5 TAK KAN ADA CINTA YANG LAIN

5 2 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Nama tokoh dan Tempat kejadian hanya karangan Author saja.

Author POV

"Bapak asli Bandung?" tanya Daniel memulai pembicaraan di dalam mobil pada pengemudi mobil hotel.

"Iya, pak. Saya asli Bandung." jawab pengemudi tersebut dan memanggil Daniel dengan panggilan pak.

Isma dan yang lainnya tersenyum di bangku belakang ketika mendengar Daniel dipanggil "pak" oleh pengemudi mobil itu. Daniel yang melihat dari kaca spion dalam mobil tersebut langsung menggelengkan kepalanya.

"Maaf, dengan bapak siapa kalau boleh tahu?" tanya Daniel.

"Saya dengan Bagus, pak. Rencananya berapa lama di Bandung, pak?"

"Saya dengan Daniel, pak. Saya kurang tahu berapa lamanya, pak. Ibu-ibu di belakang itu yang tahu, pak. Saya ngawal mereka, biar gak ada yang gangguin mereka, terutama ibu yang duduk di belakang bapak." ujar Daniel sambil melihat ke arah Isma.

Isma yang disinggung Daniel langsung tersenyum tersipu malu.

"Beruntung banget mereka dikawal sama bapak." jawab Bagus.

"Saya yang beruntung mengawal mereka, pak." sahut Daniel jujur. "Saya minta nomor handphone pak Bagus, biar nanti gampang dihubungi." pinta Daniel pada Bagus.

Bagus pun langsung memberikan nomor handphone nya, dan Daniel segera mencatatnya kemudian menyimpannya.

Sampailah mereka di suatu mall di kota Bandung.

"Terima kasih ya, pak. Pak, bapak parkir aja ya. Nanti pas keluar, jangan lupa minta struk parkirnya ya, pak. Biar nanti kami bayar biaya parkirnya sekalian. Oiya, kalo bapak lapar, bapak makan aja, jangan gak makan loh, pak. Parkir dan makannya, nanti reimburst ke kami ya." ujar Daniel pada Bagus.

Bagus mengiyakan permintaan Daniel. Kemudian dia langsung menuju basement untuk memarkirkan kendaraannya.

Sementara itu, Isma dan ketiga sahabatnya mulai memasuki mall, mereka segera mencari toko handphone. Isma pun memilihkan handphone untuk kekasihnya itu, Daniel.

"Kita makan dulu ya, gue pengen makan steak." ujar Isma sambil menunjuk ke arah tempat makan yang menjual steak.

Mereka berempat segera menuju ke tempat makan tersebut.

"Lo pesan apa, Yu?"

"Gue pesan beef Wagyu aja, yang 250gr. Sausnya yang jamur, tingkat kematangannya matang ya." pinta Ayu.

"Gue pesan yang tenderloin steak aja, yang 250gr. Sausnya barbeque, tingkat kematangannya matang juga." pinta Ajeng. "Kak, nanti kita bagi dua ya, gue mau cobain punya lo." ujar Ajeng pada Ayu.

"Oke." jawab Ayu.

"Dan, lo mau apa?" tanya Isma.

"Pilihin aja, pasti gue makan kok."

"Beneran pasti dimakan?"

"Iya pasti dimakan."

"Tingkat kematangannya apa?"

"Matang."

Daniel tidak memperhatikan makanan apa yang dipesan oleh Isma untuk dirinya. Dia percaya pada Isma. Pengalaman dia selama bersama dengan pasangan sebelumnya, dia kapok setelah pesan makanan untuk dirinya. Karena selain dia harus menghabiskan makanan yang dia pesan, dia juga harus menghabiskan makanan yang sudah disisihkan oleh pasangannya untuk dia.

Akhirnya makanan yang dipesan oleh mereka tiba. Pelayan mulai membagikan pesanannya. "Wagyu 500gr?"

"Di sini, mbak." jawab Isma sambil menunjuk meja Daniel.

Dewi IsmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang