Tidak butuh lewat jalan tol untuk menuju mall yang mereka incar. Rumah mereka berada di kompleks Alexander yang sangat strategis ke segala penjuru. Ke jalan tol, sekolah swasta megah "Satra Indah 12" dan bahkan ke mall juga. Canda dan tawa memenuhi mobil mereka. Baru tiga menit perjalanan, mobil mereka terjebak kemacetan. "Tuhan, sudah di depan mata gini, malah macet," gerutu pak Andre yang mengendarai mobil. Mama Leony hanya bisa mengelus punggung suaminya agar lebih tenang. Karena jujur, pak Andre agak sedikit sensitif soal kemacetan.
Saat Vina dan Melody mentertawakan ayah mereka yang bergerutu tak jelas, pandangan Vina teralihkan pada satu sisi jalan. Di sisi jalan yang berlawanan, Vina jelas melihat ada sosok laki-laki yang memandangi mobil mereka denguh tatapan kosong. Berulang kali Vina mengucek mata, orang tersebut tetap ada di tempat yang sama dengan tatapan yang sama. Dengan buru-buru, Vina memberi tahu keluarganya. "Papa, ma, kak, kita harus hati-hati. Ada orang aneh yang menatap kita dari sebelah sana," kata Vina sambil menunjuk ke arah tadi, namun dengan matanya yang tidak tertuju kesana. "Mana Vin? Nggak ada siapapun kok, kamu ngigo yaa?" Kata mama Leony meledek. "Tau nih nggak ada apa-apa kok. Jangan nakutin gitu ah, nggak lucu," kata Melody dengan suara sedikit di tekan. Melody sudah habis kesabaran karena macet, ditambah lagi Vina ngibul. Dia cuma mau senang-senang, bukan mau ketakutan.
"Ya ampun kak, disana itu loh. Disana..." kata Vina sambil menengok ke arah yang di maksud. Benar saja, pria tadi sudah tidak ada. Vina sangat kebingungan, tapi dia tetap tertawa untuk mencairkan suasana yang ia rusak tadi. "Apakah ini ada hubungannya sama surat semalam? Tapi, dia siapa?" Kata Vina dalam hati.
Di lain tempat pada malam kemarin.
"Nggak mau tau, lu harus ikutin arahan gue," kata seseorang di dalam sebuah kamar. "Ogah ah, sadar dong kalau itu nggak baik. Jangan ngajak-ngajak lah. Mau jahat ya jahat sendiri, gue diem deh. Asal nama gue jangan di bawa-bawa," kata orang di balik telepon itu. "Lu mah gitu ya, nggak bisa di andelin. Pokoknya gue tunggu jam dua belas nanti. Kalau lu nggak ngelakuin juga, gue skip pertemanan kita mulai detik itu juga," kata seseorang yang berada di kamar gelap gulita.
Tepat jam dua belas malam, orang yang tadi diancam, mengirim pesan kepadanya lagi. "Ini, ini bukti dari apa yang lu perintahkan. Udah cukup?" Terlihat siluet wanita yang nampak puas dan tertawa kecil melihat mms dari rekannya itu. Seolah keinginannya terpenuhi. Bahunya naik turun, menandakan kebahagiaan sedang berada di dalam hatinya. "Satu lagi boleh?" Kata wanita itu di telepon. "Apa?"
Back to Melody's Family
Sesampainya di mall, segala kekhawatiran sirna begitu saja. Tas mewah, kursi pijat otomatis, dan berbagai lapak membuat mata ketiga wanita itu terkesima. Sedangkan pak Andre? Hanya bisa menghela nafas saja, karena tau setelah pulang, uang di atm nya akan berkurang sangat banyak.
Selesai berbelanja dan menonton, kini giliran mama Leony yang bertingkah aneh. Saat keluar dari bioskop, tiba-tiba saja di berteriak kaget. "Papaaa..." jeritnya. "Ada apa sayang? Kenapa?" Tanya pak Andre. "Itu, tadi ada dia," kata mama Leony menjelaskan. Papa Andre hanya diam dan menenangkan sang istri, tapi kedua anaknya malah kebingungan sama tingkah mamanya itu. Walaupun tidak terucap, Vina dan Melody mempertanyakan "dia" yang dimaksud mamanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/376555319-288-k247400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Kenangan Masa lalu (TERBIT)
De TodoMelody adalah seorang guru yang sangat bisa di teladani muridnya. Kasih sayangnya, perhatiannya, dedikasinya, tak bisa dikalahkan. Namun, beberapa hal tak mengenakan terjadi dalam hidupnya. Tidak ada yang tau, kapan dan bagaimana itu semua akan ber...