cepat mendengar pengakuan itu. (M/n) tidak tahu harus berkata apa, tapi tatapan mata Seiya membuatnta merasa bahwa dia merasakan hal yang sama. Ada sesuatu di antara mereka yang tak terucapkan, namun begitu kuat dan nyata.
(M/n) kembali menatap langit yang mulai berwarna jingga, merasakan ketenangan yang luar biasa. Di sampingnya, Seiya tampak menikmati momen tersebut dan di dalam hati (m/n), ia tahu bahwa pertemuan ini bukanlah kebetulan. Seiya telah mengubah dunianya hanya dengan satu tatapan, tatapan yang mungkin akan (m/n) ingat seumur hidupnya.
Dan di bawah langit sore itu, (m/n) tahu bahwa perasaannya terhadap Seiya baru saja dimulai. Cinta pada pandangan pertama? Mungkin. Tapi yang pasti ada sesuatu yang begitu kuat dan tulus di antara mereka, dan (m/n) siap untuk menemukan lebih banyak tentangnya.
Gimana nih? Next?
Untuk yang request malam ini, akan saya langsung buatin. Sisanya kapan kapan^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Saint [BL]
FantasyTransmigrasi kedalam novel? Game? Udah biasa. Tapi bagaimana jika transmigrasi kedalam anime old? Menjadi karakter yang tak pernah ada dan memikat para karakter penting sekaligus merubah genre ditemani oleh sistem minus akhlak Rasanya ah mantap "Ng...