tiga belas

164 28 2
                                    

siapa yang kangen sama jaebby? semoga kangennya terbalas yaaa. seperti biasa kalau ada typo, bisikin. 

karena kemarin ada kesalahan jadi gini, ya. Minyoung itu mamanya Felix. Jiwoon Ibu dari Jihhon daa (dan adik-adik). aku malas ganti, hehe :v

vote komen juteyyoo 

[  .....  ]

"Tolong kumpulkan tugasnya di meja saya lusa nanti. Terima kasih."

kelas akhirnya dibubarkan. Doyoung yang sedari tadi menjadi anak teladan mulai meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku setelah tiga jam duduk dengan telinga bahkan jari yang menyimak penjelasan dosen. "Doy, kantin?"

Doyoung menggeleng. "Gue mau langsung pulang. Capek banget hari ini. Gue pengen langsung pelukan sama kasur gue."

Taeyoung menatap malas pemuda jompo di sebelahnya. "Kayaknya hal itu nggak akan terwujud. Hari Kamis, jadwal kita latihan dance sama Mr. Kai."

Dalam detik ketiga terdengar suara helaan napas yang terdengar begitu lelah. Dan itu dari Doyoung, tentu saja. "Kenapa Mr. Kai selalu ganggu acara penting gue, sih, Tae?" 

Taeyoung mengedikkan bahu. "Ngeluh mulu. Lagi pula kayaknya cuma sebentar."

.

.

"Bajingan! Gue capek!" Doyoung tergeletak begitu saja di lantai. Napasnya terengah-engah setelah latihan berakhir. "Pembohong lo, Taeyoung! Katanya latihannya sebentar, tapi udah lima jam gue di sini!"

Taeyoung terkekeh dalam kegiatannya meneguk air. "Lebay lo. Baru juga dua jam."

"Dua jam di ruangan ini itu bagaikan lima jam! Ah ... atau lebih? Nggak tau lah, pokoknya gue capek!" Doyoung terus menerus mengeluh bahkan tanpa ia sadari ia hanya bicara seorang diri sebab Taeyoung malah pergi ke kantin tanpa mengajak Doyoung. 

Terlalu lelah bahkan untuk sekedar mengambil minum di lemari pendingin akhirnya matanya malah tertutup. hampir saja ia akan menginap di ruangan neraka itu jika saja seseorang tidak dengan jahil malah menempelkan benda dingin ke lehernya. matanya langsung terbuka sepenuhnya. "Kak Jaehyuk? Kok lo di sini? Tae mana?"

"Hanya saya saja di sini, Tuan--"

"Kak, please. Di sini nggak ada Kak Jihoon, Kak Junkyu atau bahkan Kak Asahi apalagi orang tua gue. Lo juga udah janji."

Jaehyuk terkekeh. "Oke, sorry. Saya cuma nggak terbiasa."

"Makanya lo biasain." Doyoung meneguk air dingin itu hingga tersisa setengah. "Tumben lo mau jemput gue. Nggak sibuk?"

"Tuan Asahi yang menyuruh. Lagi pula ada makan malam keluarga nanti malam. kamu harus datang, jangan keseringan mangkir."

Doyoung hanya mengangguk saja. "Habisnya pembahasan mereka bikin ngantuk. Selain ngantuk kadang juga bikin panas kuping. Gue salut sih sama mereka yang dari kecil udah tahan di tekan sana-sini." Yang Doyoung maksud di sini adalah Jihoon, Junkyu serta Asahi.

"Dan kamu juga harus terbiasa untuk itu." Jaehyuk berdiri merapikan kemeja birunya yang agak kusut. Ia melihat heran dengan rentangan tangan Doyoung padanya. Berniat membantu berdiri, malah mendapat gelengan dari pemuda yang lebih muda darinya itu.

"Kaki gue pegel, gue juga ngantuk. Gendong gue!"

doyoung kira, ia akan kembali tidur lelap menyandar di punggung tegap Jaehyuk sembari menyamarkan raut senangnya. tapi tanpa ia duga, Jaehyuk malah menggendongnya seperti pengantin. Doyoung segera mengeratkan pegangannya. "Siap?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang