Wajahmu yang terlihat teduh menyejukkan
Tuturmu yang lugas menancap lekat di ingatan
Senyummu lembut menambah kesukaanku ketika
Lirik matamu ikut bergerak mengiring syahdu tatapmu
Namun, ruang hatimu bukan untukku
Tujuanmu bukan aku
Do'amu tak terselip namaku
Tak seperti aku, yang mulai gila inginkanmu
Mulai ingin ku sebut lantang dirimu dalam doaku.
Tuhan, jadikan dia milikku!.
Lantas, apa aku pantas tuan?
Apa aku telah lancang mengisi hari hariku dengan men angankan dirimu?
Apa aku berhak menyebut namamu dalam bait do'aku?
Maaf, aku tak dapat mengkhiri perasaanku
Tapi, aku bisa lebih lama lagi menyembunyikan harapanku
Aku bisa lebih keras lagi mengunci anganku
Aku bisa lebih dalam lagi menyimpan perasaanku.
Maaf tuan. Aku lancang menancapkan dirimu dalam ingatku, mengukir namamu di hatiku, dan mengharapkan dirimu menjadi milikku.
Maaf tuan!
ستى رحمه١٦٤
KAMU SEDANG MEMBACA
Rantaian Puisi
RomanceHanya sekedar untaian kata, yang berpadu hingga membentuk makna, bukan gelapnya malam yang munculkan aksara, namun dinginnya hati seakan merontak ingin dideskripsi.