4

190 65 4
                                    

°•🪷•°

Di kelas kimia, siswa sedang mempraktekkan membuat cairan yang sangat berbahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kelas kimia, siswa sedang mempraktekkan membuat cairan yang sangat berbahaya. Guru mereka, Profesor Win, mengingatkan semua siswa untuk berhati-hati karena cairan ini bisa menyebabkan kulit melepuh jika terkena tangan.

"Baiklah, anak-anak," kata Profesor Win, "hari ini kita akan mempraktekkan pembuatan cairan yang sangat berbahaya. Cairan ini memiliki sifat korosif yang kuat dan dapat menyebabkan kulit melepuh jika terkena. Jadi, pastikan kalian sangat berhati-hati."

Irin yang duduk di barisan depan, mengangkat tangan. "Profesor, seberapa berbahaya cairan ini sebenarnya?"

Profesor Win mengangguk, "Cairan ini mengandung bahan kimia yang bereaksi sangat cepat dengan jaringan kulit. Jika terkena tangan, bisa menyebabkan luka bakar yang serius. Oleh karena itu, kalian harus menggunakan sarung tangan dan kacamata pelindung setiap saat."

Noey yang duduk di sebelah irin, bertanya dengan nada khawatir, "Apakah ada cara untuk mengobati luka jika terkena cairan ini, Profesor?"

Profesor Win menjawab dengan tegas, "Jika terkena, segera bilas dengan air mengalir selama minimal 15 menit dan laporkan kepada saya atau perawat sekolah. Jangan mencoba mengobatinya sendiri. Kita memiliki peralatan darurat di sini, tetapi pencegahan adalah yang terbaik."

Irin kembali bertanya, "Kenapa cairan ini bereaksi begitu kuat, Profesor?"

Profesor Win menjelaskan, "Cairan ini mengandung asam kuat yang dapat merusak protein dan jaringan sel. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita harus sangat berhati-hati. Ingat, keselamatan adalah prioritas utama kita."

Noey mengangguk, "Baik, Pak. Kami akan sangat berhati-hati."

Irin dan Noey, yang duduk di barisan depan, mulai bekerja sama dengan hati-hati. Mereka mengenakan sarung tangan dan kacamata pelindung, mengikuti instruksi yang diberikan oleh Profesor Win. Kemudian Noey menuangkan 50 ml air suling ke dalam gelas ukur. Dengan hati-hati, Noey mengambil pipet tetes dan mulai menambahkan 10 ml asam sulfat pekat ke dalam air suling, sedikit demi sedikit. Irin mengaduk larutan tersebut dengan batang pengaduk kaca, memastikan semuanya tercampur dengan baik.

Sementara itu, Irin mengambil 5 gram natrium hidroksida dan melarutkannya dalam 50 ml air suling. Irin mengaduk larutan tersebut hingga natrium hidroksida benar-benar larut. Noey dan Irin berdiri berdampingan, siap untuk langkah berikutnya. Noey mulai menuangkan larutan natrium hidroksida ke dalam larutan asam sulfat, sedikit demi sedikit. Irin terus mengaduk campuran tersebut dengan hati-hati. Mereka bisa merasakan panas yang dihasilkan dari reaksi tersebut.

Saat Noey sedang menuangkan sisa larutan natrium hidroksida, Noey tidak sengaja menyenggol botol cairan itu. Sedikit cairan tumpah ke tangannya dan juga mengenai tangan Irin yang berada di sebelahnya. Noey seketika merasakan panas yang luar biasa di tangannya. Kulitnya mulai melepuh dan Noey menahan rasa sakitnya. Sementara itu, Irin melihat tangannya yang terkena sedikit cairan, tetapi Irin tidak merasakan apa-apa. Kulitnya tetap utuh tanpa ada tanda-tanda luka.

Profesor Win segera menghampiri mereka dan membawa Noey ke ruang kesehatan. Irin mengikuti dengan cemas. Di ruang kesehatan, perawat sekolah segera merawat tangan Noey yang melepuh. Irin, yang merasa bersalah, bertanya kepada perawat mengapa ia tidak terluka.

Perawat itu menjelaskan bahwa cairan tersebut bereaksi berbeda pada manusia dan vampire. "Kulit vampire lebih sensitif terhadap bahan kimia tertentu," katanya. "Itulah mengapa Noey terluka sementara kamu tidak."

ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Di sudut kelas, Freen memperhatikan semua kejadian itu dengan seksama. Ketika semua perhatian tertuju pada Noey dan Irin, Freen diam-diam mendekati meja mereka. Dengan hati-hati, Freen mengambil salah satu botol cairan yang tersisa. Perempuan itu menyembunyikannya di dalam sakunya, berusaha untuk tidak menarik perhatian. Freen merasa ada sesuatu yang aneh dengan kejadian ini dan ingin menyelidikinya lebih lanjut.

Freen segera menuju laboratorium kecil yang berada di sekolah. Perempuan itu menyiapkan peralatan dan mulai menganalisis cairan tersebut. Freen menggunakan mikroskop dan berbagai reagen kimia untuk memeriksa komposisi cairan itu. Freen mencatat setiap reaksi yang terjadi saat cairan tersebut dicampur dengan berbagai bahan. Freen menemukan bahwa cairan itu mengandung senyawa yang sangat reaktif terhadap sel-sel vampire. Senyawa ini tidak hanya menyebabkan luka bakar, tetapi juga merusak jaringan sel secara mendalam.

Hembusan napas terdengar, Freen tidak mengerti situasi. Perempuan itu segera membereskan segalanya, lalu berjalan menuju kearah jendela. Namun tiba-tiba kedua mata hitam itu menangkap sosok yang tengah berada sendirian di bawah pohon, seolah sedang tertidur. Freen segera keluar dari ruangan, berlari menuju taman belakang sekolah. Gadis itu, entah kenapa Freen ingin bertanya kepada gadis yang bernama Rebecca itu. Seakan-akan gadis itu bisa menemukan jawaban yang berada dalam benaknya.

Napas Freen tersengal-sengal, menangkap sosok gadis yang memiliki kulit pucat dan rambut berwarna silver. Freen mendekati Rebecca dengan hati-hati, memastikan tidak membuat suara yang bisa membangunkan gadis itu. Freen memperhatikan bahwa Rebecca tampak damai, gadis itu tidak memancarkan aura yang mencengkram lagi. Rebecca terkadang tampak seorang manusia bagi Freen, namun kedua mata yang berwarna merah gelap pekat itu tidak mencerminkan seorang manusia.

Freen merasa lidahnya kelu. "Reb... Rebecca," panggilnya terbata-bata.

Kedua mata yang terpejam, perlahan-lahan terbuka, menampilkan warna khas. Kepala Rebecca menoleh, mendapati Freen yang berjongkok di sampingnya. Alis Rebecca seketika bertaut, indra penciuman gadis itu mendapati ada bau senyawa kimia. Tangan kanan Rebecca tiba-tiba terangkat terulur kearah Freen yang mendadak mematung di tempat, jemari itu bergerak masuk kedalam saku Freen.

Rebecca mengeluarkan botol cairan tersebut dari saku Freen, "Apa ini?" tanyanya sembari membolak-balikkan botol cairan itu.

Freen terkejut namun berusaha tetap tenang. "Itu adalah cairan yang bisa melepuhkan kulit jika terkena, Profesor Win yang menyuruh siswa untuk membuat cairan ini."

Rebecca menatap botol itu sejenak, lalu kembali menatap Freen. Gadis itu membuka tutup botol cairan tersebut, kemudian meraih salah satu tangan Freen. Mengaitkan jemari-jemari milik Rebecca ke milik Freen yang tampak kebingungan, tidak berlangsung lama, Rebecca langsung menuangkan cairan itu di tangan Freen dan Rebecca yang mengait. Kedua mata Freen membulat tidak percaya, perempuan itu melihat reaksi yang hampir sama. Namun tidak separah Noey, kulit Rebecca mulai melepuh tapi hanya sedikit. Berbeda dengannya, Freen sama sekali tidak terluka.

Lagi, Freen dikejutkan ketika perlahan kulit Rebecca kembali seperti semula. Regenerasi, proses pemulihan. Kedua mata Freen mengerjap-ngerjap, bahkan ketika Rebecca berjalan pergi, Freen masih menatap tidak percaya. Vampire memang memiliki kemampuan untuk Regenerasi, namun milik Rebecca lebih cepat dari Vampire umumnya. Bahkan Freen sempat melihat Noey ketika terkena cairan itu, yang dimana proses Regenerasi milik Noey seolah terhambat. Freen tersadar dari lamunannya, memperhatikan telapak tangannya yang sama sekali tidak terkena dampak apa-apa. Dengan cepat Freen menggelengkan kepalanya ketika bayangan tangannya mengait di tangan Rebecca, terasa sangat dingin.

⋆。˚୨ To Be Continue ୧˚。⋆

⋆。˚୨ To Be Continue ୧˚。⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➤➤➤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang