three

11 1 0
                                    

Flashback of

- June, 14, 1980/Hyde Park/London city.

Di Hyde Park, seolah waktu berjalan lebih lambat. Pada pagi hari, kabut tipis masih menggantung di atas danau, menciptakan bayangan samar pepohonan yang sudah berabad-abad menjadi saksi kehidupan London. Orang-orang berlari-lari kecil, berpakaian olahraga, menikmati udara dingin musim gugur. Di bangku-bangku taman, para lansia duduk dengan syal melilit leher, membaca koran atau sekadar menikmati teh hangat dari termos kecil.

Awan kelabu bergerak pelan, mengiringi angin yang lembut menyapu dedaunan musim gugur. Di antara hamparan rumput hijau yang terbentang, Patricia, gadis kecil berusia sepuluh tahun dengan rambut yang berayun mengikuti langkahnya, berlari bebas. Tawanya melengking, memecah kesunyian taman yang sepi, seakan dia adalah satu-satunya nyawa yang menghidupkan tempat itu.

Di kejauhan, ayahnya, Archena, duduk diam di bangku taman, memandangi putrinya dengan tatapan lembut. Di sampingnya, berdiri seorang pemuda. Tinggi, kurus, dan tegap namun, dengan sorot mata yang dingin dan penuh keyakinan. Jona, delapan belas tahun, hadir bukan sebagai penonton biasa, tapi sebagai pelindung yang telah dipilih.

Patricia berlari menghampiri ayahnya ketika dipanggil, napasnya tersengal kecil, pipinya kemerahan. Dengan mata berbinar, ia menatap Jona yang berdiri kaku di dekat ayahnya. Tanpa rasa takut, hanya penuh rasa ingin tahu.

Archena berucap suaranya tenang namun berwibawa.

"Patricia, kenalkan, ini Jona. Mulai hari ini, dia akan selalu bersamamu."

Patricia memiringkan kepala, memperhatikan Jona dengan mata lebar. Ada keheningan sejenak di antara mereka, sebelum Patricia tersenyum lebar, senyum polos seorang anak kecil yang belum mengenal kerumitan dunia.

Patricia dengan suara ceria dan polosnya bertanya.

"Dia temanku, kan, Papa?"

Archena tersenyum kecil, sementara Jona tetap berdiri tegap, tatapannya tetap tenang namun penuh beban.

Archena berucap lagi dengan lembut, namun tegas.

"Lebih dari sekadar teman, sayang. Dia akan menjagamu, selalu."

Patricia, tanpa berpikir dua kali, maju dan meraih ujung jaket Jona yang tergantung longgar di tubuhnya. Tindakannya sederhana, tetapi penuh makna. Dia menatap Jona dengan penuh antusias.

Patricia tertawa kecil

"Kalau begitu, kau harus ikut main denganku, ya! Kau harus jadi temanku juga!"

Jona menatapnya sejenak, kebingungan melintas sekilas di wajahnya. Namun, perlahan ia mengangguk. Ada sesuatu tentang keceriaan gadis kecil ini yang tak bisa ditolak.

"Aku akan ada di sini, kapan pun kau membutuhkan."

Patricia, gadis itu tertawa sambil menarik lengan Jona.

"Yeay! Kita bisa main sekarang, kan?"

Archena menatap keduanya dengan tatapan penuh makna. Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pertemanan yang akan terbentuk di antara mereka.

Echoes of LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang