Sinar matahari mulai menyusup masuk ke dalam kamar Regie. Dengan suara lembut yang penuh semangat, Kimmy membangunkan Regie. Gadis itu duduk di atas perut Regie sambil menggendong boneka bayi kesayangan Regie, Daisy.
"Regie... bangun! Daisy nangis cariin kamu!" ucap Kimmy sambil menggoyang-goyangkan boneka itu dengan lucu, seolah-olah boneka itu benar-benar butuh perhatian.
Regie, yang baru terbangun, mengerjapkan matanya dan berusaha untuk fokus. "Kimmy! Apa sih? Ngapain kamu di kamar aku?" jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang masih nyeri akibat tidur yang kurang cukup.
Kimmy dengan nada manja menjawab, "Aku kangen banget sama Kak Regie! Udah dua hari kita nggak ketemu. Lagian, Daisy juga butuh perhatian! Kakak kan punya tanggung jawab sebagai Mommy Daisy." Dia tersenyum lebar sambil menggenggam boneka itu seperti bayi yang membutuhkan cinta.
Dengan sedikit jengkel, Regie mencoba menggeser Kimmy dari perutnya. "Ya ampun, Kimmy! Kamu bisa gak sih sekali-kali berhenti sama drama-dramamu? Daisy itu cuma boneka!" ucapnya sambil menahan tawa.
"Tapi Kak Regie, boneka juga butuh kasih sayang! Lagipula, kan kita berdua adalah orang tua Daisy!" Kimmy mengangkat dagunya, pura-pura menatap Regie dengan tatapan serius.
Regie menghela napas dan berusaha mengabaikan senyuman Kimmy. "Ya ya, kasih sayang dan lain-lain. Tapi, Kimmy, kamu jangan datang ke rumah hampir tiap hari bisa nggak? Aku butuh waktu sendiri."
"Makanya kakak datang dong sekali-sekali ke rumah Aku. Kan kita udah dekat dari kecil! Gak asik kalau harus jauh-jauh!" Kimmy mulai memainkan rambutnya dengan ekspresi menyedihkan.
Regie menggelengkan kepalanya. "Kalo aku di rumah kamu bisa-bisa aku kamu ikat lagi biar ngga pulang. Lagian, kamu kan masih kelas 10, harusnya fokus aja dulu sama pelajaran atau sama latihan gymnastikmu. Jangan ganggu Kakak terus!"
Kimmy mendekat, seolah mendengarkan dengan seksama. "Tapi kan aku suka banget nonton kamu main basket! Terus, aku juga pengen jadi kayak Kak Regie, primadona sekolah!"
"Aku ikut nonton kakak latihan hari ini ya?" Lanjut Kimmy memohon.
Regie merasa hatinya bergetar mendengar kalimat itu, tapi dia tidak ingin menunjukkan perasaannya. "Ya udah deh, tapi jangan sampai ganggu latihan aku, ya?"
"Setuju! Janji deh!" Jawab Kimmy dengan ekspresi ceria, ia kembali duduk di samping Regie dan merangkulnya, "Ayo kita main sama Daisy!"
Regie menggelengkan kepala dan tersenyum, merasa hangat dengan kehadiran Kimmy meskipun dia berusaha untuk bersikap dingin. "Aku mau sarapan dulu."
"Ayo! Tante udah masak tadi." Kimmy melompat dengan ceria, mengabaikan niat Regie yang sebenarnya hanya ingin mengurus dirinya sendiri.
Kimmy pun turun dari kasur. Satu tangannya menggendong Daisy dan satunya lagi menarik tangan gadis tinggi itu.
***
Selesai sarapan keduanya bersiap untuk menuju lapangan. Regie dan Kimmy melangkah keluar dari rumah dengan penuh semangat. Regie, yang sudah mengenakan jersey basketnya, menatap Kimmy yang masih menggenggam boneka Daisy dengan erat.
"Kimmy, kita naik motor aja ya. Jalanan pasti macet, dan aku mau cepat sampai ke lapangan," ajak Regie sambil mengeluarkan kunci motor.
Kimmy merengek, "Tapi Kak Regie, aku nggak mau kepanasan! Kita naik mobil aja. Mobil itu lebih nyaman."
Regie mendesah. "Tapi kalau naik mobil kan lebih lama, Kimmy. Kita bisa terjebak macet."
"Tapi kakak bisa sambil ngobrol sama aku selama di perjalanan," balas Kimmy dengan senyumnya yang ceria.