Pagi yang cerah di Beijing selalu membawa ketenangan yang berbeda di akhir pekan.
Di kediaman keluarga Hou, Ming Hao duduk di ruang tamu bersama Xin Er. Cahaya matahari menembus jendela, menerangi ruangan dengan hangat, namun suasana di antara mereka sedikit tegang.
Ming Hao tampak gelisah, sementara Xin Er duduk dengan ekspresi serius, menunggu sahabatnya untuk berbicara.
"Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Yi Wen Jun?" Xin Er memulai percakapan, menatap Ming Hao dengan penuh perhatian.
Ming Hao menarik napas dalam-dalam, menundukkan kepalanya. "Tidak begitu baik, sejujurnya. Dia mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan... terutama soal kedekatanku dengan Yu ge."
Xin Er mendengus kecil. "Tentu saja. Sudah kubilang sejak awal, hubunganmu dengan He Yu itu istimewa. Bukan hanya aku, tapi semua orang bisa melihatnya. Jika aku pacarnya, mungkin aku juga akan merasa cemburu."
Ming Hao mendongak, menatap Xin Er dengan cemas. "Tapi aku nggak mau jadi alasan kenapa hubungan Yu ge dan pacarnya nggak berhasil. Aku ingin hubunganya dengan Yi Wen Jun bertahan untuk waktu yang lama, tapi setiap kali mereka bertengkar... rasanya itu salahku."
Xin Er tersenyum tipis, meletakkan tangannya di bahu Ming Hao. "Kamu bukan masalahnya, Xiao Hao. Masalahnya adalah orang-orang itu tidak bisa menerima kalau Lao He punya seseorang yang lebih penting dari mereka—dan itu kamu."
Ming Hao tersenyum getir, merasa sedikit terhibur oleh kata-kata Xin Er, namun ia masih belum bisa menghilangkan rasa bersalahnya.
"Aku benar-benar tidak mau Yu ge terjebak dalam situasi seperti ini terus-terusan. Hubungannya dengan Yi Wen Jun hampir berakhir, dan itu semua karena aku.
Aku harus mulai menjaga jarak, Xin Er."
"Really... you sure about that?" tanya Xin Er, menaikkan alisnya.
"Kamu benar-benar berpikir menjaga jarak dari He Yi Qian adalah solusi yang baik? Kau tahu tiang raksasa itu tidak akan pernah membiarkan mu melakukan hal itu. Sudah jelas dia bilang kamu adalah prioritasnya."
Ming Hao mendesah, matanya tertunduk. "I knooowww,... Tapi aku nggak mau terus-terusan jadi alasan kenapa hubungannya gagal. Yi Wen Jun sudah cukup jelas menunjukkan bahwa dia merasa terganggu."
Xin Er terdiam sejenak, memikirkan perkataan Ming Hao. Setelah beberapa detik, dia berbicara dengan nada lebih lembut.
"Dengarkan aku, Haohao. Hubungan itu tentang kompromi dan saling memahami. Kalau Yi Wen Jun tidak bisa menerima Lao He dengan paket lengkap, termasuk dirimu, maka mungkin memang dia bukan orang yang tepat buat He Yi Qian."
Ming Hao menatap Xin Er dengan mata yang mulai memerah. "Tapi itu bukan alasan untuk aku terus-terusan ngerepotin Yu ge. Aku tahu hubungan kami dekat, tapi aku tidak mau jadi alasan kenapa orang lain menjauh dari dia."
Xin Er mengangguk, mengerti kekhawatiran sahabatnya. "Oke, aku paham. Tapi ingat ini: Lao He memilih mu sebagai prioritas karena itu keputusannya sendiri. Bukan karena dirimu memaksanya atau apapun. Kalau Yi Wen Jun tidak bisa menerima itu, mungkin Lao He memang lebih butuh seseorang yang bisa menghargai persahabatan kalian."
Ming Hao tersenyum tipis, meskipun masih ada kekhawatiran dalam dirinya. Ia tahu bahwa He Yu selalu ada untuknya, tapi ia juga tidak ingin menjadi penghalang dalam hidup He Yu.
Mungkin, di satu sisi, dia perlu memberi ruang bagi He Yu untuk menyelesaikan hubungannya sendiri, tanpa campur tangan terlalu banyak.
---------------
Sementara itu, di sisi lain kota, di apartemen Luo Rong, suasana terasa lebih santai namun penuh dengan beban emosi yang tidak terlihat.
Luo Rong dan He Yu duduk di ruang tamu, ditemani oleh segelas cola dan beberapa snacks di meja kecil di antara mereka. Luo Rong, yang biasanya selalu tampak ceria, hari ini terlihat lebih muram dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Then Just Best-Friend | YeBai/HeyuNeo
Любовные романыDi tengah riuh kehidupan kampus di Beijing, dua sahabat yang telah bersama menghadapi pergolakan perasaan yang lebih dalam dari sekadar persahabatan. Ketika kedekatan mereka semakin terlihat oleh sahabat-sahabat mereka, keduanya mulai mempertanyakan...