.
.
.
Jangan lupa divotmen ya.
.
.Semenjak pertemuan nya dicafe itu, taehyung terus memantau jungkook,dan mencari data namja manis itu, namja manis itu memiliki daya tarik sendiri, yang membuat seorang kim taehyung jatuh telak pada pesona nya, jujur ia baru pertama kali merasakan ketertarikan Kepada seseorang seperti ini.
Saat ini taehyung sedang berada di dalam mobil nya yang sekarang terletak diseberang cafe tempat namja manis itu bekerja, terlihat jungkook yang sedang membersihkan cafe tersebut.
Taehyung memandang Jungkook dari balik jendela mobilnya dengan tatapan intens. Ada sesuatu yang berbeda dari Jungkook, sesuatu yang tidak bisa diabaikannya begitu saja. Biasanya, Taehyung adalah seseorang yang tidak pernah peduli pada orang lain selain dirinya sendiri. Dia tak pernah merasa tertarik untuk memperhatikan orang lain lebih dari yang diperlukan. Namun, Jungkook membuatnya merasa ingin tahu lebih banyak-tentang kehidupannya, tentang apa yang membuatnya tersenyum, dan bahkan tentang kenapa Jungkook terlihat begitu tenang meski hidupnya penuh dengan kesulitan.
Jungkook terlihat fokus saat menyapu lantai, sesekali tersenyum saat salah satu pelanggan menyapanya. Senyuman itu benar-benar membuat hati Taehyung berdegup lebih cepat, dan itu mengganggu. Bagaimana mungkin seseorang bisa memengaruhinya seperti ini? Kim Taehyung, mafia yang dingin dan kejam, sekarang duduk di mobil, menonton seseorang membersihkan kafe dan tersenyum seperti orang bodoh.
Taehyung menggenggam setir dengan erat, berusaha meredam perasaan yang mulai tumbuh di hatinya. Dia tidak bisa jatuh hati pada seseorang. Perasaannya bisa menjadi kelemahannya, dan dia tidak pernah bisa membiarkan kelemahan seperti itu ada dalam hidupnya. Namun, tatapan matanya tidak bisa berpaling dari Jungkook. Namja manis itu terus menariknya, seperti magnet yang tak bisa dilawan.
Taehyung menghela napas panjang dan akhirnya mengalihkan pandangannya dari Jungkook, menatap lurus ke depan. "Apa yang kau lakukan padaku, Jeon Jungkook?" gumamnya pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Namun, jauh di dalam hatinya, dia tahu bahwa perasaan ini bukan sesuatu yang bisa dia hindari untuk selamanya.
......
Malam semakin larut, dan Taehyung tetap berada di dalam mobilnya, mengamati Jungkook dari kejauhan. Pandangannya tidak mengandung kehangatan, melainkan lebih menyerupai tatapan seseorang yang sedang menilai objek yang menarik perhatiannya. Dia bukan tipe orang yang menaruh perasaan pada siapa pun. Kehidupannya penuh dengan risiko dan kejam, dan perasaan hanya akan menjadi beban.
Ketika Jungkook menutup kafe dan melangkah keluar, Taehyung memutuskan untuk turun dari mobilnya. Langkahnya tenang dan penuh kendali, tanpa menunjukkan antusiasme sedikit pun. Jungkook terlihat sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya, wajahnya tampak bingung.
Taehyung menghampirinya tanpa suara, berhenti beberapa meter darinya. "Apa yang kau cari?" tanyanya dingin, suaranya dalam dan tanpa ekspresi. Jungkook terkejut mendengar suara itu, dan saat melihat Taehyung, dia mengenali pria itu.
"Kau... orang yang datang ke kafe beberapa hari lalu, kan?" Jungkook mencoba tersenyum, namun Taehyung hanya menatapnya dingin tanpa merespons senyum itu.
"Ya. Apa kau kehilangan sesuatu?" tanya Taehyung dengan nada datar. Jungkook terlihat sedikit canggung sebelum akhirnya mengangguk.
