Seseorang sedang memasak di dapur salah satu kamar rumah sakit. Dapat dipastikan seseorang yang dirawat di ruangan itu adalah orang kaya karena kamar itu cukup luas bahkan punya dapur pribadi. Seorang gadis dengan style tomboy dan rambut pendek yang diikat setengah, keluar dari dapur sambil membawa semangkuk mie instan. Ia tersenyum lembut menatap masakannya yang terlihat enak itu. Ia kemudian duduk disamping seorang gadis yang terbaring di bangsal rawat. Gadis cantik berkulit putih itu seperti enggan untuk membuka matanya sekedar melihat Zee yang duduk di sampingnya.
"Sayang bangun. Aku masakin mie instan rasa favorit kamu." Ucap Zee dengan lembut. Setelah mengatakan itu Zee menjadi murung. Dia hampir lupa kalau gadis itu sudah terbaring koma selama hampir setahun setelah mobilnya mengalami kecelakaan tunggal. Zee enggan mengingat kembali kejadian itu dan memilih memakan mie instan itu sambil menatap wajah pujaan hatinya itu.
"Udah hampir setahun ya sejak kejadian itu. Maeng, kamu emang ngga mau bangun nih? Kemarin aku baca buku katanya orang paling lama koma itu 42 tahun sebelum akhirnya meninggal. Namanya Edwarda, aku lupa nama belakangnya. Bukan aku sih yang baca. Dibacain sama Christy. Aku malas baca buku. " Celoteh Zee seolah olah gadis yang lebih muda darinya itu bisa mendengarkannya.
Tiba-tiba sebuah hal buruk terlintas dipikiran Zee. Ia langsung meletakkan mangkuk nya di nakas. Dan naik keatas bangsal yang bertuliskan Marsha Lenathea Lopian itu. Zee menyisihkan beberapa kabel dan selang yang terhubung ke tubuh Marsha dan memeluknya pelan. Ia memeberikan beberapa kecupan di pipi gadis itu sambil memasang wajah sedih.
"Kamu ngga ada niatan buat saingin Edwarda kan? Kamu bisa kok mecahin rekor dunia yang lain, aku bisa bantu kamu nanti. Asal jangan yang itu ya sayang." Ucap Zee takut.
Setelah hampir setengah jam di posisi itu, Zee turun dari bangsal dan merapikan bajunya. Ia harus ke kampus karena sebentar lagi dia ada kelas pagi.
"Aku pulang dulu ya sayang, bentar lagi mama kamu datang buat jagain kamu. Kalau kamu sadar langsung kabarin aku ya, Love you." Zee mengecup bibir Marsha buru-buru takut mamanya keburu datang. Ia pun menitipkan Marsha ke perawat dan langsung bergegas menuju parkiran. Di parkiran Seorang gadis yang style nya tidak jauh berbeda dengan Zee duduk di kap mobil sambil meminum sari buah kemasan.
"Gimana? Maeng gua udah sadar?" Tanya gadis itu santai.
"Maeng Gua? Ngaca dulu Lu Del, Marsha itu cewe gua." Ucap Zee dengan sedikit penekanan.
"Bukan cewe lu juga kali. Dengar ya Zee, Marsha itu cuma sahabat yang kamu sukai, nothing more. Pede banget bilang cewe gua, confess aja ngga berani kamu." Ucap Adel meledek.
Zee memasang wajah sebal dan memilih langsung masuk kedalam mobil Adel.
"Mending aku bawa mobil sendiri tadi." Dengusnya dalam hati.
Adel tertawa dan beranjak masuk ke mobil menyusul Zee.
***
Sore hari sepulang kampus, Adel mengantar Zee ke rumahnya. Zee hanya masuk kerumahnya untuk mengambil kunci mobilnya setelah itu dia langsung pergi ke rumah sakit menemui Marsha. Namun di lorong rumah sakit ia tidak sengaja menabrak seorang gadis dengan seragam pelayan kafe. Gadis itu terjatuh tersungkur karena Zee sedikit berlari tadi.
"Aduh...maaf kak tadi saya buru-buru." Zee berjongkok dan membantu gadis itu bangkit. Ia melihat darah segar mengalir dari siku lengan kedua lutut gadis itu. Tanpa berfikir panjang Zee beralih dan menggendong gadis itu menuju bangku di taman rumah sakit.
Ia berlari ke UGD dan meminta kotak p3k. Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan Zee kembali ke taman dan menemui gadis tadi. Zee dengan telaten membersihkan dan mengobati luka gadis itu. Sedangkan gadis itu hanya diam sambil menahan sakit.