35

1.1K 99 6
                                    

Zayn tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan.

Satu-satunya hal yang dia ingat hanyalah kejadian yang dialaminya sebelum pingsan. Dimana sekelompok alpha yang pernah bermasalah dengannya tiba-tiba mendatanginya dan mengkeroyoknya.

Sial, jika saja tenaganya tidak terkuras banyak saat dia bertarung dengan Zayden lebih dahulu maka kemungkinan besar dia tidak akan mengalami kekalahan yang menyedihkan ini.

Zayn mengernyitkan dahinya, membuka kelopak matanya dan menatap langit malam yang hitam dipenuhi bintang bertaburan.

Oh, dia masih terbaring di tanah gang.

Mungkinkah ini karena beberapa orang alpha itu telah meninggalkannya setelah puas memukulinya?

"Akhirnya kamu mengangkat teleponku," ucap seseorang tidak jauh dari Zayn secara tiba-tiba.

Zayn agak terhenyak ketika mendengar suara halus milik seorang laki-laki yang tiba-tiba bicara itu. Matanya dengan lekat menatap punggung ramping orang yang sedang menelpon tersebut.

"Datanglah kek gang sembilan, aku di sini hampir mati diperkosa oleh beberapa alpha."

"..."

Zayn tidak berhasil mendengar jawaban apa yang diberikan lawan bicara si pria yang menelpon itu.

"Khekhe, sayang sekali aku tidak bisa menikmatinya."

Zayn mencoba bangkit duduk dengan ringisan pelan karena rasa sakit dan nyeri di tubuhnya.

Mata Zayn terpaku ketika melihat kaki si pria ramping itu tampak seperti sedang menginjak sesuatu.

"Mengapa kamu masih banyak bertanya? Bukankah sudah jelas apa yang tidak bisa membuatku puas adalah barang para alpha itu sangat kecil."

"Ukh!" erangan sakit dari seseorang yang terbaring dengan selangkangan yang terinjak keras oleh Ryuu membuat Zayn yang melihat dari belakang tersadar dan sedikit turut meringis ngilu.

"Jangan banyak bicara, kamu membuatku bosan, cepat datang saja ke sini dan jemput aku."

Ryuu terkekeh sinis. "Jika kamu tidak segera ke sini jangan menyesal jika kamu tidak akan bisa melihatku untuk yang terakhir kalinya," tuturnya lalu menutup telepon secara sepihak.

Segera Ryuu berbalik dan hal itu membuat Zayn yang sedang menatapnya sedikit terkejut.

"Ternyata sudah bangun, yahh jika begitu aku tidak khawatir kamu akan mati dengan menyedihkan," ungkap Ryuu seraya berjalan mendekat.

Zayn tidak bisa berkata-kata. Matanya menatap awas kepada Ryuu yang mendekat lalu dengan panik menatap sekitarnya dimana para alpha yang sebelumnya memukulinya sedang terkapar tak berdaya.

"Ini... Tidak mungkin kan kamu yang melakukannya?"

Zayn menatap Ryuu yanh sedang berkedip polos namun memiliki senyum licik di bibirnya.

"..."

Zayn yang melihat senyum itu sontak merasa merinding.

Bagaimana mungkin pria kecil yang tampak rapuh mampu melakukan hal semengerikan ini?!

-

"Terimakasih sudah datang adikku yang manis, kakak tahu kamu tidak akan mampu mengabaikan aku dengan mudah."

Ryuu tersenyum manis begitu masuk ke dalam mobil mewah yang dibawa Rune untuk menjemputnya.

Zayn yang berada di kursi penumpang belakang agak sedikit terkejut ketika melihat kedua wajah yang hampir sama di depannya.

Mereka...,

Apakah mereka saudara kembar!

Zayn melirik sosok yang berada di kursi kemudi, memperhatikannya dengan seksama dan melihat ternyata meski sekilas keduanya hampir terlihat mirip di wajah, mereka tetap terlihat agak berbeda juga.

"Bajingan, jika aku tahu kamu menipuku aku tidak akan datang untuk menjemputmu!"

Rune marah, wajahnya gelap dan suram ketika ia menatap Ryuu yang tampak santai duduk seraya memperhatikan kuku kuku jarinya yang masih terlihat cantik setelah memukul beberapa orang.

"Kamu adik yang baik, kakak akan mentraktirmu daging sapi besok."

"Cih!"

"Bagaimana dengan daging kambing yang ditambahkan?"

"Tepati janjimu, besok akan aku tagih."

Ryuu terkekeh puas. Dia mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut Rune dan membuat si empu mendesis seperti kucing hitam yang sensitif.

"Jangan sentuh aku!"

"Anak baik."

"Cih! Cih!"

Zayn yang memperhatikan interaksi mereka dari belakang tidak tahu harus berkata apa.

Sepertinya sepasang saudara ini memiliki interaksi yang buruk namun tidak terasa sangat buruk juga.

"Aku tidak tahu kamu memiliki mobil mewah seperti ini, sejak kapan kamu memiliki ini?"

Rune sudah menjalankan mobilnya. Dia tidak menjawab pertanyaan Ryuu dan lebih memilih diam seolah sedang fokus memgemudi dengan ekspresi merajuk.

"Ck, sulit sekali berinteraksi dengan kucing satu ini."

"Siapa yang kamu sebut kucing?! Dasar rubah!"

"Hah, lihat bukankah kamu juga menganggapnya sebagai kucing yang galak?" Ryuu bertanya sambil melirik Zayn yang kikuk di belakang.

"Aku tidak galak sialan?! Kamu! Kamu mau aku menjerumuskan mobil ini ke jurang dan membuat kita mati bersama, huh?!"

Zayn berkedip melirik Rune yang tampak berapi-api lalu beralih melirik Ryuu yang tersenyum santai seolah tidak takut.

"Aku hanya bertanya mobil milik siapa ini, milikmu atau bukan, apa salahnya pertanyaanku? Mengapa kamu terlalu sensitif?!"

"Bangsat aku tidak sensitif!!"

Ryuu memutar matanya. "Kamu tidak sadar diri, seharusnya kamu lihat dirimu dan lihat betapa buruknya emosi kamu."

Rune menggenggam kemudi dengan erat sampai buku-buku tangannya memutih.

"Ah atau jangan-jangan--"

"Berhenti berasumsi buruk! Aku akan benar-benar marah jika sekali lagi kamu membuka mulut!"

Pada saat itu Ryuu hanya bisa tertawa nista namun tetap menurut untuk diam dan membiarkan adiknya fokus mengemudi.

Sedangkan Zayn yang berada di tengah-tengah dua bersaudara itu hanya bisa pasrah dan diam.

Lebih baik Zayn mengikuti kedua bersaudara ini untuk sementara waktu.

---
Tbc

---Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crazy Accident [BL] (ABO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang