Chapter 2 ini aga pendek ya,g sepanjang chapter 1 but,
Happy reading All
○○○••○○○"Sini duduk,kenalin gua Adara, Adara Antika Ramandini"
●●●●●●●Hari pertama Naura bersekolah di sekolah barunya,semuanya nampak baik dan menyenangkan. Ia sudah mendapat banyak teman dan bahkan sudah ada yang akrab seperti teman lama, Mungkin karna sifatnya yang memang social buterfly.
Seperti sekarang ia dan teman teman barunya tengah duduk di kantin di kala jam istirahat. Anak anak cewek yang berjumpah 4 orang itu nampak duduk di 4 sisi sebuah tempat duduk dengan meja persegi. Candaan dan tawa terdengar jelas walau masih dalam batas sopan.Ya,yang duduk di sana adalah Naura, Adara, Pipit,dan Queen. Mereka saling bertukar cerita, termasuk Naura yang merupakan murid baru dan pasti masih banyak hal yang ingin teman barunya ketahui tentangnya.
Namun, disisi lain Naura juga ingin tau lebih banyak soal Sekolah barunya.
"Eh, menurut kalian yang udah setaun sekolah di sini,gimana menurut kalian soal SMA Mega Kreasi?"Mendengar pertanyaan Naura, Queen dengan cepat merespon."kalo menurut gua si sekolah ini tu bagus, bagus banget malah. Kejuaran dan label sekolah Terbaik dah bukan hal baru Buat ni Sekolah, cuman ya ga cuman bagusnya aja si, ada jelaknya juga.ya ga?"
Pipit dan Adara yang mendengar penuturan Queen hanya mengangguk setuju.
Sedangkan Naura hanya terdiam sambil berfikir, apa kejelekan yang ada di SMA Mega Kreasi yang terkenal perfect di segala Aspek."Gue setuju banget! Sama si Queen"
Adara menyaut dengan semangat tanda setuju."Gua jadi makin penasaran ama ni sekolah, bisa ceritain ga hal-hal istimewa apa yang ada di SMA Mega kreasi."Naura menatap Excited ke ara teman-temanya dan di balas dengan anggukan semangat.
"Pasti dong Nau, kita bakal ceritain semua yang kita tahu soal SMA ini .pertama, biar gue yang cerita" Adara mulai menggeser kursinya sedikit lebih dekat dengan Naura,
"Jadi di Mega Kreasi itu, semuanya anak-anak orang kaya, lihat aja dari barang barang branded yang dipake hampir setiap murid, ga semua juga si ,karena selain anak anak orang kaya, ada juga beberapa anak Beasiswa yang pastinga pinter pake banget.Buat prestasi ma ga usah ditanya yang jelas, no 1 di Jakarta."
Naura hanya mengangguk-angguk saja, tapi yang di bilang sama si Adara ini emang sama, dengan yang di baca Naura di Internet.
"Oke kedengaranya fine fine aja tuh, terus kejelekan yang kalian maksud tu apa?"••••••
Disisi lain, nampak seorang siswa berjalan dengan langkah yang tergesa, Ia nampak membawa 3 buku Paket dan menggendong tas lumrahnya anak sekolah, pandanganya tak fokus dan terus menatap ke sana sini seperti tengah mencari sesuatu
Dia terus berjalan dengan agak cepat, sampai terdengar helaan nafas lega saat ia sampai di kantin sekolah, Namun baru saja 2 langkah ia ambil, hal yang paling ia hindari akhirnya terjadi.
Klak!
Brak!!Kakinya sengaja disandung dan membuatnya terjatuh,tertimpa buku bawaanya sendiri. Pelakunya adalah anak-anak berjaket jeans berlogo yang kini tengah menatapnya remeh setelah melihatnya jatuh terduduk.
"Hehe lihat si kutu buku dateng, mana siniin buku tugas kimia lo! gua belom ngerjain PRnya Bu Indri ,sini kasih bukunya?"
Salah satu dari lima anak berjaket seragam itu menundukan badanya hingga setara dengan sang korban sambil memegang kerah siswa itu. Siswa tadi hanya menunduk takut sembari memeluk tas nya erat, enggan memberikan apa yang mereka mau.BRAK!!
kini gebrakan meja terdengar dan menarik seluruh atensi di kantin itu, Termasuk Naura dan teman- temanya.
Adara, Queen, dan Pipit yang melihat itu, hanya diam tak betkutik, mungkin itu adalah pemandangan biasa yang akan ditemui di SMA ini. Namun tidak bagi Naura si anak baru. Ia mulai bangkit dan hendak menuju ke sumbet kericuhan. Namun sebeleum beranjak, tanganya dioegang kuat oleh Pipit disertai dengan gelengan keras.seakan melarangnya untuk kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
||MAGIC 5 (Our Destiny)||
Teen Fictioncerita ini beda dari aslinya yaa,dengan kata lain ini versi akuu😁 Naura gadis Cantik dengan kemampuan istimewa yaitu dapat mendengar suara hati orang lain, yang mungkin akan dianggap luar biasa bagi orang lain. Namun, Naura tak pernah berharap memp...