Mencoba mendekati

86 18 2
                                    

Moona sudah punya kontak Iofi di ponselnya. Ia pun sudah sedikit mengobrol dengannya.

Sementara Iofi terkejut karena Moona tiba-tiba mempunyai kontaknya. Namun disisi lain, ia senang karena murid populer itu sepertinya ingin berteman dengannya.

Setiap hari Moona pasti mengobrol dengan Iofi, ia sudah mengobrol banyak topik dengan Iofi untuk mengetahui apa yang Iofi suka.

Moona pun sudah merasa semakin dekat dengan Iofi, namun ini masih sebatas chat saja. Ia ingin mendekati orangnya secara langsung.

***

Suatu hari, Moona pergi ke kelas 11-8 untuk menemui Iofi. Kebetulan Iofi baru saja keluar dari kelasnya.

Moona memang gugup, namun ia tetap berusaha untuk berani dan pede untuk mengajak Iofi.

"Hai Iofi" Sapa Moona
"Eh, ada apa Moona?"
"Mau istirahat bareng?"

"Hah? Kamu ngajak??"
"Iya, kenapa? Kamu udah ada temen istirahat?"
"B-belum sih.."
"Yasudah, ayo sama aku. Aku juga gak ada temen istirahat kok"

"B-boleh?"
"Iya, boleh lah. Kalau gak boleh, aku gak akan ngajak"
"Iya juga ya.."

Dan pada akhirnya Iofi menerima ajakan Moona. Murid lain yang melihat Iofi berjalan dengan Moona tentu rata-rata iri. Iofi baru bersekolah disana beberapa bulan dan bisa dibilang masih murid baru, tapi ia nampak sudah dekat dengan Moona.

Mereka berdua membeli makanan yang sama, mie ayam dan air mineral.

Merekapun saling mengobrol sambil makan.

"Kamu memang selalu sendirian ya?" Tanya Iofi
"Aku punya sahabat dari SD disini, aku selalu istirahat berdua sama dia. Tapi dia punya pacar sekarang dan terlalu sibuk nge bucin"

"Ohh, aku kira kau punya banyak teman"
"Apa yang membuat mu berpikir kalau aku punya banyak teman?"

"Y-ya.. Kau itu cantik dan murid populer. Bukannya murid populer itu biasanya punya semacam geng atau circle?"
"Tidak, aku ini sebenarnya tidak terlalu suka bersosialisasi dengan orang banyak. Kau tau Iofi? Kau adalah orang yang beruntung karena aku ingin mengajakmu berteman"

Iofi yang saat itu sedang minum terkejut dan langsung tersedak.

"Uhuk! Uhuk!!"
"E-eh?" Moona tentu terkejut dan bingung dengan Iofi yang tiba-tiba tersedak seperti itu.

Iofi akhirnya tenang setelah beberapa saat berlalu.

"K-kamu seriusan mau ngajak aku temenan?" Tanya Iofi tak percaya

"Iya lah, kenapa emangnya? Salah ya?"
"B-bukan begitu.." Iofi tertunduk dan diam, Moona pun semakin bingung.

"Iofi...?" Moona mencoba memanggilnya pelan.

Lalu Iofi berdiri.
"Maaf ya Moona, aku mau ke toilet bentar. Keberatan gak kalau kamu nungguin disini?"
"Enggak kok, aku akan nungguin"
"Oke, jangan tinggalin aku ya" Iofi pun pergi ke toilet

Melihat tingkah dan ucapan Iofi, sepertinya Moona mengerti kenapa Iofi begitu terkejut saat ia mengajaknya untuk berteman.

Lalu ia tertawa kecil, ia merasa mendekati Iofi adalah hal yang tepat dan mungkin saja bisa mengubah hidup Iofi maupun dirinya.

Iofi akhirnya kembali setelah beberapa menit berlalu.

"Huft.. Aku senang kau masih menunggu"
"Tentu saja, aku ini orang yang setia kok"

Lalu merek berdua lanjut makan. Mereka kembali mengobrol setelah makanan mereka habis.

"Oh iya, bolehkah aku bermain di rumahmu kapan-kapan?" Tanya Moona
"E-eh, soal itu.."

Aku Takkan Pernah Melepaskan Mu - IoMoon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang