It's cuffin' season
And now we've got a reason to get a big boy, I need a big boy
Give me a big boy
I want a big boy
'Cause messin' with a big boy will change your life
🎶 Big Boy 🎶
—————————————————————
COMMENTS yang banyak, UPDATE cepat, deal?🩶🩶🩶
"Whoa, whoa." Lelaki itu mundur sedikit sambil sekilas melirik wajah Cassidy yang mulai terlihat resah."It's not an insult, Dude. Cuma makan malam, nggak lebih."
Rahang Four mengeras.
"Lagi pula, bukannya kita nggak sepermainan sebelum lo all over Four dan nempel Four terus, right, Cass?" tanya lelaki itu sambil menatap Cassidy dengan senyuman.
Cassidy mengernyit.
"Come on," bujuk lelaki itu. "Four wins a big money and I get a friendship dinner with my old friend. Just call it a friendship dinner."
"Kita bukan temen," kata Cassidy pelan, tapi matanya ragu.
Lelaki itu tertawa. "Wow. You are really lost in Four's world, aren't you?"
Cassidy hanya diam, sama halnya dengan Four yang sedang menunggu lelaki itu menyentuh batas kesabarannya. Four ingin cepat saja sebelum darahnya keburu mendidih.
Tetapi, lelaki itu ingin santai. Dia malah tersenyum manis pada Cassidy. "Aksa," sebutnya. "Temen kecil lo, Cass?" Dia mengingatkan. "Bukan kita selalu kemana-mana bareng dulu? Suka keliling komplek juga buat main dan gitaran malem-malem, kan?"
Cassidy terhenyak.
"Lo panggil gue apa dulu? Bang... Aksa-nya Cassidy?"
Cassidy terpekur. Dia teringat masa itu, juga orang ini akhirnya.
Sementara itu, Four buang muka seolah tak sudi mendengar Aksa membeberkan panggilan Cassidy untuk lelaki itu. "Ah, a bully," kata Four sinis.
Aksa kembali menatap Four. Kali ini, dia tertawa. "Ralat," katanya. "Temen gue. Gue cuma nontonin. And you have to admit it. Seru liatnya."
Four melirik Aksa malas. "Lo nggak bakal bilang gitu kalo lo yang got bullied."
Aksa tertawa lagi, seperti benar-benar dalam suasana hati baik bertemu orang-orang yang ada di masa kecilnya. "Masa lalu, Four," katanya santai. "Udah gede kita. Lupain, oke? Pake motor gue buat lo menangin uang dan kita damai, deal?"
"Lo bisa nggak usah banyak bacot?" sahut Four mulai muak. "Mau lo apa, sih?"
"I told you," kata Aksa. "Reuni sama adek-adekan gue—Cassidy."
Four mendengus.
"Gue kehilangan banyak waktu baik sama dia sejak lo masuk ke dunianya. Kita bahkan nggak sempat say goodbye pas gue pindah ke Bandung. I miss her a lot." Aksa menatap Cassidy yang jelas terlihat tidak nyaman mendengar kalimat itu sampai gadis itu mengalihkan tatapan ke mana saja asalkan tidak harus membalas tatapan Aksa.
Namun, Aksa pintar membawa kembali perhatian Cassidy kepadanya ketika dia berkata, "Terakhir kita ketemu, lo masih adek kecil gue dan sekarang udah tumbuh gede jadi remaja cantik yang ngedampingin raja balapan liar."
"Cabut lo," sahut Four penuh perhitungan.
"Oh, stop with that ABG sentiment already," kata Aksa sambil berdecak. "Lo jangan insecure gitu, dong. It's not like I try to steal her away from you, Four." Aksa tersenyum lebar. "Not yet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdose: Four
Romance(18+) Darah, keringat, air mata telah mereka tumpahkan untuk berjuang menghadapi kerasnya hidup sejak mereka lahir dan tumbuh besar bersama. Cassidy adalah heroin yang tak bisa berhenti dikonsumsi Four. Four adalah wine yang membangkitkan candu Cas...