Shaqiel keluar dari kamar dengan seragam lengkap, juga ransel yang sudah bertengger di pundak. Sedangkan tangan kirinya, menenteng sepatu. "Pagi, Ibu Tiri!" sapanya pada seorang wanita berumur pertengahan empat puluhan, yang tengah memasukkan beberapa keperluan ke tas.
"Pagi juga, Anak Tiri!" balas wanita dengan name tag Indriana, S. Pd itu, diakhiri senyum sambil menggeleng maklum. Kelakuan Shaqiel memang ada-ada saja. "Sarapan dulu, gih, biar otaknya bener dikit."
Mereka berdua memang sepasang ibu dan anak tiri. Dirawat Indri sejak bayi, Shaqiel lebih dekat dengan Indri dibandingkan sama ibu kandungnya. Bahkan, El--panggilan akrabnya--lupa kapan dia bertemu ibu yang melahirkannya itu.
Shaqiel yang berdiri di samping Indri, langsung terkekeh. "Nanti aja di sekolah. Nanti Ibu kelamaan nunggu aku makan."
"Ibu duluan. Ada yang mau jemput kamu, barusan nge-chat." Indri beranjak, menyampirkan tasnya di pundak. "Kamu tunggu dia, ya?"
Shaqiel menghela napas berat sambil berdecak kesal dengan wajah yang langsung memberengut. "Pasti Lili, ya?"
"Iya. Kangen berangkat bareng kamu, katanya." Lalu, Indri beranjak, tidak menunggu jawaban Shaqiel.
Tak lama setelah sang ibu sambung berangkat, terdengar suara mobil di halaman rumah. Shaqiel tidak mau repot-repot membukakan pintu karena yang datang sudah menganggap rumahnya sebagai rumah kedua. Tapi, itu dulu.
Seorang cewek cantik berambut lurus sepunggung, tersenyum dan menyapa dengan ceria begitu melihat Shaqiel. "El, gue kangen, loh," ucapnya sambil berlari kecil, lalu memeluk Shaqiel.
Sosok yang dipeluk hanya diam, tidak bereaksi apapun. Dia tunggu 10 detik, pelukan cewek itu belum terlepas, Shaqiel melepas tautan tangan di pinggangnya dengan paksa sambil berucap, "Li, lepas! Gue udah punya pacar!"
Belum sempat Shaqiel mundur, Libra dengan cepat memeluknya kembali. "Bentar aja, plis!"
Shaqiel mengembuskan napas pelan. Sebagai teman Libra sejak kecil, dia paham kalau bersikap seperti ini, cewek itu lagi ada masalah. Akhirnya, tangannya terangkat menepuk-nepuk pelan punggung Libra. "Liburan kemarin lo ke luar negeri, ya?"
Kemarin, saat insiden Libra dan Anggi memergoki Yuna memegang tangan Alfa, Libra baru banget datang dari bandara. Niatnya, makan bareng sang pacar karena lama tidak bertemu.
"Kok, lo tau gue ke luar negeri?" tanya Libra kaget sambil melepas pelukannya. Sebenarnya, dia tidak bilang ke siapapun termasuk Shaqiel. Makanya, dia kaget karena cowok itu bisa tahu.
Shaqiel segera mundur dan melipat tangannya di dada. "Liat postingan Mami lo. Gue yakin pasti sama lo." Walaupun wajah Libra tidak kelihatan di foto, tetapi dia tetap tahu.
Libra mengangguk membenarkan. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa lagi setelahnya, hanya menunduk.
"Gue tunggu lo jujur, Li."
Cewek itu menatap Shaqiel dengan mata melebar. "Maksud lo?"
"Lo kira gue nggak tau, ya? Nggak apa-apa kalau lo belum siap cerita. Ayo, berangkat!" Shaqiel melangkah lebih dulu, meninggalkan Libra dengan rasa kaget sekaligus panik, yang tampak di wajahnya.
***
Shaqiel meminta pada supir pribadi Libra diturunkan agak jauh dari sekolah karena tidak ingin ketahuan oleh murid lain dirinya akrab dengan Libra. Bisa-bisa, dia dituduh hendak menghancurkan hubungan couple favorit SMA Cendekia Bangsa.
Tanpa Shaqiel ataupun Libra tahu, di belakang sana ada Alfa dengan sepedanya melihat Shaqiel turun dari mobil sang pacar. Dia tidak kaget atau cemburu karena sedari awal tahu kalau mereka teman dari kecil. Namun, hal itu membuat Alfa lagi-lagi tersadar, sebenarnya Shaqiel dan Libra-lah, pasangan serasi yang harusnya difavoritkan orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Later
Teen FictionLengah dikit, dituduh merebut pacar orang. *** Alfa Lyrae Pramudya dan Libra Belvina adalah couple goals favorit di SMA Cendekia Bangsa. Namun, Yuna Adara Bestari yang bukan siapa-siapa tertuduh ingin merebut Alfa dari Libra. Di tengah usahanya meng...