20. PENGAKUAN

235 40 12
                                    

HAPPY READING 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 💛

***

Atlanta kini sedang bertopang dagu, mengabaikan seorang guru yang kini sedang menjelaskan materi di depan. Matanya tak lepas dari papan tulis, tapi fikirannya tak sama sekali berada di tempatnya. Hingga suara Alexa memecah lamunannya.

"At, ayo balik" Ajak Alexa.

Bahkan Atlanta tak menyadari jika kelas telah usai sejak beberapa saat lalu, di kelas hanya tersisa ia, Alexa dan beberapa orang yang piket.

"Lo duluan aja, gue ada jadwal latihan sama anak musik" ucap Atlanta

"Gue duluan kalo gitu" pamit Alexa.

Alexa pergi terlebih dahulu meninggalkan Atlanta yang baru Akan mengemas bukunya dan setelahnya beranjak pergi meninggalkan kelas.

***

Tak seperti biasanya yang setiap hari pulang pergi sekolah bersama sang abang atau kadang kala diantar oleh Atlanta ataupun Daren, hari ini Alexa memilih pulang sendiri dengan alasan ingin pergi ke gramedia terlebih dahulu mencari novel incarannya yang baru diterbitkan beberapa hari lalu.

Nyatanya itu hanya sebuah alasan semata. Kini Alexa berada di salah satu dessert cafe yang tak jauh dari sekolahnya. Dengan segelas mango smoothie dan sepotong burnt chees cake brownies. Di hadapannya ada seorang wanita yang menjadi alasan mengapa ia bisa ada di tempat ini. Semalam ada sebuah nomor asing menghubunginya yang mengaku sebagai bundanya dan mengajaknya bertemu.

Sudah sejak beberapa menit yang lalu mereka duduk saling berhadapan, tapi belum juga ada obrolan yang berarti yang terjadi diantara keduanya. Alexa yang sibuk mengaduk aduk minuman yang ia pesan dan seorang wanita yang mengaku sebagai bundanya sedari tadi memandang lekat Alexa.

"Maaf baru menemuimu sekarang Alexa." Ucap wanita itu dengan suara yang lirih.

"Kenapa baru sekarang?"

"Maaf, maafkan bunda yang begitu pengecut. Bunda tidak memiliki keberanian untuk menemuimu.Bunda takut merusak semua kebahagiaan yang sudah kamu miliki."

"Tapi yang harus kamu tahu bunda selalu memperhatikan tumbuh kembangmu dari kejauhan sayang." Lanjut sang bunda dengan kedua tangan yang menggenggam tangan Alexa.

"Bahkan sejak dulu aku berharap bisa bertemu dengan bunda, tapi ayah selalu bilang jika bunda masih sibuk dan belum bisa di temui."

"maaf, maafkan bunda sayang. Bunda hanya takut akan sebuah penolakan, bunda takut kamu tak menerima kehadiran bunda Alexa." Ucap sang bunda dengan kedua mata yang berlinang air mata.

"Itu gak akan mungkin bunda. sebahagia apapun aku, aku tetap memerlukan bunda."

"disini, ada ruang kosong yang sampai saat ini tersisa. Menunggu sang pemilik untuk mengisi penuh ruang itu." Ucap Alexa dengan sebelah tangan yang menyentuh dadanya. Mengisaratkan selalu ada ruang kosong yang ia siapkan untuk sang bunda.

SPUTNIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang