permulaan

418 33 2
                                    

pada siang hari gin sedang menghabiskan waktunya dengan souta, riji menghampiri mereka berdua dan duduk di samping gin. riji pun membuka suara
"gabut deh, ngapain ya? gua juga udah putus sama selia"

"kak iji bosan? ayo sini main sama souta, souta abis pulang dari band loh."

riji pun duduk diantara gin dan souta lalu mengambil handphone miliknya
"kita main sticky man aja sou"
"wih seru pasti, kak gin mau ikut ndaa?" tanya souta penasaran terhadap gin yang sedang bersantai di sofa
"ngga, aku mantau kalian aja." gin pun mengeluarkan rokoknya dan mulai menyalakan rokok tersebut dan menghisapnya sembari mencuri pandang pada riji yang tanpa souta sadari.

souta dan riji bermain dengan asik bermain game yang ada di handphone riji, setelah sejam mereka memainkan handphone tersebut, riji tidur di sofa panjang sebelah gin.
(sofa panjangnya ada 2 cuy)

saat malam hari, gin sudah terbangun dan melihat riji yang terlelap di sofa, gin menarik kaki riji hingga riji terjatuh ke lantai dengan keras dan rasanya seperti di banting. saat itu riji dengan kondisi yang sedikit lemah akibat operasi yang dilakukannya pada sehari yang lalu setelah berperang. riji menangis, meracau karena rasa sakit yang dirasakannya benar benar menyiksa, perutnya terlihat mengeluarkan darah segar dan jahitan yang ada di perutnya mulai terbuka satu persatu.

gin yang menyadari itu pun panik dan mulai membopong badan riji kedalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

"riji, maafin gin...gin gatau kalau kamu habis operasi.." gin berkeringat dingin sambil menyetir mobil
"gin...sakit.." riji mulai membanjiri pelupuk matanya dengan air mata karena rasanya benar benar menyakitkan.

saat tiba di rumah sakit, gin pun membawa riji ke dalam untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang keadaan perut riji. tak lama setelah itu dokter pun menyuruh gin untuk menemui riji. gin memasuki kamar inap riji dan berkata
"riji, aku meminta maaf. semua ini karena ku, kau harus melakukan operasi kedua kalinya dengan luka yang sangat terbuka seperti itu.." wajah gin terlihat sangat lesu dan seperti tertimpa dosa yang sangat besar.

"gin...kamu ga salah gin.." riji mengangkat tangannya dan menyentuh lembut pipi gin. gin pun secara spontan memeluk tubuh yang lebih kecil darinya "aku gaakan pernah ngelakuin itu kalau aku tau kondisi kamu, ji.."
gin merasa sedih, kecewa dengan dirinya sendiri dan selalu menyalahkannya.

"engga gin, gaada yang salah disini, aku kaya gini emang udah takdirnya gin."
riji melepas pelukannya dan sedikit bergeser untuk memberikan gin tempat untuknya tertidur.
gin yang merasa bahwa riji menyuruhnya tidur disebelahnya pun segera mengambil tempat itu dan mulai berbaring, memeluk riji, membelainya seperti seorang kekasih.

souta yang tidak sengaja melihat itupun segera berlari dan kembali ke rumah dan membanting pintu kamarnya setelah itu dia mengunci dirinya sendiri dikamar. selia dan jaki yang mendengar suara kerasnya bantingan pintu pun segera menghampiri souta dan menanyakan kenapa souta seperti itu.

"sou? kamu kenapa de? souta buka pintunya" selia menggedor gedor pintu kamar souta yang tertutup rapat itu
"souta? lu kenapa sou? gin mana? ga sama kau kah?" jaki pun mulai panik. tak lama setelah itu datanglah seorang wanita yang sedang berjalan santai di koridor rumah sambil memakan eskrim

"nape lu bedua didepan kamar si souta?" tanya echi pada selia dan juga jaki
"gatau nih tiba tiba souta pulang terus langsung masuk kamar dengan wajah yang nyeremin buset, trus sampe dikamar dia malah banting pintu.." jaki menjawab dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"udah biarin aja, kalian istirahat aja dulu atau ngapain gtu kek..kayanya souta lagi ada masalah, biarin dia menyendiri dulu." ucap echi menengahi masalah

jaki dan selia pun memutuskan untuk pergi dari rumah dan berjalan jalan untuk mencari angin dan jajanan malam.

kembali pada ginji

"gin, kayanya aku laper deh.."
"tumbenan amat ji laper malem malem" heran gin
"gatau, gue juga bingung kenapa bisa tiba tiba kelaparan gini.." riji berkata sambil menundukkan kepalanya dan sedikit cemberut karena merasa bahwa gin telah mengejeknya
"haha bercanda sayang.." gin mengelus kepala riji dan terkekeh melihat riji yang semakin memajukan bibirnya.
"menggemaskan." lirih gin

keesokan harinya...


















tbc cuy

love? [tnf/ginji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang