(𝒢𑄺)♡⃕A

39 8 0
                                    

˗ˏˋ ꒰ ♡ ꒱ ˎˊ˗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˗ˏˋ ꒰ ♡ ꒱ ˎˊ˗























"Aku penasaran. Kamu beneran cinta sama aku gak?" sebuah pertanyaan yang terdengar konyol bagi (Y/n) melengos dari mulut sang kekasih.

Gadis itu kadang dibuat geleng-geleng terhadap pacarnya sendiri. Sebelumnya pun pernah Gen bilang 'aku kira kamu bakal nolak' dan semacamnya beberapa kali.

Sebagai jawaban, jelita itu selalu memberitahu. "Aku mau sama Gen karena aku cintaaa duhai cintakuu saaayyaaaanggggkuuu...!" dia gemas diakhiri nyanyian.

Pria itu tidak memberi gubrisan, hanya menatap pacarnya sembari mengerucutkan bibir.

Dara menatapnya heran. Si pansos kenapa dah?

Lantas menghampiri, memberi eye contact dengan manis selama beberapa detik. Alhasil Adam dibuatnya tersipu.

"Ih! apa-apaan sih kamu?!!" gerutu Gen menangkup pipi gadisnya dengan satu tangan.

Dia gemas. Mudah tergoda karena hal kecil. Tak bisa mengusir sipu malu yang selalu disebabkan tiba-tiba oleh kekasihnya.

"Ehk-! Gen! S-sakit oi!!" sang hawa protes pasalnya memang sesakit itu ditangkup pacarnya sendiri, walau pria itu tidak mengeluarkan tenaga besarnya.

Kening Gen mengernyit, pegangannya ia longgar kan, "Masa gitu aja sakit?" dan beralih menjadi

Kening Gen mengernyit, pegangannya ia longgar kan, "Masa gitu aja sakit?" dan beralih menjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Are-? iya jelas sakit lah! kamu ga sadar apa gimana sama kekuatanmu itu??"

Perkataan sang kekasih masuk ditelinga nya. Akan tetapi pria itu lebih memilih saling bersitatap, mengamati paras ayu hawa tersebut seraya mengusap pelan bibir mungilnya.

Jari Gen turun meraih kedua sisi dagu gadisnya, lantas memberi kecupan singkat dimasing-masing pipi yang tadi ia remas. —Sebagai permintaan maaf.

Memerah. Memang siapa yang tidak tersipu diperlakukan begitu?

Tidak menjauhkan wajahnya dari sang hawa, Gen lirih memberitahu tepat disamping telinganya. "Aku cuma takut..."

Dan berhasil membuat sang kekasih cukup terkejut mengetahui seorang Narumi Gen.. takut.

Namun, ia menyayangi pria tersebut. Mencintainya setulus hati dan siap selalu menjadi sandaran serta rumah.

Kali ini beralih menjadi ia yang menyentuh dada sang Adam, menarik kurva manis sebelum bertutur.

"Apa yang Gen sayang takut 'kan? aku baru tau hal ini, bukankah kamu seorang komandan terkuat yang membunuh banyak monster?"

Sedikit menjauhkan kepalanya, tangan kecil yang menempel di dadanya ia jemput kedalam genggaman.

"Karena..." menggantung ucapan, satu tangannya yang lain mendorong kepala sang gadis kedalam dadanya lalu ia menenggelamkan setengah wajah dipuncuk kepala bersurai (h/c). "Aku ini buruk. Aku takut kau tidak akan menerimaku seperti yang lainnya."

(Y/n) terkejut. Apa mungkin selama ini Gen berpikir sedemikian rupa? Kiranya ia adalah orang pansos yang tidak pernah memperdulikan pandangan orang lain. Tapi, beberapa dari mereka yang seperti ini sisi dalamnya pasti mempunyai pikiran minder atau negatif.

"Gen buruk...?" ulang (Y/n) bertanya setelah membalas dekap.

Lalu anggukan ia rasakan.

"Bahkan saat di unit 1 pun aku masih tidak diterima dan selalu ingin dibuang..." Adam melirih lagi. Menyalurkan sedikit duka yang menjadi retisalya kepada empu hati yang ia percaya bahwa dialah dewi-nya.

"Lalu..." pria itu tercekat.

"Lalu...?"

"Lalu...aku takut...kau menolak ku seperti yang lainnya..."

Terhenyak. Apa yang di tuturnya sungguh berlawanan pada saat itu, dimana dia selalu membanggakan diri dan berwatak semena-mena untuk menyalurkan rasa cintanya.

"Aku minta maaf...apa aku membuatmu merasa begitu? Gen tidak nyaman ya berada di dekatku?"

Dikara budi pekerti hawa justru meminta maaf.

"Kenapa kamu minta maaf...? aku percaya tau kalo sayang sama cintamu itu reyal no pek pek-?"

Seraya melepas pelukan (Y/n) terkekeh kecil. Lantas menatap tulus kekasihnya dan mengusap sisi wajah sang komandan.

"Baguslah kalau kamu percayaaa..! aku merasa sangat dihargai."

Dan saat itu juga, berganti menjadi Gen yang terhenyak. Gadisnya bilang kalau ia yang merasa dihargai. Namun pada sudut pandang pria itu, nalurinya lega, sungguh merasa ditimpa keberuntungan juga teramat dihargai. Seperti telah berjumpa dengan harta karun yang paling berharga.

"Gen jangan berpikir begitu lagi ya? aku ada disini, I really love you, forever."

"Karena setiap dari kita telah ditentukan garis takdirnya. Sepahit itu perjalanan mu pasti akan ada hadiah yang setimpal, aku bersyukur bertemu Gen!"

Lalu, terlihatlah sebuah kurva paling tulus yang diciptakan Gen. Pertanda bahwa ia bersuka cita atas bidadari yang disiapkan untuknya selepas riuh badai yang menyakitkan.

"Aku lebih bersyukur karena memilikimu. Aku mencintaimu lebih dalam daripada apapun, oh sayangku kau begitu sempurna."







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗘𝗡𝗖𝗔𝗡𝗧𝗔𝗥 ⬭ 𝑛.ᐟ𝑔𝑒𝑛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang