Cerita ini hanya fiktif belaka. Nama tokoh dan Tempat kejadian hanya karangan Author saja.
Masih di dalam kamar hotel
Author POV
"Gue mau tau gimana lo bisa suka sama gue. Secara menurut gue, gue gak ada bagus-bagusnya dan gak ada istimewanya."
"Ya itu kan menurut lo, Dan. Menurut gue, lo itu istimewa. Bibir lo, mata lo, perlakuan lo, sikap lo. Gue suka setiap kali lo ngomong sama gue, gue suka setiap kali lo lihat gue, gue suka setiap kali lo menatap gue, gue suka setiap kali lo curi-curi pandang ke gue. Gue suka ketika lo ngejagain gue, gue suka setiap kali lo kasih perhatian ke gue, gue suka lihat lo ketawa. Gue suka semua tentang lo."
Daniel menggenggam tangan Isma. "Ceritain dong gimana dan bagaimana lo bisa suka sama gue." Daniel lalu mencium telapak tangan Isma.
Flash Back On, 28 tahun yang lalu
Senin Malam di Lapangan SMA Bhakti Enam
Isma POV
"Hari Jum'at kita latihan gabungan ya. Jadi latihan hari Kamis ditiadakan. Kita ke SMA Bhakti Lima. Nanti hari Senin gantian mereka ke sini, Bhakti Enam. Yang masuk pagi, kalau bisa jam 17.00 sudah datang. Yang masuk siang, begitu selesai pelajaran terakhir, langsung ganti dobok atau pakai baju sekolah juga gak apa-apa, tapi langsung siap berangkat. Yang naik motor, boleh kumpul di sekolah atau langsung ke sana. Yang naik angkot, kumpul di sekolah." ujar Sabeum Suhud, pelatih Taekwondo SMA Bhakti Enam. "Jangan pada telat ya, biar pulangnya gak kemalaman."
"Siap, Sabeum!" sahut gue dan yang lainnya.
Akhirnya latihan Taekwondo di SMA Bhakti Enam hari Senin telah selesai, semua pelatih, gue dan yang lainnya mulai membubarkan diri.
"Is, lo ikut gak?" tanya Ayu.
"Gue ikut, kan gue mau tau anak-anak Bhakti Lima. Kali aja ada yang bisa gue gebet." jawab gue sambil senyum-senyum gak jelas.
"Niat lo, Is." sahut Ayu lalu menyenggol lengan gue.
"Niat dong, Yu. Niat nyari." ujar gue sambil tertawa.
"Masih lama, Is. Masih empat hari lagi."
Hari Jum'at
SMA BHAKTI ENAM
"Yu, lo ganti baju dulu gak?"
"Gak ah, Is. Gue ganti di sana aja. Kan gue mau gaya kalo udah SMA."
"Kayaknya itu harusnya kalimat gue deh, Yu."
"Ah elah, sekali-kali kek. Emang lo aja yang pengen bergaya sama liat-liatin yang kece?"
"Iya deh iya. Ayo cepetan, udah pada nungguin itu."
Akhirnya gue dan Ayu naik angkot bareng anak-anak yang lain menuju SMA Bhakti Lima.
SMA BHAKTI LIMA
"Yu, lumayan juga yang latihan."
"Iya bener, mending di sini ya. Mudah-mudahan anak-anaknya pada asik."
Tiba-tiba lo dateng menghampiri kita sambil tanya, "Dari Bhakti Enam ya?"
"Iya kita dari Bhakti Enam." jawab gue langsung sebelum keduluan yang lain. Dan saat itu gue langsung jatuh cinta sama lo.
"Yang cewek bisa taro tas di kelas ini, bisa ganti baju di kelas juga. Yang cowok di kelas yang itu ya." jelas lo ke kita semua sambil nunjukin kelasnya.
Waktu lo ngasih tau ke anak cowok, gue sempet ngomong ke Ayu, "Yu, itu ganteng. Cewek atau cowok sih? Kalo cowok, gak mungkin pake kaos."
"Kayaknya sih cewek, Is." jawab Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi Isma
RandomCinta itu sederhana. Bertemu, Jatuh cinta. Menunggu. Bertemu kembali, Masih cinta pada orang yang sama. Menunggu adalah satu pekerjaan yang amat sangat menjengkelkan. Tapi tidak dengan Dewi Isma. Dia sudah menunggu Daniel Jodie lebih dari 20 tahun...