Chapt 8

4 2 0
                                    

Langit sore itu tampak cerah, seakan mencerminkan suasana yang jarang terjadi di bulan yang biasanya mendung. Sinar matahari sore yang hangat menyorot lembut di sela-sela dedaunan pohon yang rindang, menciptakan bayangan yang bergerak pelan di sepanjang jalan. Audrey mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, menikmati suasana kota yang mulai lengang di penghujung hari. Jalanan kota dipenuhi oleh pepohonan yang berjajar rapi, membentuk koridor alami yang memberikan keteduhan. Hembusan angin sepoi-sepoi membawa aroma khas sore, mencampur dengan sisa hujan semalam dan daun-daun kering yang terinjak.

Tujuannya sudah jelas, Audrey hendak menuju toko cookies favoritnya. Sejak beberapa hari terakhir, ia begitu mendambakan rasa cookies matcha dan dark chocolate yang sudah lama menjadi kesukaannya. Pikiran itu memenuhi benaknya sepanjang perjalanan. Dalam hati, ia berharap stok cookies kesukaannya masih ada di sana.

Audrey memarkirkan motornya di depan toko cookies tersebut, menarik napas panjang sebelum melangkah masuk. Namun, sejenak pandangannya terhenti pada sebuah motor yang terparkir tak jauh dari pintu masuk toko. Motor itu tampak tak asing. Ia merasa pernah melihatnya sebelumnya, tapi tak ingin memikirkan lebih jauh. "Ah, mungkin cuma kebetulan," pikir Audrey sambil melangkah masuk ke dalam toko.

Ketika pintu toko terbuka, aroma manis cookies yang baru dipanggang segera menyambutnya. Lonceng kecil di atas pintu berdenting, menambah suasana hangat dalam toko. Matanya segera tertuju pada rak etalase yang dipenuhi dengan aneka varian cookies, dan senyumnya mulai merekah. Namun, senyumnya langsung pudar ketika pandangannya tertuju pada sudut toko.

Di sana, Gavin, mantan pacarnya sedang berdiri dengan seorang perempuan berseragam senada. Mereka tampak akrab, saling bercanda sambil memilih-milih cookies di rak. Jantung Audrey seketika berdetak lebih cepat. Meski ia mencoba untuk tidak peduli, ada sesuatu di dalam dirinya yang tak bisa diabaikan. Perasaan kesal dan tidak nyaman mulai merayap.

Audrey menarik napas panjang, mencoba tetap tenang. "Fokus aja sama cookies mu Audrey," gumamnya dalam hati. Dengan sikap acuh, ia melangkah mendekati rak cookies, menghindari pandangannya dari Gavin dan perempuan di sebelahnya.

Saat ia hendak memesan, Gavin menyadari kehadirannya. "Lohh, Audrey?" sapanya sambil tersenyum seolah tak ada yang pernah terjadi di antara mereka.

Audrey hanya melirik singkat dan membalasnya dengan anggukan kecil, tak berniat untuk berbasa-basi. Dalam hatinya, ia mendidih. "Kenapa harus ketemu dia di sini sihh?" pikirnya, sambil mencoba fokus pada tujuannya membeli cookies.

"Kak, saya mau pesan cookies matcha nya dua, ya," kata Audrey kepada pelayan toko dengan senyum kecil yang terpaksa ia pasang.

Namun, pelayan toko itu tampak ragu sejenak. "Mohon maaf, Kak, untuk cookies matcha nya sudah habis. Tadi sudah dibeli sama kakaknya yang ini," ucapnya sambil melirik ke arah Gavin.

Audrey terdiam sejenak, menahan rasa kesal yang mendadak muncul. Matanya beralih ke Gavin yang terlihat tenang dengan kemasan cookies di tangannya. "Serius? Dibeli sama dia?" batinnya.

"Kalau gitu dark chocolate aja deh," Audrey mencoba opsi kedua, berharap setidaknya varian kesukaannya yang satu ini masih ada.

Namun, jawabannya kembali mengecewakan. "Sekali lagi maaf, kak. Yang dark chocolate juga sudah habis. Dibeli juga sama kakaknya yang ini," ujar pelayan itu, kembali mengisyaratkan Gavin sebagai pelakunya.

Audrey mengepalkan tangan di samping tubuhnya. Hatinya semakin panas. "Kenapa sih semuanya diambil dia?" gumamnya dalam hati, tetapi secara tiba tiba Gavin menawarkan cookies nya dengan nada bersahabat. "Kalau kamu mau, ambil aja, ini kan kesukaan kamu. Aku bisa cari variant yang lain kok."

Namun, tawaran itu justru semakin memicu mood buruk Audrey. "Enggak, makasih. Aku bisa cari di tempat lain," balasnya dengan nada dingin. Ia tidak sudi menerima pemberian dari mantan pacarnya, terutama dalam situasi seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JalubiVivat2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang