𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒂_3

40 12 28
                                    

❈❈❈꙳❈❈❈

Suara tembakan bersahutan memekakkan telinga. Tubuh yang berjatuhan ke lantai, bersimbah oleh darah dan cairan yang menyengat hidung. Ruan Lanzhu berusaha untuk bangun, susah payah merangkak untuk menggapai tepian meja yang menutupi tubuhnya. Wajah tampannya babak belur, terluka dan berdarah di bagian pipi. Sudut bibirnya sedikit sobek dan mengalirkan darah segar.

Ruan Lanzhu tidak memedulikan rasa sakit yang menyerang. Dia memaksakan diri untuk terus bergerak, menyeret tubuhnya karena kakinya hampir tidak bisa digerakkan. Sepasang matanya yang gelap membelalak syok melihat dua tubuh orang terdekatnya. Tergeletak tak bernyawa di atas lantai yang digenangi darah. Dia berteriak dengan suaranya yang parau, disertai derai air mata. Lengannya menggapai-gapai lemah.

Ruan Lanzhu hampir menyerbu ke depan sewaktu jilatan api dari luar menerobos masuk melewati ambang pintu. Api besar itu langsung menyebar ke seluruh ruangan, membakar semua sisi yang berbau bensin. Dia berseru panik dan melemparkan diri ke dekat dua tubuh yang terkapar. Tetapi gerakannya yang hendak merangkul tubuh di depan tertahan oleh tarikan kuat lengan-lengan yang menyeret tubuhnya ke belakang. Ruan Lanzhu berontak, berteriak histeris dan menendang-nendang udara kosong dengan kaki. Teriakannya makin menjadi setelah ia berada di luar dan melihat rumah di depannya dilalap api beserta tubuh-tubuh yang bergelimpangan.

Meski seluruh tubuhnya terasa sakit dan berdarah-darah, Ruan Lanzhu masih mengerahkan tenaganya dan mengamuk ingin melepaskan diri dari cengkeraman. Lengan-lengan kuat itu terus membawanya dari bangunan yang diselubungi kobaran api. Aroma tajam bensin dan kayu yang terbakar memenuhi atmosfer, menjadikan udara sangat panas dan kotor. Asap hitam membubung, membentuk gumpalan yang naik menggapai langit.

“Lepaskan aku!” Ruan Lanzhu berteriak histeris. Penuh emosi yang berbaur dengan tangisan.

“Ruan ge, hentikan! Kau tidak akan bisa menolong mereka.”

Satu suara bernada prihatin terdengar di dekatnya.

“Aku harus mengeluarkan mereka! Lepaskan aku!”

“Kita harus segera pergi!”

Satu seruan lagi.

“Aku tidak akan pergi! Aku harus menyelamatkan keluargaku! Jangan halangi aku!”

Ruan Lanzhu mengamuk sejadi-jadinya. Dia memukul siapa pun yang mencoba menghalangi. Tindakan dan teriakannya yang histeris membuat dua orang yang memeganginya kerepotan.

“Buat dia pingsan! Dia akan terus berontak jika dibiarkan sadar!”

Satu perintah tegas menggema di dekat mereka. Seiring satu pukulan keras yang menghantam tengkuk, Ruan Lanzhu terkulai lemas. Kesadarannya langsung terbang disertai aliran air mata yang membasahi wajah.

❈❈❈꙳❈❈❈

❈❈❈꙳❈❈❈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆 𝒐𝒇 𝐕𝐄𝐑𝐎𝐍𝐀 [ᵀᴴᴱ ˢᴾᴵᴿᴱᴬᴸᴹ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang