Chapter 7

227 34 9
                                    

...

Belum selesai jam istirahat Rinz, dia bersama kedua adiknya dan Aeron lalu Favian duduk di bangku kantin.

Mereka makan dengan khidmat, tidak ada yang spesial ini semua ada suasana yang pernah Rinz rasakan di kehidupannya dulu.

Namun.

Yang membedakan adalah bisikan-bisikan orang padanya, ini bukan sebuah bisikan tapi seolah mereka benar-benar berbicara dengan suara sepelan mungkin tapi masih bisa di dengar olehnya.

Membuat Rinz terganggu dia tidak biasa mendapatkan ini, di sekolahnya dulu dia adalah primadona yang mendapatkan banyak pujian walau tidak dengan wajahnya, wajahnya memang tampan tapi bakat Rinz lebih mendominasi.

Membuat dia menjadi incaran para ciwi-ciwi namun di sini?

Dia terkenal karena perubahannya yang drastis lalu wajah? Wajah Rinz yang mereka kenal tidak secantik dan semanis ini.

"Gak usah di dengar, mereka emang gak jelas."

Ini Favian yang berbicara dia memberikan pentol baksonya pada Rinz karena anak itu sedari tadi mencuri pandang pada pentolnya.

Senyum Rinz tidak tertahankan dia membuat kembali seisi kantin salfok dengan senyum manisnya.

"Terimakasih ya Favian."

Aeron gak mau kalah donk liat Favian curi star duluan.

"Rinz mau gak tadi Aeron beli khusus buat kamu."

Coklat? Datang dari mana coklat ini? Yang lain juga gak sadar, mereka gak tau aja itu coklat hasil malak adik kelas terus di teruh sama Aeron dia saku celananya untung gak meleleh awkwkw.

Mereka mau ke kelas lagi karena acara mengisi perut udah usai, cuma si Rinz kebelet buang air kecil jadi setelah di antar ke empat orang tadi dia malah pergi lagi.

Padahal udah di ingetin jangan pergi sendiri malah ngeyel.

Sebenarnya bukan ngeyel dan membantah perintah tapi Rinznya aja yang lupa.

Dan gak taunya selesai dia buang air kecil malah ketemu Banana yang emang baru selesai buang air kecil  juga.

Banana menatap dalam diam, Rinz gak sadar awalnya tapi pas berbalik setelah cuci tangan dia terdiam.

Mereka ceritanya saling tatap-tatapan tapi Banana yang memutuskan lebih dulu.

"Gua mau tanya sesuatu."

Rinz tetap diam, tapi matanya mengatakan apa.

"Dimana Rinz yang gua kenal?"

Rinz masih diam, dia bingung mau menjawab apa hanya saja tatapan polos Rinz membuat Banana merasa aneh.

"Lu bukan Rinz yang gua kenal, lu tau Rinz yang gua kenal kayak mana? Dia  adalah si pembuat onar, suka malak adik kelas, suka membuliy yang lemah terus gak semanis elu, cantiknya juga gak kayak lu dan satu lagi tatapan sok polos yang kayak sekarang lu lakuin ini gak pernah ada di kamus dia."

Bingung? Tentu saja dia bingung  Bagaimana cara Rinz menjawabnya.

Sedangkan dia sendiri saja tidak tau jawabannya.

"Lu bingung? Atau sebenarnya lu gak tau apa-apa?"

"..."

"Gua penasaran sebenarnya apasih yang di buat sama Skylar sampai lu kayak gini? Gua sama dia sama-sama gila akan lu tapi gua gak tau lu bakal di rubah sejauh ini."

Kembali bingung, apa harus Rinz memberi tau bahwa Rinz yang asli telah tiada maksudnya jiwa Rinz.

"Lu mau tau sesuatu?"

Kita saudara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang