Saat aku kembali ke Blue Lock...
☆☆☆
"Aku akan kembali ke Blue Lock besok, dan aku mohon pada mu, apapun yang terjadi jangan berbuat nekat atau semacam nya." kata Hiori sembari memainkan konsol game nya
(Name) mengangguk mengerti, "Aku mengerti, dan.. sebenarnya aku mempunyai rencana dan aku tak akan peduli dengan akhirnya nanti." sahut (name) dan membuat keheningan terjadi
Hiori hanya diam sesaat, "Semoga akhirnya sesuai dengan yang kau inginkan." kata Hiori dan membuat (name) tersenyum
"Uhmm.. arigatou naa, Yo-chan." kata (name)
"Oh ya, (name)."
"Hmm?" (Name) menoleh
"Kau ini tidak sadar akan sesuatu pada Karasu ya?" tanya Hiori dan membuat (name) mengernyit heran
"Sesuatu?" beo (name)
"Hahaha~ kasihan sekali si karbit itu." Hiori tertawa kecil
"Nande?" tanya (name) yang semakin bingung tetapi mendapatkan gelengan dari Hiori
"Tidak, hanya saja aku kasihan pada karbit itu karena kau tidak menyadari nya." jawab Hiori lalu fokus kembali bermain game
(Name) hanya kebingungan, lalu bangkit dan mengambil jaket Blue Lock milik Karasu di lemari nya. Kalian masih ingat kan? Jaket Karasu masih berada di (name), karena Karasu sendiri lah yang meminta nya saat (name) ingin bunuh diri beberapa tempo hari yang lalu.
"Ano.. Yo-chan, kau besok kembali ke Blue Lock bersama Karasu-san kan? Etto.. aku titip jaket nya pada mu." kata (name)
"Tidak, kau saja yang berikan langsung pada nya." tolak Hiori
"Besok kau akan bersama nya Yo-chan, mana mungkin aku ikut dengan mu ke rumah Karasu-san." kata (name)
Hiori terdiam lalu mengambil ponsel dan mengirim pesan pada seseorang, "Besok dia yang akan kemari untuk menunggu ku." kata Hiori
(Name) mengernyit heran kembali, "Rumah Karasu-san berbanding arah dari rumah kita, apa tidak masalah?"
"Dia bilang tidak masalah." jawab Hiori lalu kembali bermain game
"S-sokka, baiklah." kata (name) dan Hiori tersenyum kecil dalam diam
Keesokan harinya, kini terlihat Karasu sedang menunggu di depan kediaman rumah Hiori. "Tunggu, (name) sedang mengambil jaket mu." kata Hiori dan Karasu mengangguk
"Kenapa kau tidak ungkapkan saja perasaan mu itu?" tanya Hiori
"Jangan berbicara seolah-olah itu mudah untuk di lakukan." cibir Karasu
"Ku rasa tidak begitu susah? Apa lagi kau sendiri sangat sering dekat dengan para gadis bukan?" polos Hiori
"Aku hanya dekat! Tapi.. tetap saja aku hanya menyu-" ucapan Karasu terpotong karena (name) datang kembali dengan jaket nya
"Gomen lama, Karasu-san. Aku lama menyemprotkan parfum ku agar tetap wangi." kata (name) lalu memberikan jaket nya
Hiori yang mendengar perkataan (name) pun langsung menahan tawa nya, "Pfft-"
"Are? Nande?" tanya (name) dan Hiori menggeleng
"A-ahh.. begitu y-ya? Terimakasih." kata Karasu dan (name) mengangguk
"Ayo pergi, Hiori." ajak Karasu dan Hiori mengangguk
"Jaa, kami akan pergi. Ingat pesan ku (name)." kata Hiori sembari melambaikan tangannya
"Tentu, aku tidak akan berbuat macam-macam lagi." kata (name)
Hiori dan Karasu pun berjalan menurut ke stasiun, "Telinga mu sudah sangat memerah, Karasu." kata Hiori pada Karasu
"Diam!" Titah Karasu tetapi Hiori malah tertawa dan Karasu hanya mendengus kesal sembari menatap ke arah lain.
☆☆☆
Dia sudah mengatakan, dia tidak akan nekat lagi.. dan itu membuat ku sedikit tenang untuk meninggalkan nya sendiri di rumah yang hancur itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiori Twins [ Hiori Yo and Reader's ]
Short StoryBagaimana rasanya menjadi kembaran dari seorang Hiori?