.
.
.
.Rasa yang pernah kusimpan dalam hati
Kesemai indah hingga terus berseri
Terpaksa kini ku kunci
Ku sembunyikan lebih jauh lagi
Agar ketika ku cari, sulit kutemukan lagi
Pantaskah ku bertanya pada hati
Kenapa memilih menanti?
Sedangkan aku hanyalah manusia yang tak ingin dihakimi
Berjuta kecewa telah ku kubur bersama lenyapnya harapan yang kuanggap sebagai pelipur
Berjuta sajak telah ku tabur
Pada lembaran kertas yang kurasa tak cukup bila belum menjadi sajak yang berani ku tutur
Aku ingin berhenti
Tapi aku sudah lupa arah kembali
Jika aku terpaku padamu lagi
Maka tak ada ruang untuk memulihkan perih yang bersemai dalam hati.
ستى رحمه ١٦٤
KAMU SEDANG MEMBACA
Rantaian Puisi
RomantizmHanya sekedar untaian kata, yang berpadu hingga membentuk makna, bukan gelapnya malam yang munculkan aksara, namun dinginnya hati seakan merontak ingin dideskripsi.