"Aku kehilangan kunci flatku, mungkin terjatuh di sekitar sini," jawabnya, berusaha tetap tenang meskipun tatapan Taehyung membuatnya sedikit gugup.
Tanpa banyak bicara, Taehyung memindai area sekitar dengan cepat. Dia menemukan kunci yang dimaksud tidak jauh dari tiang lampu. Dia berjalan mendekat, memungut kunci itu, lalu menyerahkannya kepada Jungkook.
"Ini." Hanya satu kata yang dia ucapkan, tanpa ada sedikit pun nada ramah. Jungkook mengambil kunci tersebut, matanya menatap Taehyung dengan sedikit rasa terima kasih.
"Terima kasih banyak. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan kalau tidak menemukannya," kata Jungkook, mencoba mencairkan suasana.
Taehyung hanya mengangguk kecil, tanpa menambahkan kata-kata lagi. Dia berbalik hendak kembali ke mobilnya, tetapi berhenti sejenak, menoleh dengan tatapan tajam.
"Jangan ceroboh lagi," ucapnya, suaranya terdengar seperti perintah. Lalu, tanpa menunggu balasan dari Jungkook, dia melangkah pergi, membiarkan pemuda itu berdiri di sana dengan tatapan bingung,berjalan menuju mobilnya.
Jungkook hanya bisa menatap punggung Taehyung yang menjauh. Sikap pria itu benar-benar dingin dan tak terduga, seperti es yang tidak bisa dicairkan. Setelah melihat mobil taehyung pergi jungkook pun segera mengendarai sepeda nya menuju falt nya.
Setelah melihat mobil Taehyung menghilang dari pandangannya, Jungkook menghela napas pelan, mencoba mengabaikan perasaan canggung yang selalu muncul setiap kali berhadapan dengan pria itu.
Jungkook merasa bingung-Taehyung begitu misterius, datang ke kafe dengan wajah tanpa emosi, memberikan tatapan dingin yang selalu membuat Jungkook bertanya-tanya apa yang sebenarnya diinginkan pria itu.
Tak ingin memikirkan lebih jauh tentang pelanggan yang aneh itu, Jungkook pun segera meraih sepedanya yang terparkir di samping kafe. Langit malam mulai gelap, dan udara dingin musim gugur mulai terasa menusuk. Ia mengayuh sepedanya melewati jalanan yang cukup sepi, sesekali merapatkan jaketnya untuk melawan dinginnya malam.
......
taehyung berada didalam mobilnya,ia benar-benar tidak pergi sedari tadi ia mengikuti jungkook sampai diflat kecilnya.
Taehyung menatap ke arah jendela flat Jungkook, cahaya dari dalam kamar Jungkook terlihat redup, mungkin dia sedang beristirahat setelah seharian bekerja. Hatinya berdebar dengan aneh, namun rasa obsesi dan keinginannya terhadap Jungkook semakin kuat. Dia tahu bahwa apa yang dia lakukan tidak benar, tapi seolah ada sesuatu dalam diri Jungkook yang menariknya tanpa henti.
"Namja manis sepertimu seharusnya tidak hidup sendirian," gumam Taehyung sambil mengusap dagunya, seolah berpikir keras tentang langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya.
Ia meraih ponselnya dan memutar nomor seseorang, "Kirimkan orangmu untuk berjaga di sekitar flat ini, pastikan tidak ada yang mengganggunya. Dan jangan sampai dia tahu. Aku tidak ingin dia ketakutan," katanya dengan nada tegas. Dia tidak akan membiarkan siapapun menyentuh Jungkook, bahkan jika dia sendiri adalah ancaman terbesar bagi anak itu.
Taehyung kemudian menghela napas dalam, menatap flat itu sekali lagi sebelum akhirnya melajukan mobilnya pergi. Ada sebuah rencana yang mulai terbentuk dalam pikirannya. Sesuatu yang bisa membawanya lebih dekat pada Jungkook, tanpa membuat anak itu curiga. Ia tersenyum tipis, yakin bahwa tidak lama lagi, Jungkook akan berada di sampingnya, persis seperti yang ia inginkan.
TBC
.
.
.
