Chapter 2

106 12 0
                                    

○○
○○○
~Chapter 2~
~Regressi~
○○○
○○○

"Apa apaan ini? Bukannya aku sudah mati?"

Karisa terbangun dari tidurnya, dia terlihat sangat kebingungan sambil melihat arah sekitarnya. Nafas dia juga terlihat cukup berat dan tangan dia memegang jantungnya, dia berusaha untuk tetap tenang agar bisa bernafas dengan lancar.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa ini sebuah mimpi? Aku yakin kalau barusan aku dipenggal oleh kerajaan dan itu sangatlah nyata."

"Jadi ini tidak mungkin sebuah mimpi, semua itu pasti nyata."

Karisa melihat sekitarnya lagi, dia memperhatikan seisi ruangan itu dengan seksama dan berpikir dengan keras.

"Ruangan ini terlihat cukup berbeda, kemarin tidak seperti ini."

Karisa masih belum menyadari apa apa, dia masih berpikir sebenarnya apa yang baru saja terjadi dengannya.

Sringgg....

Tak lama kemudian muncul sebuah portal tepat di samping Karisa, portal itu berwarna gelap dan mengeluarkan aura yang sangat mengerikan, ukurannya lumayan besar sehingga manusia bisa memasukinya.

Karisa tentu saja merasa takut ketika portal itu muncul di sebelahnya, raut wajah dia sangat pucat dan seluruh badannya gemetaran.

"Ada apa ini? Kenapa ada portal? Apa jangan jangan ada orang yang ingin melukaiku?"

"Kumohon... semoga saja tidak ada hal buruk yang akan terjadi."

Tap... Tap... Tap... terdengar suara langkah kaki.

Dewa kematian kemudian keluar dari dalam portal itu dengan sangat santai, dia sedikit tersenyum namun mengeluarkan aura yang menyeramkan.

"S-Siapa kamu?" Karisa sangat takut, dia mulai keringetan sejak Dewa kematian keluar dari dalam portal itu.

"Jangan takut Karisa, aku adalah dewa kematian dan aku tidak memiliki niat untuk menyakitimu."

Dewa kematian berdiri di samping Karisa dan terus menatap ke arah Karisa, dia lalu menekan kekuatannya agar Karisa tidak lagi merasa takut.

"Bagaimana? Apa rasa takutnya sudah mulai menghilang?"

Setelah Dewa kematian menekan kekuatannya, rasa takut Karisa berkurang dengan drastis, namun meski begitu dia masih tetap waspada dan tidak mempercayai Dewa kematian begitu saja.

"Aku akan langsung ke intinya saja, Karisa... kau baru saja mengalami regressi," ucap Dewa kematian.

"Regressi? Apa itu Regressi?" tanya Karisa.

"Intinya kamu kembali ke masa lalu dan kamu masih mengingat semua kejadian yang akan terjadi di masa depan."

Karisa terdiam kaku, dia tidak tau harus bereaksi seperti apa terhadap fakta itu, dia kaget, bingung, heran dan juga penasaran di saat yang bersamaan.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak senang?" tanya Dewa kematian.

"Tidak, bukan begitu, hanya saja aku bingung kenapa aku mengalami regressi," jawab Karisa.

"Kamu regressi karena kamu layak untuk hidup kembali dan juga mengubah nasib."

Karisa terdiam lagi, dia saat ini memikirkan tentang masa lalunya ketika dia menjadi istrinya Frian, ekspresi dia berubah menjadi sangat marah dan penuh dengan kebencian.

"Kenapa diam saja? Apa kamu memikirkan suamimu?" tanya Dewa kematian.

"K-Kenapa bisa tau? apa kamu bisa baca pikiran?" tanya balik Karisa.

"tidak, aku hanya menebak saja, lagian ekspresi penuh kebencian itu terlihat sangat jelas di wajahmu."

Ekspresi Karisa berubah lagi menjadi tenang, dia kini merenung dan terlihat sedikit sedih.

"Apa kamu tau tentang kehidupanku dengan Frian sebelumnya?"

"Tentu, aku adalah Dewa kematian jadi siapapun yang telah mati maka aku akan tau masa lalu orang tersebut."

Tanpa sadar Karisa malah curhat ke Dewa kematian, dia mengeluarkan isi hatinya dengan penuh kesedihan.

"Dulu saat aku belum menikah dengan Frian, aku benar benar bahagia ketika aku dijodohkan dengannya, soalnya aku sudah suka dia dari lama karena Frian sangatlah keren dan juga terlihat baik."

"Akan tetapi, begitu aku menikah dengan Frian, aku jadi tau sifat asli Frian itu sangat amat dingin, dia tidak pernah menganggapku sebagai istri bahkan tidak pernah menganggapku ada."

"Awalnya aku kira Frian seperti itu karena dia tidak terbiasa denganku, aku lalu berpikir kalau aku jadi istri yang baik maka perlahan lahan Frian akan terbuka denganku dan menganggapku sebagai istrinya."

"Akan tetapi semakin lama Frian semakin jauh dariku bahkan dia secara terbuka menunjukan kalau dia sangat membenciku, dia juga tidak ragu menamparku ketika aku berusaha dekat dengannya sambil memasang raut wajah yang sangat kesal."

"Lalu singkat cerita ketika aku sudah satu tahun menikah dengannya, dia berhasil naik tahta menjadi penguasa wilayah dan menjebak aku seolah olah aku telah berselingkuh."

"Karena jebakan itu di buat dengan sangat sempurna, aku tidak bisa membuktikan ke semua orang kalau aku adalah korban fitnah, alhasil aku di hukum penggal oleh ayahku sendiri karena dia merasa malu punya anak tukang selingkuh seperti diriku."

Tanpa sadar Karisa menangis saat menceritakan masa lalunya, dia benar benar terlihat putus asa dan tidak punya harapan untuk tetap hidup.

"Tapi semua itu hanyalah cerita lama, saat ini kamu kembali ke masa lalu saat kamu baru saja menikah dengan Frian, jadi kamu memiliki kesempatan kedua untuk mengubah semua itu," ucap Dewa kematian.

Setelah Dewa kematian mengucapkan kalimat tersebut, Karisa langsung berhenti menangis dan ekspresi wajah dia terlihat sedikit tercerahkan, dia kini paham kalau Regressi ini adalah kesempatan dia yang kedua agar kejadian kelam itu tidak terjadi lagi.

"Terima kasih... Terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua," ucap Karisa.

"Jangan berterima kasih, lagi pula aku tidak sengaja memundurkan waktu dunia ini dan kebetulan kamu adalah satu satunya orang yang tidak kehilangan ingatan tentang masa lalu."

Dewa kematian kemudian membalikan badannya dan melangkah kembali ke dalam portal, dia lalu mengucapkan satu kalimat sebelum dia benar benar menghilang.

"Karisa, gunakan kesempatan ini baik baik, karena di masa depan tidak akan ada lagi yang namanya kesempatan kedua."

Dewa kematian kemudian menghilang bersamaan dengan portalnya.

"...." Karisa terdiam, dia melihat ke arah bawah dan raut wajah dia penuh dengan ambisi, dia mencengkram kedua tangannya dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan Frian mencapai tujuannya.

"Frian bajingan, aku berjanji mulai saat ini aku tidak akan membiarkanmu berhasil."

"Kalau perlu aku akan membalaskan dendamku dan membuat hidupmu sangat menderita."

○○
~Bersambung~
○○○

[Karisa|22 tahun]

[Karisa|22 tahun]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Tamat] THVRW - Transmigration Husband Vs Regressor WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang