Prolog

90 13 5
                                    

Halo, namaku Khandra. Khandra Aleysia Putri. Usia 16 tahun. Sulung dari dua bersaudara. Papaku pekerja kantoran, dan mamaku seorang ibu rumah tangga.

   Aku hanya remaja biasa seperti kalian. Aku suka membaca novel, mendengarkan lagu-lagu populer, pergi ke mall, dan aktivitas lain yang biasa dilakukan oleh anak remaja. Aku bersekolah di sebuah SMA yang berlokasi di pusat kota. Tahun ini aku kelas XI dan mulai memasuki semester kedua.

   Kata orang, masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Dan aku setuju akan hal itu. Sejauh ini, kehidupan di sekolah tidak terlalu buruk. Ya, walau terkadang sedikit membosankan.

    Saat aku masih di kelas X, aku adalah anak yang pemalu. Aku sulit berbaur dengan anak-anak lain, selalu malu bila harus maju di depan kelas, canggung bila diajak bicara, dan lebih nyaman menyendiri.

    Namun semenjak aku mengenal Gisel dan Clara (yang sekarang menjadi sahabat terbaikku) aku jadi lebih percaya diri. Gisel si kpopers yang selalu ceria, dan Clara yang introvert selalu menemani hari-hariku. Sampai sekarang kami masih bersahabat karib. Kegiatan favorit kami adalah makan seblak di kantin. Itu selalu jadi momen yang menyenangkan.

    Clara dan aku adalah kutu buku. Kami suka meminjam novel di perpustakaan sekolah, sementara Gisel hanya menunggu di luar. Dia suka bete jika aku dan Clara terlalu lama di perpustakaan. “Dari sekian banyak buku di perpus, kalian cuma pinjam satu?” Ketusnya pada suatu hari saat kami baru keluar setelah satu jam lamanya. Anak itu hanya peduli dengan idol korea favoritnya. Novel-novel yang aku pinjamkan padanya malah tidak dibaca sama sekali. Ah, sudahlah. Toh kami tetap akur.

    Kembali ke masa sekarang. Dalam buku ini, aku akan menceritakan kisah ku di masa SMA. Aku ingin membagikan momen-momen terbaik di masa ini agar kenangannya akan tetap abadi. Aku memang tidak pandai menulis, tapi aku akan berusaha untuk menceritakan semuanya dengan kalimat yang mudah dipahami. Kisah ini mungkin tidak akan semegah cerita fantasi, dan tidak menakjubkan seperti kisah Ainun&Habibie. tapi aku harap, semoga pesan yang ingin ku sampaikan bisa sampai kepada kalian.

      Tanpa berlama-lama, mari kita mulai kisahnya…  

See you tomorrow, Bryan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang