04 - Jatuh Semakin Dalam

64 13 0
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca💖




***


Jasmine turun dari kereta kuda yang ia tumpangi bersama dengan Ella. Begitu kakinya menapak di tanah, beberapa orang membungkuk memberi penghormatan padanya.

“Selamat siang, Yang Mulia. Selamat datang di Bavaccora,” sapa beberapa dayang serta pengawal yang menyambut kedatangannya.

Selain itu, dari kejauhan tampak tiga pria berparas tampan menghampirinya. Ia dapat mengenali dua di antaranya.

Wajah mereka masih terekam jelas di memori otaknya.

Bagaimana tidak? Salah satunya adalah pria yang telah berhasil menyita perhatiannya di kali pertama mereka bertemu.

Dan satu lainnya, merupakan pria pilihan kakaknya untuk menjadi pasangan seumur hidup Jasmine.

“Selamat datang, Putri,” sapa salah seorang pria yang berdiri di tengah.

Jasmine membungkuk memberi penghormatan. “Terima kasih atas sambutan Anda untuk saya.”

Pria berahang tegas itu mengangguk, lalu sedikit menggeser tubuhnya dan berputar sembilan puluh derajat agar Jasmine bisa melangkah ke sisinya.

“Saya akan mengantar Anda ke kamar yang telah disiapkan untuk beristirahat selagi menunggu waktu makan siang,” ucap pria itu.

Jasmine pun segera melangkah ke sisi pria itu. Kemudian, keduanya mulai berjalan melewati dua pria lain yang seperti sengaja menunggu mereka untuk berjalan lebih dulu.

Jasmine bisa merasakan dengan jelas, bagaimana kuatnya debaran jantungnya ketika langkah kakinya membawa ia melewati sosok pria itu. Perasaan itu masih sama. Rasa asing itu kembali muncul tiap kali Jasmine berada di dekat lelaki tersebut.

“Ini adalah paviliun untuk tamu penting kerajaan. Kami sudah menyiapkan beberapa kamar untuk Anda tempat bersama rombongan Anda. Dan saya atau perwakilan saya akan kembali menjemput Anda ketika waktu makan siang telah tiba,” ucap Pangeran Eros.

“Baik. Sekali lagi, terima kasih, Yang Mulia,” ungkap Jasmine.

“Kalau begitu, saya dan adik saya permisi dulu. Kalau ada sesuatu, jangan sungkan untuk memberi tahu dayang atau pengawal!”

Jasmine mengangguk. Ia menunduk memberi penghormatan saat ketiga putra raja itu pergi darinya.

“Yang Mulia …”

Jasmine menoleh menatap Ella. Wajah dayang terdekatnya itu memerah sambil bibirnya mengulas senyum aneh.

“Ada apa, Ella?”

“Waktu itu kita bertemu Pangeran Tristan dalam keadaan yang kurang baik. Tapi, sekarang, setelah melihat Beliau menggunakan pakaian layaknya seorang pangeran, bukankah tingkat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat?”

Jasmine diam sebentar. Ia menghela napas panjang, menyadari jika ia tak dapat mengelak dari ucapan Ella. Pangeran Tristan memang tampak begitu tampan. Lelaki itu seolah memancarkan sebuah sinar terang di setiap langkah kakinya, yang membuat siapa saja tak dapat memalingkan wajah darinya.

“Jangan berpikir aneh-aneh, Jasmine! Ingat, tidak lama lagi kau akan bertunangan dengan kakak dari pria itu. Kamu tidak boleh mempertahankan perasaan yang salah itu,” batin Jasmine, berusaha mendikstraksi otaknya untuk tidak memikirkan Pangeran Tristan lebih jauh lagi.

Saat memasuki waktu makan siang, dayang Pangeran Eros yang menjemputnya. Dayang itu mengatakan jika Pangeran Eros sedang sibuk, sehingga tidak bisa menjemput Jasmine seorang diri.

JASMINE: The Royal BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang