5. kelompok belajar

11 6 0
                                    

“Leysia! Ayo bangun, kamu tak sekolah, hah?” Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar. Mama berteriak-teriak memanggilku.

    Aku masih berbaring di atas kasur. Kepalaku terasa berat sejak tadi. Untuk menanggapi mama pun rasanya tidak sanggup. Aku memejamkan mata, berusaha mengumpulkan tenaga. Kicauan burung terdengar ramai di luar.

    Gagang pintu diputar, ada suara langkah kaki mendekat ke arahku. Mama mengusap rambutku yang menutupi dahi. Saat telapak tangannya bersentuhan dengan dahiku, Mama tersentak kaget.

    “Panas kali badanmu! Hari ini tak usah sekolah dulu ya?” Mama juga mengusap kedua pipiku. Dari nada bicaranya, sepertinya Mama cemas.

    Aku hanya mengangguk pelan. Kerongkonganku tercekat. Suaraku sulit sekali keluar.

    “Ya sudah kalau begitu, tidur lagi, ya. Mama mau siapkan perlengkapan adikmu untuk sekolah.” Mama membetulkan letak selimutku. Setelah itu, dia melangkah keluar.

                              ***
     Aku terbangun saat matahari sudah berada di titik tertingginya. Perutku lapar. Badanku juga berkeringat. Aku belum mandi sejak pagi.

    Setelah lima menit mengumpulkan tenaga, aku bangkit dari tempat tidur. Saat keluar kamar, rumah terasa sepi. Mama mungkin sedang menjemput Thania ke sekolah. Aku berjalan menuju kamar mandi, bergegas.

    15 menit kemudian, aku membuka tudung saji di atas meja makan. Kosong. Aku melangkah ke dapur, memeriksa barangkali ada masakan di dalam panci. Nihil. Hanya ada tumpukan piring kotor di wastafel.

    Aku menghela napas pelan, mengambil wajan dan sebutir telur dari rak. Menyalakan kompor, mulai memasak telur dadar. Tiba-tiba, suara motor yang sangat familiar terdengar mendekat. Mama pulang. Aku melongok ke arah ruang depan.  Benar saja, Thania dan Mama sedang duduk di sofa.

    Setelah meletakkan telur dadar dan sedikit nasi di atas piring, aku menghampiri mereka berdua. Rambut panjang Thania lepek karena keringat. Seragam sekolahnya juga kotor.

    “Kamu habis ngapain di sekolah? Kok bisa kotor gitu?” Aku tertawa. Menjawil kepangan rambutnya.

    “Tadi aku habis lari-larian sama teman aku, Eh jatuh di semak-semak.” Adik kecilku itu nyengir, memperlihatkan satu giginya yang tanggal.

    “Leysia, kamu sudah sembuh?” Tanya Mama.

    “Sudah lebih baik, Ma. Tadi habis minum obat.” 

    “Baguslah. Kalau makannya sudah selesai, bantu Mama beres-beres gudang. Mumpung kamu nggak sekolah.”

    Aku hanya bisa mengangguk. Tidak mau memperpanjang masalah. Memutuskan segera menghabiskan makanan.

    Maka, sepanjang sisa hari itu, aku habiskan untuk membereskan isi gudang. Aku berkali-kali bersin karena debu yang beterbangan. Mama menyerahkan sepotong kain untuk menutupi hidung.

    Pekerjaan itu baru selesai menjelang pukul enam sore. Aku mandi terlebih dulu, badanku gatal-gatal sejak tadi. Baru saja tanganku menyentuh air yang mengalir dari keran, rasa dingin menjalar ke seluruh tubuh. Seketika aku menggigil. Aku bergegas lari ke dalam kamar dan segera berpakaian. Menyelimuti tubuh mungilku.

    Di atas nakas, ponselku bergetar. Aku meraihnya. Banyak notifikasi pesan bermunculan dari Clara dan Gisel―kedua sahabatku. Mereka menyuruhku untuk membaca chat dari grup “IPA Angkatan 75”. Baiklah, aku membuka pesan dari grup itu.

  Hei, apa maksudnya dengan kelompok belajar? Boleh dengan kelas lain? Aku mengerutkan dahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Hei, apa maksudnya dengan kelompok belajar? Boleh dengan kelas lain? Aku mengerutkan dahi. Bingung dengan perintahnya.

-------------------------------------------------------------

Haloo manteman, apa kabar?
Semoga masih pada setia nungguin update terbarunya Zea yaa 😍

Ada yg kangen sama Khandra, Gisel & Clara, Bryan, atau Thania?

Gimana chapter ini, kalau kalian suka, vote yaa ✨

Ada yg mau disampaikan buat tokoh-tokoh nya, boleh bngt lho dikomen.

See you next chapter 💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See you tomorrow, Bryan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang