part 6

129 24 6
                                    


.
.
.
Jangan lupa di votmen
.
.

Happy Reading
.
.


Saat hari mulai menjelang sore, Jungkook mendengar pintu utama terbuka. Taehyung telah kembali dari urusan pentingnya. Dengan langkah tegas dan aura percaya diri, Taehyung masuk ke ruang tamu. Begitu melihat Jungkook berdiri di dekat jendela, senyumnya langsung merekah, seolah hari itu berjalan sesuai rencananya.

"Bagaimana harimu, sayang?" tanya Taehyung dengan suara dalam yang lembut, memeluk pinggang jungkook dari belakang, jungkook terkejut dengan perlakuan taehyung yang tiba-tiba, ia masih canggung dengan perhatian taehyung kepada nya.

"Aku baik-baik saja,hyung," jawab Jungkook gugup, berusaha untuk tidak terlalu menunjukkan rasa canggungnya. Taehyung mencium leher Jungkook dengan lembut, membuat Jungkook merinding. "Apa kau sudah makan hmm" tanya taehyung lembut, jungkook hanya mengeleng.

"Baiklah, aku akan menyuruh maid untuk menyiapkan makanan untuk kita" ucap taehyung dan membawa jungkook ke meja makan.

"Kau siapkan makanan untuk kami" ucap taehyung kepada maid, yang tadi memaki jungkook tadi, sebut saja namanya sana, ia menatap jungkook tajam sedangkan jungkook hanya menundukkan kepala nya.

"Kenapa kau diam saja hah, cepat siapkan makanan untuk kami" ucap taehyung

"B-baik tuan" ucap sana dan segera menyiapkan sarapan diatas meja makan.

Taehyung menarik kursi untuk Jungkook, lalu duduk di hadapannya. "Makanlah," perintahnya, matanya menatap Jungkook dengan intens. Jungkook terdiam, ia tidak berani menatap mata Taehyung. Ia merasa terintimidasi oleh aura Taehyung yang dingin dan menakutkan.

"Kenapa kau tidak makan?" tanya Taehyung, suaranya dingin. "Apakah kau tidak suka makanan yang disiapkan Sana?"

Jungkook menggeleng cepat. "Tidak, hyung. Aku hanya... tidak nafsu makan."

"Jangan bohong padaku," desis Taehyung, matanya menyipit. "Aku tahu kau takut padaku."

Jungkook terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa. Taehyung benar, ia memang takut pada Taehyung.

"Tidak perlu takut padaku," bisik Taehyung, jari-jarinya mengelus pipi Jungkook. "Aku tidak akan menyakitimu."

Jungkook terdiam, ia tidak yakin dengan ucapan Taehyung. Ia masih merasa takut.

"Makanlah," perintah Taehyung lagi, suaranya lebih lembut. "Aku ingin kau sehat."

Jungkook menatap makanan di hadapannya, ia merasa tidak berselera. Namun, ia tidak berani menolak Taehyung. Ia mulai makan dengan pelan, matanya tetap tertuju pada makanan.

Taehyung memperhatikan Jungkook makan dengan saksama. Ia senang melihat Jungkook makan dengan lahap, meskipun wajahnya masih terlihat tegang.

"Kau harus makan lebih banyak," kata Taehyung, suaranya lembut, jari-jarinya mengelus pipi Jungkook dengan lembut. "Kau terlalu kurus.  Aku tidak suka melihatmu seperti ini."

Jungkook mengangguk, ia tidak berani membantah.

"Apa ada yang memperlakukan mu tidak baik hari ini? " tanya taehyung membuat jungkook tersedak, ia menatap sana yang berdiri di meja pantry dapur, menatap nya tajam.

"T-tidak ada Hyung" ucap jungkook pelan

"Benarkah, kau tidak bohong kan" ucap taehyung, jungkook mengelengkan kepala nya cepat.

"Hmm, baiklah jika ada yang mengganggu mu katakan padaku, jangan menyembunyikan apapun dari ku karena kau adalah tanggung jawabku sekarang" ucap tegas taehyung

Jungkook hanya menganggukkan kepala nya dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, taehyung membawa jungkook kekamar nya.

"Emm, hyung" panggil jungkook taehyung menatap jungkook seolah bertanya apa.

"Apa aku boleh bekerja dicafe? " tanya jungkook dengan hati hati, taehyung menatap jungkook tajam.

"Tidak," ucap Taehyung tegas, matanya dingin. "Kau tidak boleh bekerja di cafe itu lagi."

Jungkook terdiam, ia merasa kecewa. Ia sangat mencintai pekerjaannya di cafe itu.

"Kenapa, hyung?" tanya Jungkook, suaranya gemetar.

"Karena kau adalah milikku sekarang," jawab Taehyung, suaranya dingin.

Jungkook terdiam, ia merasa terintimidasi oleh sikap Taehyung. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk menolak Taehyung.

"Aku... aku ingin bekerja," ucap Jungkook, suaranya hampir tidak terdengar.

"Kau tidak perlu bekerja. Aku akan memberimu semua yang kau inginkan."

Jungkook terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa terjebak dalam situasi yang rumit.

Taehyung mendekatkan dirinya ke Jungkook, menatap dalam-dalam ke matanya dengan tatapan yang dingin dan penuh otoritas. "Aku tidak menginginkanmu di luar sana, di tempat di mana aku tidak bisa mengawasi apa yang terjadi padamu. Kau akan tetap di sini, di sisiku," ucapnya tegas, tanpa sedikit pun keraguan.

Jungkook menelan ludah, merasa semakin terjebak. Meskipun Taehyung selalu memperlakukannya dengan kasih sayang, sikap posesifnya ini membuatnya sulit bernapas. "Tapi, Hyung... aku suka bekerja di sana. Aku merasa bebas," ucapnya pelan, mencoba meredakan ketegangan.

Namun, Taehyung justru semakin mendekat, jaraknya hanya beberapa inci dari wajah Jungkook. "Bebas?" katanya dengan nada rendah dan tajam, hampir seperti bisikan mengancam. "Kau bebas di sini. Tidak ada alasan bagimu untuk bekerja di cafe itu. Semua yang kau butuhkan ada di mansion ini. Semua yang kau inginkan bisa aku berikan."

Jungkook memalingkan wajahnya, mencoba menghindari tatapan tajam Taehyung. "Aku hanya... aku ingin melakukan sesuatu untuk diriku sendiri," jawabnya, suaranya bergetar.

Taehyung mendesah pelan, lalu mengangkat dagu Jungkook agar mereka kembali saling memandang. "Jungkook," ucapnya lebih lembut, meskipun nada posesifnya tetap ada, "kau tidak perlu bekerja. Tugasmu hanya berada di sisiku. Aku tidak ingin membiarkan dunia luar merusak apa yang aku miliki."

Meskipun hatinya ingin membantah, rasa takut akan amarah Taehyung membuatnya memilih untuk mengalah. "Baiklah, Hyung..." jawabnya pelan, meskipun hatinya masih penuh dengan kekecewaan.

Taehyung tersenyum puas, menyentuh pipi Jungkook dengan lembut. "Bagus, sayang. Kau tahu aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu," ucapnya. "Sekarang, mari kita istirahat. Aku ingin kau tetap di sampingku malam ini."

Jungkook hanya bisa mengangguk pelan, tanpa suara. Taehyung pun memeluk jungkook, dan menyuruh sang pujaan untuk tidur, tak berapa lama terdengar suara dengkuran kecil yang ternyata jungkook sudah tertidur dalam pelukan taehyung.

Taehyung menatap Jungkook yang tertidur lelap di pelukannya. Wajah damai Jungkook, dengan napas yang teratur dan ringan, membuat hatinya berdebar penuh perasaan yang mendalam.

Taehyung membelai lembut rambut Jungkook "Kau tidak akan pernah bisa lepas dariku," gumamnya dengan suara rendah. "Aku akan memastikan bahwa kau hanya bersandar padaku, bergantung padaku, dan mencintai hanya aku. Tidak ada yang lain."

Di balik senyum lembut itu, tersembunyi tekad kuat yang mencengkeram. Taehyung menganggap Jungkook sebagai miliknya yang paling berharga, dan tidak ada yang akan mengubahnya.

Sambil tetap memeluk Jungkook, Taehyung menatap langit-langit kamar yang gelap. "Kita akan bersama selamanya, sayang. Aku tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun merusak ini."

Dengan perasaan yang berbaur antara cinta yang intens dan keinginan untuk mengendalikan, Taehyung mengeratkan pelukannya. Jungkook tetap terlelap, tidak menyadari bahwa dirinya berada di tengah pusaran obsesi yang begitu dalam.

TBC
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POSESIF MAFIA KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang