chapter 7

304 51 1
                                    

Gita dan Sean sekarang sudah berada di halaman belakang mansion Calderon, sedangkan acara ulangtahun Zean sudah di mulai.

"Sean." Ucap Gita.

"Iya, Gita cantik." Ucap Sean langsung menatap kearah Gita.

"Jangan panggil aku dengan panggilan Gita cantik, cukup panggil Gita saja." Ucap Gita.

"Kamu tidak suka ya kalau aku memanggil mu dengan panggilan Gita cantik?" Tanya Sean sambil memasang wajah sedihnya.

Gita langsung panik melihat Sean memasang wajah sedihnya.

"Enggak kok, aku suka dengan panggilan nya." Ucap Gita.

'Gita kamu harus sabar dengan orang autis.' batin Gita.

Sean pun tidak memasang wajah sedihnya lagi setelah mendengar perkataan Gita.

"Gita cantik, usia mu sekarang berapa?" Tanya Sean.

"Usia ku 20 tahun, lalu usia mu berapa?" Ucap Gita.

"Usia ku 24 tahun." Ucap Sean.

"Ooo iya bagaimana kalau kita masuk ke dalam, acaranya sudah di mulai." Ucap Gita.

"Ayo, Gita cantik." Ucap Sean.

Gita menggandeng tangan Sean, gadis itu tidak menyadari bahwa hatinya mulai menghangat saat bersama Sean.

Tidak lama kemudian mereka berdua tiba di sana, Gita mengantar Sean kepada keluarga Verques setelah itu dia menghampiri keluarganya.

Cup

Gita mencium dahi Zean di depan banyak orang, karena adiknya itu memberikan potongan kue pertamanya kepada nya.

"Selamat ulang tahun adik ku, semoga panjang umur dan sehat selalu ya." Ucap Gita.

"Makasih doanya, kak Gita." Ucap zean.

Terlihat seorang maid yang menghampiri Gita dan dia membawa sebuah paper bag yang berukuran besar.

"Ini nona muda." Ucap Dena.

"Terima kasih, Dena." Ucap Gita.

"Sama-sama,nona muda." Ucap Dena.

Dena meninggalkan tempat itu sedangkan Gita menyerahkan paper bag berukuran besar kepada Zean.

"Ini kado ulang tahun mu yang ke 17 tahun, bukanya jangan sekarang." Ucap Gita.

"Makasih,kak Gits." Ucap Zean.

"Sama-sama." Ucap Gita.

Setelah pemotongan kue, acara bebas pun di mulai. Terlihat papa Tomas berbincang-bincang dengan rekan bisnisnya, mama Naomi bercengkrama dengan teman-teman arisannya, Zean sedang bercengkrama dengan teman-teman nya, sedangkan Gita sendiri hanya duduk diam di tempat minuman keras.

Gita meneguk wine dengan sekali tegukan, gadis itu menyadari bahwa ada seseorang yang menghampirinya.

"Selamat malam nona muda." Ucap Dhaniel.

"Duduk, Niel ." Ucap Gita.

Dhaniel duduk di hadapan Gita, pria itu di undang Gita ke acara ulangtahun Zean.

"Aku sudah bertemu dengan Sean tuan muda ke-dua Keluarga Verques, dia sangat tampan namun sayangnya dia autis." Ucap Gita.

"Kau menyukainya?" Tanya Dhaniel menatap kearah Gita.

"Baru pertama kali aku bertemu dengannya, mana mungkin aku langsung jatuh cinta kepadanya, Niel?" Ucap Gita.

"Apalagi aku tidak percaya apa itu cinta, karena cinta kakak perempuan ku harus bunuh diri." Lanjutnya.

"Cinta itu tidak nyata tapi ilusi."

"Kau mabuk?" Ucap Dhaniel.

"Aku tidak mabuk, Niel. Kau tahu sendiri kan kalau aku ini kuat minum wine." Ucap Gita.

"Bagaimana dengan perkembangan korupsi di Perusahaan ku?" Lanjutnya.

"Mereka semakin menjadi-jadi, Git." Ucap Dhaniel.

Gita memiliki sebuah perusahaan sendiri yang bernama G.A Company, perusahaan itu singkatan dari namanya. G.A company ini perusahaan yang terkenal di seluruh dunia, dan memiliki cabang-cabang di mana-mana. Bahkan perusahaan ini mendapatkan nomor urut 2 perusahaan yang terkenal di dunia.

Tidak ada satu orang pun yang tahu pemilik G.A company karena Gita tidak pernah menampakkan dirinya ke depan publik, dia hanya mengutus Dhaniel untuk mewakili dirinya.

Banyak orang yang berlomba-lomba ingin bekerjasama dengan perusahaan Gita, tapi sayangnya banyak perusahaan yang di tolak karena tidak sesuai dengan persyaratan.

Pusat G.A company sudah dipindahkan ke Indonesia, sebelum 2 hari Gita kembali ke Indonesia. Dhaniel yang menangani sementara perusahaan milik Gita, karena dia adalah tangan kanan Gita.

"Lakukan seperti biasanya." Ucap Gita.

"Baik, nona muda." Ucap Dhaniel.

"Ck, Dhaniel jangan memanggilku dengan sebutan nona muda. Kau itu sahabat ku juga dan tunangannya Indah, panggil aku dengan panggilan Gita saja. Kecuali saat bekerja baru kau boleh memanggilku dengan sebutan nona muda." Ucap Gita.

"Hm." Gumam Dhaniel.

Terlihat seorang pria yang sedikit tampan menghampiri Gita dan Dhaniel, pria itu tidak lain adalah Kevan.

'bajingan ini.' batin Gita.

"Gita, apakah kamu melihat Yenny?" Tanya Kevan sambil menatap tajam kearah Dhaniel.

"Kak Yenny di sana." Ucap Gita sambil menunjuk ke arah Yenny bersama teman-teman arisannya.

"Kalau begitu terima kasih." Ucap Kevan.

"Hm." Gumam Gita.

Kevan langsung menghampiri Yenny, sedangkan Gita menatap datar melihat kepergian Kevan.

"Jadi pria itu?" Ucap Dhaniel.

"Hm, dialah pria itu." Ucap Gita.

"Cih, dia tidak setampan diri ku." Ucap Dhaniel.

"Percaya diri sekali." Ucap Gita.

"Itu harus, apalagi Indah sudah mengakui bahwa aku ini tampan." Ucap Dhaniel dengan percaya diri.

"Wajar Indah berbicara seperti itu, dia kan tunangan mu." Ucap Gita langsung beranjak dari tempat duduknya dan mengambil botol wine dan 1 gelas wine.

Dia meletakkan botol wine di atas meja dan menyodorkan gelas wine kepada Dhaniel.

"Kau tidak perlu repot-repot, Gita." Ucap Dhaniel.

"Aku ini tuan rumah, Niel." Ucap Gita.

"Kau masih saja seperti ini." Ucap Dhaniel menatap kearah Gita yang menuangkan wine kedalam gelas.

"Jangan menatap ku seperti itu, nanti kau akan jatuh cinta kepada ku." Ucap Gita.

"Percaya diri sekali kau, Git." Ucap Dhaniel sambil terkekeh kecil mendengar perkataan Gita.

Gita memutar bola mata malasnya saat mendengar perkataan Dhaniel dan gadis itu kembali duduk di kursinya yang tadi, tanpa mereka berdua sadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh sambil mengepalkan kedua tangannya.

TBC...

Siapakah orang itu...?

__________
VOTE KOMEN⚠️
See you next chap🍓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang