3 (DI)CEMBURU(I) LAGI

5 2 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Nama tokoh dan Tempat kejadian hanya karangan Author saja.

BANDUNG

AUTHOR POV

Tibalah mereka disebuah hotel di kota Bandung. Mobil travel tersebut akhirnya berhenti di depan hotel yang merupakan salah satu tempat transit dari travel tersebut. Pengemudi mengumumkan tempat berhenti saat ini dan mempersilahkan penumpang yang memang harus turun di tempat tersebut agar segera turun dan mengambil barang bawaannya karena mobil segera berangkat kembali.

Merasakan pergerakan kepala Isma, Daniel langsung menarik tangannya. Pura-pura menggerakkan tangannya seperti berolahraga. Isma yang mendengar pengumuman itu langsung terbangun tanpa menyadari apa yang Daniel lakukan untuknya.

"Udah sampe, ayo turun." ajak Isma pada kedua sahabatnya serta Daniel.

Daniel mempersilahkan Isma, Ayu serta Ajeng untuk turun terlebih dahulu. Mereka bertiga langsung bersiap membantu pengemudi mobil travel untuk mengeluarkan koper mereka. Akan tetapi Daniel lebih sigap dari mereka bertiga untuk segera membantu pengemudi mobil tersebut.

"Terima kasih ya, bang. Kalau ketemu lagi, saya traktir kopi, bang." ujar Daniel sambil mengambil gambar pengemudi tersebut.

"Siap, bang!" jawab pengemudi mobil travel itu yang kemudian segera masuk ke dalam mobil.

Daniel tidak lupa mengambil gambar plat nomor kendaraan yang baru saja ditumpanginya. Tangan kirinya masih memegang koper milik Isma.

Isma masih setia melihat Daniel yang masih berada di pelataran parkir hotel. Sedangkan Ayu dan Ajeng sudah memasuki hotel untuk check-in.

"Udah motonya? Mau masuk gak?" tanya Isma.

Daniel tersenyum manis karena Isma sudah mau berbicara dengannya. "Iya mau, tapi sama lo."

"Iyalah sama gue, emang mau sama siapa lagi? Sama Melly?" tanya Isma kesal sambil berlalu meninggalkan Daniel begitu saja.

"Astaghfirullahal'adzim. Salah lagi gue." gumam Daniel lalu mengekor di belakang Isma.

Daniel tidak tahu kalau Isma itu masih cemburu dengan dirinya. Karena itu dia masih bingung dengan sikap Isma padanya.

"Lo gak perlu KTP gue, Yu?" tanya Daniel pada Ayu sesaat setelah Ayu berbicara dengan penerima tamu hotel.

"Gak perlu, udah gue photo kok." jawab Ayu singkat.

Daniel hanya manggut-manggut. Tidak berapa lama, seorang bell boy membantu mereka membawakan barang-barang yang mereka bawa dan mengarahkan ke kamar yang akan mereka tuju. Setelah sampai di depan kamar mereka, bell boy tersebut segera menyerahkan kartu kamar dan menurunkan barang bawaan mereka. Ayu pun segera memberikan lembaran uang berwarna hijau pada bell boy tersebut seraya mengucapkan terima kasih. Bell boy pun segera berlalu dari hadapan mereka.

"Dan, lo sama Isma ya. Gue sama Ajeng." jelas Ayu.

"Gue sama Isma?" tanya Daniel memastikan lagi.

"Iya, lo sama gue. Kenapa lo mau sama Ayu?" sahut Isma kesal lalu membuka pintu kamar dan merebut koper dari tangan Daniel.

"Is, lo kalau cemburu itu ngomong. Jangan marah-marah mulu. Udah tau Daniel gak peka. Kasihan anak orang lo marahin terus. Baru ketemu bukan baik-baikan, ini malah marah terus." sahut Ayu pada Isma sahabatnya, lalu memasuki kamarnya.

Daniel yang memperhatikan mereka berdua hanya bisa terdiam.

"Masuk, kak. Jangan di luar terus. Bersih-bersih lalu istirahat, nanti malam kita keluar buat jalan-jalan dan makan malam." terang Ajeng yang menyadarkan Daniel dari diamnya.

Dewi IsmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang