bertemu kembali

301 38 6
                                    

Suasana hangat Minggu siang terasa di ruang tamu yang penuh dengan tawa. Teman-teman Shani seperti Sarah, Dita, dan yang lainnya sudah mengobrol seru. Di sudut ruangan, Christian duduk dengan postur santai, menyandarkan punggungnya ke sofa, kedua tangannya dimasukkan ke saku hoodie yang ia kenakan. Wajahnya tetap datar, matanya lebih sering tertuju pada layar ponselnya ketimbang percakapan yang berlangsung di sekitarnya.

Shani melirik adiknya yang terlihat tidak terlalu peduli dengan semua obrolan, namun ia tetap merasa perlu memperkenalkannya kepada teman-temannya.

---

Shani berdiri dan menarik perhatian semua orang.

"Eh, guys, sebelum ngobrol lebih jauh, gua mau ngenalin adik gua dulu. Itu, yang lagi duduk di pojok, namanya Christian.. Dia baru kemarin balik dari jepang"ucap shani memperkenalkan christian kepada teman-temannya

Semua mata langsung tertuju ke arah Christian yang masih duduk santai di sofa. Dia hanya melirik ke arah mereka dengan tatapan datar tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.

"Christian? Sekarang udah gede ya, dulu mah masih piyik.. Btw lo masih ikut boxing?"ucap Jinan

Christian hanya mengangguk pelan, tanpa mengalihkan fokus dari ponselnya.

Christian: "Iya, gue Christian, masih tapi ga terlalu sering" Suaranya tenang dan datar, tanpa ada antusiasme.

Shani, yang sudah terbiasa dengan sikap cuek adiknya, hanya tertawa kecil.

"Dia memang begitu, cuek banget. Tapi tenang aja, kalau udah kenal, dia baik kok. Cuma emang nggak banyak ngomong."ucap shani dan di'angguki mereka

Teman-teman Shani tertawa kecil mendengar itu, sementara Christian hanya memberikan senyum tipis sebelum kembali fokus pada ponselnya.

"Christian, kayaknya lo tipe yang cool ya. Nggak masalah, yang penting lo udah ada di sini bareng kita."ucap sisca

Christian hanya mengangkat bahu, tetap dengan sikapnya yang cuek tapi santai.

Christian: "Iya, enjoy aja."

"Dia kaya lo gits, irit bangett kalo ngomong"ucap dey dan di'angguki mereka

"Bedalah"

Setelah itu, percakapan kembali beralih ke topik lain, tapi Christian tetap di pojokan, mendengarkan sambil sesekali menanggapi dengan anggukan atau satu-dua kata. Meskipun cuek, kehadirannya tetap terasa dan dia tetap memperhatikan dari jauh

---

Hari sudah gelap, dan meja makan sudah dipenuhi oleh makanan yang siap disantap. Di tengah kesibukan Shani melayani teman-temannya, pintu rumah terbuka, menandakan kedatangan kedua orang tua Shani dan Christian. Mereka baru pulang dari acara keluarga dan terlihat lelah, namun tetap menyambut hangat suasana di rumah. Ayah mereka, Sean adalah sosok yang tegas tapi hangat, sementara bunda mereka, Gracia, selalu penuh perhatian.

Lampu-lampu di ruang tamu sudah sepenuhnya menyala, menggantikan sinar matahari yang perlahan hilang dari jendela. Suasana rumah tetap terasa hangat, bukan hanya karena kehadiran teman-teman Shani, tetapi juga karena orang tua mereka yang baru saja tiba. Sean dengan setelan kemeja batiknya, berjalan santai masuk ke dalam rumah, sementara Gracia dengan ramah menyapa semua yang ada di sana.

Christian, yang sejak tadi duduk di pojokan, menatap sekilas ke arah kedua orang tuanya, namun tetap dengan sikapnya yang santai. Shani, yang sibuk menyiapkan makanan, tersenyum melihat orang tuanya tiba.

---

Sean dan Gracia masuk ke ruang tamu, menyapa teman-teman Shani yang sudah mulai duduk di meja makan.

Christian William Natio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang