"what should i do?"
"Just go away!"
--------
Mobil junghwan memasuki area rumahsakit tempat junkyu dan mashiho akan melakukan USG. Dan sepertinya memang tuhan sedang berbaik hati pada jihoon, didepan sana, tepatnya didekat pintu masuk rumahsakit. Terlihat mashiho yang sedang berdiri mondar-mandir seperti.... Orang yang sedang gelisah? Mungkin.
Alih-alih marah atau kecewa, jihoon malah menatap khawatir pada mashiho.."Ju, mashi kayaknya gak baikbaik aja" tutur jihoon pada junghwan. Mereka masih berada didalam mobil, dan junghwan tau bahwa jihoon sedang merasa khawatir pada laki-laki yang 'merusak' rumahtangga nya
"Tidak ada yang akan merasa baikbaik saja setelah membuat oranglain terluka" jawab junghwan begitu dingin namun tangannya meraih tangan simanis dan mengecupnya sekilas
"there's nothing to worry about. just think about yourself, even if he gets hurt it won't be worth the hurt he has given to you" junghwan menggenggam erat tangan jihoon lalu mendekatkan diri dan memberi kecupan hangat dikening jihoon
"No, i just..."
"Kamu perlu pembuktian, jangan lupakan tujuan utama kita kesini kak" junghwan masih dengan nada dinginnya, namun tangannya tak terlepas dari genggaman
"kita parkir dulu, dokter justin udah ok sama rencana aku" ucao junghwan sembari membenarkan posisi dan melajukan mobil menuju parkiran rumahsakit
"Kyu, kami ga mungkin ngehindar kan?" Entah pesan keberapa yang telah ia kirim pada junkyu, telpon pun tidak ada jawaaban dari junkyu. Mashiho sudah sangat gelisah, ada sedikit rasa sesal dan juga cemas dihatinya karena ia dan junkyu sempat bertengkar sebelum berangkat kemari menyebabkan mereka berkendara masing-masing menuju rumahsakit
"Nahh,, akhirnya.." mashiho begitu lega melihat junkyu turun dari taxi yang berhenti tepat dimana mashiho berdiri
"I'm so sorry, " ucap junkyu sedikit berlari menghampiri mashiho dan mengecup puncuk kepalanya
"A-aku... Takut kamu ingkar sama janji kamu" ucap mashiho dengan nada yang begitu sedih karena jujur saja ia hampir putus asa jika saja junkyu tak datang
"Aku pasti tepatin janji aku, mobilku bannya pecah. Ponselku ketinggalan, aku sempet kekantor dulu buat ngabarin jaehyuk dan amanin mobil. Baru aku kesini.. i'm so sorry, kamu pasti pegel kan nunggu disini? Kita langsung ke ruang justin ya biar kamu ga perlu lama lagi nunggu hasilnya" junkyu memeluk singkat mashiho lalu mereka berjalan menuju ruang dokter justin, dokter kandungan sekaligus teman junkyu
Sebelumnya, junghwan dan jihoon sudah menemui justin. Atas persetujuan justin, junghwan dan jihoon bisa melihat dan mendengarkan langsung apa yang akan junkyu dan mashiho lakukan disana melalui komputer justin diruangan sebelahnya
"Kamu harus kuat, apapun yang kamu dapati nanti. I'll be here, always.. " junghwan meraih badan sang kekasih untuk ia peluk berharap dapat menyalurkan energi positif dan memberi sedikit ketenangan
"I know, aku siap apapun yang aku dapati nanti. Karena itu yang aku mau. dan aku juga tau selama ada kamu aku akan baikbaik saja" jihoon menelusupkan wajahnya pada dada bidang sang kekasih, kegiatan itu berlangsung singkat, karena beberapa detik kemudian layar komputer menunjukkan dua sosok yang mereka tunggu2 memasuki ruangan. Junghwan setia memegang tangan sang kekasih dan mengusapnya lembut
"Hai, oh my god junkyu.. long time no see" dokter justin beranjak dari duduknya untuk menyambut sang teman
"Justin. Gue kira apa yang dibilang jaehyuk itu cuman jokes. Ternyata beneran jadi dokter" junkyu dan justin berpelukan sekilas lalu justin mempersilahkan kedua sejoli itu untuk duduk
KAMU SEDANG MEMBACA
Another way - Brother in Law
FanfictionHanya satu yang membuatku tidak setuju dengan garis takdir dunia. Jika ini adalah sebuah kesalahan, lantas mengapa hanya kesalahan ini lah yang membuat hidupku bahagia? -SoJunghwan