Enam

55 17 1
                                    

Jeno mengira Haechan adalah pemuda yang tertutup dan tak mudah bergaul, namun ternyata pemuda itu sangat menyenangkan, sifatnya yang ceria dan banyak bercerita. Semakin ia mengenal pemuda itu, Jeno jadi tahu jika Haechan tak suka di abaikan jika sedang bercerita.

"Jeno dengarkan aku."

"Iya Haechan, aku dengar."

Haechan mengambil sesuatu dari dalam tasnya lalu menunjukkan pada Jeno. "kau tahu aku senang sekali bisa mendapatkan komik yang selama ini aku cari-cari," ucap Haechan senang. Jeno bertanya apa Haechan suka membaca komik. Haechan mengatakan jika ia sangat suka membaca komik, pertama kali ia menyukai komik karena ada seseorang yang memberikan komik saat ia sedang berada di les musik.

"Kau pernah ikut les musik?"

"Hhm. Tapi hanya sebentar, setelah itu aku keluar."

"Kenapa?"

"Karena aku tak bisa bertemu lagi dengan guru lesku."

Jeno menatap wajah Haechan yang tiba-tiba berubah senduh. Namun setelah itu sebuah senyuman manis terukir indah di wajahnya. "itu sudah sangat lama, dan aku mungkin sudah melupakannya."

Entah mengapa hati Jeno menjadi aneh. Mendengar cerita Haechan ia jadi teringat sang kakak. Mungkin ia akan mengunjunginya pulang sekolah nanti.

_

_

_

Setelah membeli bunga, Jeno langsung menuju tempat sang kakak. Jeno tersenyum menatap bunga favorit kakanya, sudah lama sekali ia tak membelikan bunga itu. Dan semoga saja kakaknya suka dengan hadiahnya kali ini.

"Kau datang?" Jeno tersenyum pada seorang pria baruh bayah yang menyapanya. "Iya, aku ingin menguji kakakku."

"Sepertinya bukan hanya kau saja, tadi aku melihat seorang pemuda manis yang belum lama lewat di sini."

"Tumben sekali, tapi mungkin saja seseorang yang ingin berkunjung."

Jeno berpamitan pada pria tua itu. Jeno melihat sekelilingnya menjadi sosok yang di katakan oleh pria tua tadi namun ia tak melihat siapapun di sana. Hingga langkah terhenti, kala matanya menemukan seseorang yang sangat ia kenali tengah duduk di depan makam sang kakak.

Ia menatap sosok itu tanpa berniat mengalikan pandangannya. Jantungan berdetak kencang saat tahu siapa yang ia lihat di sana. Jeno melihat Haechan yang tengah duduk di depan makam sang kakak, dengan tatapan kosong menatap tepat pada batu nisan itu.

"Bagaimana kabarmu Hyung? apa kau baik-baik saja di sana? kau tahu hari ini aku senang sekali karena bisa mendapatkan komik favoritku.

Dan kau tahu, aku banyak bercerita dengan Jeno hari ini. Aku juga membelikan bunga favoritmu.

Sudah lama sekali ya Hyung. Dan aku sangat merindukanmu. Seandainya kau masih di sini aku akan senang sekali, bisa bermain gitar, bernyanyi bersamamu dan Jeno seperti dulu.

Jeno sangat mirip denganmu Hyung, dia tak mau aku bermain gitar, katanya aku lebih cocok bernyanyi saja, padahal aku ingin sekali.

Tapi tak apa, aku senang karena dia mau bermain gitar untukku, sepertimu."

Jeno di sana mendengar semua cerita Haechan. Apa yang sudah ia lupakan, bagaimana bisa ia melupakan Haechan begitu saja. Mengapa, mengapa ia tak mengingat apapun?

 Mengapa, mengapa ia tak mengingat apapun?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________

"Jeno," panggil sang kakak, Mark Lee. Jeno menoleh pada sang kakak yang memberi isyarat untuk mendekat padanya.

"Ada apa Hyung?" Mark tersenyum, hingga ia menarik seseorang dari balik tubuhnya, dan Jeno menatap bingung pada sosok pemuda yang lebih pendek darinya itu.

"Perkenalkan, dia Haechan."

"Haloh, namaku Lee Donghyuck, panggil saja Haechan," kenalnya sembari mengulurkan tangannya pada Jeno. Jeno menatap tangan Haechan, namun ia langsung membalas uluran tangan itu.

"Jeno."

"Jeno, Haechan ini muridku di kelas. Dia baru saja ikut les musik. Kau berteman baiklah dengannya."

Jeno mengangguk. Lalu ia kembali menatap Haechan yang masih setia tersenyum padanya. Bukannya merasa aneh, Jeno justru merasa jikalau Haechan itu sedikit lucu. Ia menggemaskan, dan sedikit berbeda karena warnah kulitnya yang sedikit gelap.

Dia dan Nada (Nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang