15

1.6K 137 12
                                    

Zayn tidak bisa menahan tatapan keluhan miliknya menuju kepada Zayden yang sedang berdiri memunggunginya.

Dengan cemberut, Zayn mengelus pipinya yang terasa sedikit berat dan panas akibat pukulan yang diterimanya secara tiba-tiba dari Zayden, kakaknya yang konyol!

"Tuan muda apakah Anda merasa kesakitan lagi?"

Zayn beralih menatap Julian dengan kedua alis yang bertaut. Jika saja Julian tidak tepat waktu datang dan menarik Zayden untuk beranjak darinya akankah Zayn akan mati mengenaskan?

Memikirkannya lagi, Zayn kembali memiliki perasaan kesal luar biasa terhadap kakaknya yang begitu kejam.

"Satu-satunya yang sakit adalah mental tuanmu! Mengapa dia terus mengincarku dan memukulku? Masihkah dia dendam terhadapku karena Zella?! Hah, tidak masuk akal!"

Zayn penuh dengan keluhan dan banyak bicara.

Julian yang statusnya hanya sebagai seorang pelayan tidak bisa berkata banyak. Dia sendiri juga masih merasa syok dengan pemandangan Zayden yang memukuli adiknya sendiri sebrutal tadi.

"Tolong maafkan tuan muda Zayden, seperti yang saya katakan tuan muda Zayden saat ini sedang tidak sehat."

Zayn mencibir. Tidak sehat katanya? Yang benar saja! Zayden bahkan terasa sangat bertenaga ketika memukulinya!

Mengabaikan cibiran serta keluhan Zayn, Zayden memilih untuk fokus kepada seorang omega yang masih duduk di ranjang pesakitan, menatapnya dengan mata tercengang yang sangat menawan.

Sebenarnya Zayden ingin sekali bicara, hanya saja ketika melihat wajah lembut milik omega itu, hatinya terasa tenggelam di dalam perasaan tak berdaya yang sulit dia pahami.

"Tuan?"

Hael merasa kehilangan kendali atas mulutnya sendiri dan mulai nekat untuk sekedar memanggil Zayden dengan nada lemah. Omega kecil yang malang sedang sedikit ketakutan. Dia tak henti menelisik ekspresi wajah alpha di hadapannya yang tidak menampilkan raut senang atau tidak senang.

"Apa... Apakah kamu baik-baik saja?" Hael sedikit tegang karena takut dipukul secara tiba-tiba sebagaimana Zayn dipukuli barusan.

Dalam jarak dekat, Hael dapat merasakan aroma feromon milik alpha ini yang agak terasa sedikit emosional entah karena apa.

"Apakah kamu yakin bertanya itu padanya?!"

Belum sempat Zayden menjawab pertanyaan Hael, Zayn sudah lebih dahulu menyela dengan kesal.

"Disini aku lah yang dipukulinya sampai mau mati, pantaskah kamu bertanya pertanyaan itu kepadanya? Karena yang seharusnya kamu tanya adalah aku!"

Julian meringis menatap Zayn dengan tatapan bersalah. Sebagai seorang pelayan pribadi Zayden yang telah melayaninya sejak lama, tentu dia tahu bahwa untuk saat ini Zayden sedang berada dalam kondisi rawan yang artinya tidak bisa diganggu gugat.

Tapi, coba lihat bagaimana Zayn malah dengan berani menantang Zayden yang telah mengeluarkan aura membunuh yang begitu pekat.

"Ah!"

Hael yang berada di radius dekat Zayden agak terpengaruh. Omega itu diam-diam berkeringat dingin dan sedikit merinding ketika merasakan feromon emosional Zayden berubah menjadi feromon menindas yang kuat.

Merasakan hawa penindasan Zayden, Zayn merasa seperti kucing galak yang terinjak ekornya dan hendak melawan dengan keras kepala.

"Kamu mau bertarung lagi denganku?! Ayo kemari dan akan ku layani kamu dengan baik!"

Dalam kondisi siap tentu saja keadaan mereka akan menjadi sepadan. Tidak seperti tadi ketika Zayden menyerang secara diam-diam.

Zayden melirik Hael yang sedikit gelisah ditempatnya karena pengaruh feromon dua alpha yang bersaing.

Menarik nafas panjang, Zayden mencoba menahan diri dan lebih memikirkan sosok omega yang terganggu.

"Bawa dia keluar!"

"Hey!"

Julian yang diberi perintah sontak menegak dan dengan sigap melaksanakannya.

"Kamu mengusirku?! Betapa kejamnya kamu! Hey lepaskan aku Julian! Lepaskan biar aku pukul dia sekali saja!"

Julian sedikit kewalahan sebenarnya, tapi penindasan Zayden ternyata berhasil memberinya sedikit kekuatan untuk menarik alpha muda seperti Zayn menjauh dari ruang rawat tempat mereka berada.

Detik berikutnya, suara ocehan Zayn telah menghilang. Julian sudah menariknya keluar dari ruangan rawat meninggalkan Zayden dan Hael berdua.

Untuk sejenak, Zayden tidak tahu apa yang harus dia katakan. Memandang wajah kurus omega dihadapannya, hatinya bergetar gatal.

"Aku sudah mendengar semuanya," kata Zayden pada akhirnya.

Alpha itu mengulurkan tangan, meraih tangan yang lebih kecil untuk digenggamnya erat namun tidak menyakiti.

"Aku rasa, kita perlu bicara."

Pertama-tama setidaknya Zayden harus meyakinkan omega ini bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ya, semuanya akan berjalan lancar.

-

Tak!

Disisi lain, jauh dari tempat Zayden dan Hael berada, sebuah botol berisikan pil dilempar ke lantai hampir mengenai kaki seseorang yang sedang berdiri kaku.

"Pil pemicu dan bukan penekan."

Asael tertunduk, menyimpan tangannya di belakang tubuh diam-diam gemetar hebat.

"Aku sudah mendengar semua ceritanya, apa kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan padaku?"

Mata tajam itu menyorot penuh kepada Asael. Dominasinya teramat kuat menandakan bahwa dia bukan orang sembarangan secara jelas.

"..."

Tidak ada jawaban dari Asael yang mana membuat orang yang merupakan alpha itu sedikit berdecak karena kesal.

Bangkit dari duduknya, alpha yang tidak lain adalah suami Asael bangkit dari kursi kebesarannya, berjalan melewati meja kerja untuk mendekati pasangan nikah omeganya yang mencoba menutupi ketakutannya sendiri.

"Apakah kamu masih mencoba bermain-main denganku setelah aku memperingatkanmu, hm?"

Dagu Asael dicengkeram dengan erat. Alpha itu memaksanya untuk mendongak ke atas.

"Asael, apakah kamu tahu apa yang akan terjadi jika kamu masih suka bermain-main denganku seperti ini?"

"Ak-aku tidak bermain, aku... Aku..."

Alpha menaikan sebelah alisnya, "kamu apa? Coba katakan kepadaku dengan sejujurnya, apakah kamu sengaja meminum obat pemicu heat dengan sengaja dan pergi kepada kekasih bodohmu itu untuk ditidurinya?!"

Feromon marah yang gelap perlahan menyebar.

"Kamu benar-benar menyedihkan!"

Melempar Asael hingga terjatuh ke lantai tanpa perasaan. Alpha itu kemudian mengibaskan tangannya yang baru saja dia gunakan untuk memegang Asael dengan jijik seolah dia baru saja memegang kotoran.

"Aku akan melewatkan yang ini dan tidak ada lagi lain kali."

Alpha itu acuh tak acuh, berjalan dengan aura dingin melewati Asael yang malang sendirian hampir tercekik oleh feromon kemarahannya.

Menyedihkan!

---
Tbc

Crazy Accident [BL] (ABO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang