chapter 5

373 50 2
                                    

Gita sekarang sedang memantau para maid yang mempersiapkan pesta ulang tahun Zean untuk malam ini, gadis itu melihat kearah Orang yang baru datang seorang pria paruh baya namun wajahnya masih tampan.

Gita langsung menghampiri pria paruh baya itu dan dia memeluk nya dengan erat,  sedangkan pria paruh baya tersebut terkejut melihat Gita memeluk nya.

"Papa, aku kembali." Ucap Gita.

Pria paruh baya itu tidak lain adalah papa Tomas, dia pun membalas pelukan anak perempuannya.

Setelah puas berpelukan, Gita dan papa nya memperhatikan para maid yang mempersiapkan pesta ulang tahun Zean.

"Kamu kapan datangnya?" Tanya papa nya menatap kearah Gita.

"Sekitar jam 9 lewat gitu, papa." Ucap Gita.

"Bagaimana kabar opa dan Oma mu di sana?" Tanya papa Tomas.

"Opa dan Oma baik kok, papa." Ucap Gita.

"Apakah kamu benar-benar sudah sembuh dari trauma mu, Gita?" Tanya papa Tomas menatap khawatir melihat Gita.

"Papa tidak percaya dengan putrimu sendiri?" Ucap Gita menatap kearah papa tomas.

"Bukan begitu maksud papa, sayang. Papa hanya masih khawatir dengan mu." Ucap papa Tomas.

"Aku sudah sembuh total, papa. 3 tahun aku terapi dengan ibunya Indah untuk menyembuhkan trauma ku." Ucap Gita.

"Maafkan papa dan mama yang tidak bisa menemani mu saat terapi." Ucap papa Tomas.

"Papa tidak perlu minta maaf, mungkin ini sudah takdir ku." Ucap Gita.

"Apa kamu sudah melupakan kejadian 5 tahun lalu itu, Gita?" Tanya papa Tomas.

"Tentu aku tidak bisa melupakannya, papa. Apalagi aku berencana untuk membalas dendam atas kematian kak Jinan, dan aku tidak ingin papa ikut campur dengan urusan ku ini." Ucap Gita.

"Memangnya kamu tahu penyebab kakak mu bunuh diri, Gita?" Ucap papa Tomas.

"Aku tahu, papa. Aku tau semuanya papa ." Ucap Gita sambil mengepalkan tangannya.

"Siapa yang membuat kakak mu seperti ini, Gita? Katakan kepada papa." Ucap papa Tomas sambil memegang kedua pundak Gita.

"Suatu saat nanti papa akan tahu sendiri, biarkan aku yang membalas dendam kepada orang-orang itu." Ucap Gita sambil melepaskan pegangan ke-dua tangan papa Tomas di kedua pundaknya.

"Orang-orang itu tidak pantas hidup bahagia atas kematian kak Jinan yang ke 5 tahun ini." Lanjutnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Kalau itu mau mu, papa akan mendukung mu. Tapi kalau kamu perlu bantuan, papa akan membantu mu." Ucap papa Tomas.

"Hm." Gumam Gita.

Gita meninggalkan papa Tomas begitu saja, sedangkan papa Tomas menatap sendu melihat perubahan anak perempuan yang tinggal satu-satunya.

'papa berharap kamu bisa membalas dendam atas kematian kakak mu, Gita.' batin papa Tomas.

Gita melihat adik laki-lakinya yang baru pulang sekolah, dia menghampirinya Zean.

"Baru pulang?" Tanya Gita sambil bersedekap dada menatap kearah zean.

"Kak Gita, ucap Zean dan langsung Memeluk kakaknya yang telah lama tidak bertemu.

Gita membalas pelukan zean cukup lama mereka berpelukan.
"Bagaimana sekolah mu?" Tanya Gita.

"Seperti biasa,kak. Membosankan sekali, banyak sekali tugas yang diberikan guru." Ucap Zean.

"Namanya juga sekolah, Zee." Ucap Gita.

"Ooo iya bagaimana kabar opa dan Oma di sana?" Tanya Zean sambil melepas pelukannya nya.

"Baik kok, ooo iya sebaiknya kamu pergi ganti pakaian sana." Ucap Gita.

"Siap, kak." Ucap Zean memperagakan sikap hormat.

Zean masuk ke dalam lift untuk menuju ke kamarnya sedangkan Gita naik ke atas lantai dua, karena ruang keluarga ada di sana.

Tiba-tiba ponsel milik Gita berdering, gadis itu langsung mengangkat telponnya karena yang menelponnya adalah Indah.

"Iya, Indah." Ucap Gita.

"Kamu udah sampai di Indonesia?" Tanya Indah.

"Udah dari tadi, emangnya kenapa?" Ucap Gita.

"Gak ada, kamu di mana sekarang?" Ucap Indah.

"Aku ada di kediaman keluarga Calderon, lalu kau di mana?" Ucap Gita.

"Aku ada di kediaman Miller." Ucap Indah.

"Kenapa menelpon ku?" Tanya Gita.

"Gak ada, soalnya aku gabut." Ucap Indah.

"Sebaiknya kalau menelpon ku harus hal yang penting, Ndah." Ucap Gita.

"Iya-iya aku tahu, Git." Ucap Indah.

"Ya udah kalau begitu, aku tutup teleponnya." Ucap Gita.

"Ok, Git." Ucap Indah.

Tut

Gita memutuskan telepon sepihak dengan Indah, setelah itu dia melanjutkan menaiki tangga menuju ke ruang Setiba di ruang keluarga, Gita langsung duduk di bangku sofa. Dia menatap sekeliling ruangan itu, tidak sengaja Gita menatap kearah pigura foto besar keluarga nya terpajang rapi di sana.

Dia beranjak dari tempat duduknya dan menuju kearah pigura foto besar keluarganya yang terpajang rapi di sana, dia menyentuh foto mendiang kakaknya yaitu Jinan.

"Kak Jinan, aku akan membalas semua perbuatan mereka atas kematian kakak. Jangan memarahi ku ya, karena aku melakukan ini untuk kakak sendiri. Mereka tidak pantas bahagia di atas kematian kakak." Gumam Gita dengan lirih.

"Aku akan menghancurkan mereka mulai dari dalam, tapi aku menghancurkan mereka secara diam-diam agar mereka tidak curiga dengan diri ku." Lanjutnya.

"Setelah aku berhasil menghancurkan mereka, kak Jinan jangan marah kepada ku ya. Karena aku ini adik kesayangan Kakak, dan kakak harus mendoakan ku untuk berhasil menghancurkan mereka."

"Kak Jinan, mereka berdua sekarang sudah memiliki 2 orang anak. Sebenarnya aku tidak ingin menyakiti kedua anak kecil yang tidak bersalah itu, apa yang harus aku lakukan?"

"Mungkin aku seperti orang gila berbicara sendiri dengan foto orang yang sudah meninggal dunia, tapi aku merasa tenang saat berbicara dengan kakak saat menatap kearah foto kakak."

Gita pun selesai berbicara dengan foto mendiang kakaknya yaitu Jinan, setelah itu dia duduk di bangku sofa.

Gadis tersebut langsung mengambil ponselnya dan mengirim chat kepada Dhaniel. ya Dhaniel tunangan Indah dan tangan kanan nua Gita

Dhaniel, cari informasi tentang keluarga Verques .

Malam ini harus sudah kau dapatkan.

Baik, nona muda.

  Gita pun mematikan ponselnya dan dia meninggalkan ruang keluarga tersebut, dia masuk ke dalam lift menuju ke lantai 5 karena kamarnya ada di lantai sana. Kediaman keluarga Calderon ini berlantai 5, lantai paling atas itu sengaja di tempati Gita.

TBC...

__________
VOTE KOMEN⚠️
See you next chap🍓

revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang