Bab 4

115 15 2
                                    

Malam mulai merayap di Beijing, dan lampu-lampu jalanan menyala, menerangi kota yang tak pernah tidur. Di rumah keluarga He, suasana terasa nyaman dan hangat. 

Rumah besar modern dengan sentuhan elegan, mencerminkan status keluarga He yang merupakan kalangan berada di Beijing. Di lantai dua, di kamar He Yu, terdengar tawa ringan dari dua sahabat yang telah mengenal satu sama lain semenjak masa SMP.

Ming Hao duduk bersila di atas tempat tidur, mengenakan piyama sederhana yang diambil langsung dari lemari He Yu. 

Sementara itu, He Yu sendiri duduk di kursi dekat meja belajar, dengan ekspresi santai namun penuh perhatian ke arah Ming Hao. Mereka berdua baru saja selesai makan malam bersama keluarga He dan kini menikmati waktu bersantai.

"Ge, kalo dihitung udah berapa kali ya aku nginep di rumah mu? Rasanya setiap bulan pasti ada aja momen yang membuat ku terus kembali rumah ini," ucap Ming Hao sambil tertawa kecil, mengambil bantal dan memeluknya erat.

He Yu mengangguk mengiyakan, sudut bibirnya naik dua senti. 

"Sepertinya, sejak kamu tahu cara kabur dari rumah, rumahku menjadi markas pelarianmu, Xiao Hao."

Ming Hao tertawa lebih keras mendengar itu, kemudian ia mengangkat alisnya jahil. 

"Tapi kan dirimu juga senang kalo aku di sini, ge... ya kan? 

Just admid it, if there no me here in this big house, this place would be empty."

He Yu mengangkat bahu dan tertawa pelan. 

"Yeah, ada benarnya juga, sih ucapan mu. Kalo nggak ada bocah rewel kayak kamu, siapa yang bakal menghibur ku setiap hari? Cuma dirimu yang bisa bikin hari-hariku gak pernah membosankan."

Mereka berdua saling bertukar senyum hangat, dan di saat itu, ponsel Ming Hao berbunyi. Ia mengambilnya dari meja di samping tempat tidur dan melihat pesan dari Xin Er. 

Dengan wajah jahil, ia mulai membaca pesan itu dengan suara lantang.

Bao bei... Haohao... lagi ngapain tuh sama Lao He sekarang?

Pasti lagi deep talk berdua di kamar, kaaannnnn? Lagi bahas harga gono-gini yah kalian berdua? jangan cepet-cepet cerai dulu, Xiao Hao!! 

Kuras dulu harta Lao He sampai menipis, nati baru kamu gugat cerai 💅💅

Lumayan tau, seenggaknya koleksi motor sport dan jajaran mobil mahal di garasi He Yu ge dipindah nama dulu jadi hak paten milik mu, bao bei!!! Jangan mau rugiiii!! 😜😜😜

Tapi jujur aja, nih. Lao He beruntung banget punya laopo seperti mu, Haohao!! 😘😘

If you done, don't forget to tell me, okay my babyy. Hartanya bagi 10% untuk ku, jangan lupa! 😋

Wajah Ming Hao langsung merona merah dan suaranya kian mengecil saat membaca pesan dari Xin Er. Ia menatap He Yu dengan mata yang sedikit melebar, sementara He Yu hanya menyeringai penuh canda.

"Xin Er emang nggak ada bosen-nya ya kalau soal ngeledek kita," komentar He Yu sambil tertawa, menggelengkan kepalanya seolah tak percaya. "Dia benar-benar nganggap kita lebih dari sekadar sahabat."

Ming Hao ikut tertawa, meskipun tawanya terdengar sedikit canggung. "Kayak gak tau aja Xin Er sifatnya gimana. Semua orang di kampus udah pada bilang kita kayak orang pacaran. Lucu sih, tapi... agak aneh aja kalau dipikir-pikir."

More Then Just Best-Friend | YeBai/HeyuNeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang