Apakah ini perasaan jatuh cinta?

91 15 2
                                    

"K-kenapa..."

Moona berjalan pulang seperti biasanya. Tapi kali ini ada yang mengganjal pikirannya.

"KENAPA AKU TIDAK BISA BERHENTI MEMIKIRKAN DIA SIH?!!" Moona berteriak sambil memberantaki rambutnya sendiri, menarik perhatian orang-orang disekitarnya.

Menyadari tindakannya, Moona berusaha untuk bersikap normal lalu kembali berjalan sambil menahan malu.

"Haduh.. Kenapa aku teriak segala sih?" Batinnya

Lalu Reine merangkulnya dan mengejutkannya.

"Kamu kenapa teriak Moon?"

Tanpa basa-basi, Moona memegang tangan Reine yang merangkulnya. Lalu ia langsung mengangkatnya dan membanting tubuh Reine ke tanah.

"ADUH!!"

Tentu tindakannya membuat terkejut orang-orang yang melihat itu. Tapi sepertinya Reine menganggap tindakan itu sebagai tindakan biasa.

Moona memang biasa membanting Reine jika ia sedang benar-benar kesal. Reine sendiri sudah pasrah sejak dulu dengan Moona yang selalu membanting dirinya jika suasana hati Moona sedang dalam kondisi yang buruk. Tidak peduli siapa yang membuatnya kesal, Moona pasti melampiaskan seluruh amarahnya ke Reine.

Untungnya, Reine sudah mengikuti ekskul bela diri sejak SD sampai sekarang. Jadi ia sudah terbiasa di banting seperti itu.

Reine pun bangun sambil mengelus punggungnya. Walau sudah biasa, Reine tetap kesal dengan tindakan Moona itu.

"Aduh.. Kenapa sih Moon?! Nanti aku bilangin ke Anya loh!!"
"Silahkan aja"
"Tch.."

Moona tau kalau Reine tidak mungkin melakukannya. Karena jika ia melaporkannya kepada Anya, Anya pasti akan menyuruh Reine untuk menjauhi Moona. Reine tidak bisa menjauhi Moona, karena mau bagaimanapun, Moona adalah sahabatnya sejak duduk di bangku SD.

Lalu Reine berdiri dan berjalan pulang bersama Moona.

"Gak pulang sama Anya?" Tanya Moona
"Dia kerja kelompok hari ini"
"Ohh"

"Btw, tadi kamu teriak kesel begitu. Memangnya kamu lagi mikirin siapa?"
"Eng-enggak, bukan apa-apa"

Lalu Reine nampak menunjukkan wajah smug nya.
"Hm~? Lagi mikirin Iofi ya??" Goda Reine

"HAH?! DARIMANA KAU TAU?!!"

Mereka berdua terdiam, lalu Moona pun menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.

"M-maksudku, darimana kau tau nama cewek pendek itu?"
"Hah? Jadi kau sudah tau dia namanya Iofi ya?"
"Jawab dulu pertanyaanku, darimana kau tau nama cewek pendek itu?"

"Tadi aku melihatnya dia masuk ke kelas 11-8, jadi aku menanyai murid di kelas 11-8 dan ternyata dia murid baru di kelas itu"
"Iya, aku juga tau kalau dia murid baru di kelas 11-8"

Mereka kembali terdiam, lagi-lagi tanpa sadar Moona mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan.

"Hah? Kau sudah tau juga? Apa jangan-jangan... Kamu kenalan sama dia~?" Reine mulai menggoda Moona lagi.

"Cuma gak sengaja ketemu" Ucap Moona dingin
"Ihh~! Wajah kamu merah, kamu jatuh cinta ya?" Tanya Reine sambil merangkul Moona

"Mau aku banting lagi kamu?" Tanya Moona sambil melirik kesal Reine
"E-eh, enggak, jangan dong hehe" Reine pun melepaskan rangkulannya agar tidak dibanting lagi oleh Moona.

***

Malam harinya, Moona bersantai di sofa di ruang depan. Ia juga menyalakan TV, tapi hanya untuk sekedar membuat suasana tidak terlalu sepi. TV menayangkan drama romantis, sementara Moona tidak menontonnya dan hanya bermain dengan ponselnya.

Aku Takkan Pernah Melepaskan Mu - IoMoon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang