Chapter 18

58 8 0
                                    

○○○
○○○
~Chapter 18~
~Haruskah aku percaya padaya? (2)~
○○○
○○○

"Sial, aku terus kepikiran soal Karisa."

Setelah pesta selesai, Kilian dan Maharenda berdiam diri disebuah taman sambil menikmati pemandangan ibu kota. Meski festival sudah selesai, saat ini suasana di ibu kota masih sangat ramai karena para pengunjung dari luar kota masih belum pulang.

"Kak, haruskah aku pergi ke tempat Karisa untuk memastikannya?" Kilian sedang duduk dengan pose yang sangat serius, dia terlihat cemas karena terus kepikiran soal Karisa.

"Maksudmu hari ini juga?" Berbeda dengan Kilian, Maharenda jauh lebih tenang dan bisa mengontrol rasa khawatirnya.

"Tentu saja hari ini, kau kan tau kalau lebih cepat jauh lebih baik."

Kilian terlihat sangat resah sampai membuat kakinya tidak bisa diam, pikiran dia terus berasumsi kalau sesuatu yang buruk telah terjadi kepada Karisa.

"Sebenarnya akan jauh lebih baik jika kamu datang besok, tapi aku juga khawatir jadi pergilah jika kamu mau." Setelah Maharenda mengatakan kalimat itu, Kilian langsung berdiri dari kursinya dan berniat untuk pergi sekarang juga.

Maharenda yang masih duduk kemudian mengatakan sesuatu sebelum Kilian pergi dari sana, wajah dia terlihat sangat serius tidak seperti biasanya. "Kilian, jika Frian adalah dalang dari berubahnya Karisa, hubungi aku secepatnya karena aku akan membawa pasukan ke sana."

Kilian lalu membalas. "Tentu saja kak, siapapun orang yang menyakiti Karisa harus dibasmi dengan cepat tidak peduli jika orang itu adalah orang penting."

○○○

"Ini bukan arah jalan pulang, kita sebenarnya mau pergi kemana?" Tanya Karisa.

"Nanti juga kamu bakal tau," jawab Frian.

Diwaktu yang sama, Frian dan Karisa masih berada di dalam kereta kuda, namun mereka tidak pergi ke arah rumah melainkan ke arah ibu kota.

Tak lama kemudian, kereta kuda berhenti tepat di depan sebuah salon rambut yang lumayan luas, lalu di sebelah salon itu ada toko pakaian yang biasa dikunjungi oleh para bangsawan kelas menengah.

"Kita ngapain pergi kesini?" Karisa terlihat kebingungan.

"Jangan banyak tanya, ayo turun dan ikuti saja aku." Frian turun dari kereta kuda lalu diikuti oleh Karisa.

"Pegang tanganku." Saat Karisa ingin turun dari kereta kuda, Frian berdiri di depan pintu dan menawarkan tangannya sebagai pegangan.

"Tidak usah, aku bis-" belum juga Karisa selesai bicara, Frian tiba tiba memegang tangan Karisa hingga membuat Karisa merasa sedikit malu.

"Frian tiba tiba jadi agresif sekali, apa ini karena kejadian tadi?" pikir Karisa yang raut wajahnya terlihat sedikit resah.

"Frian, apa kita perlu berpegangan terus?" Karisa sedikit tidak nyaman, dia sangat tidak terbiasa dengan perlakukan seperti ini.

"Baiklah." Frian dengan cepat menuruti permintaan Karisa, dia tidak mau memaksakan apa yang dia inginkan kepada diri Karisa.

"Sepertinya aku terlalu agresif, Karisa pasti tidak terbiasa dengan semua ini, jadi lebih baik aku turuti saja keinginannya."

Frian lalu memanggil Yosef yang barusan menyetir kudanya, dia kemudian menyuruh Yosef untuk pergi ke rumah dan meninggalkan mereka berdua disini.

"Yosef, kau mengerti apa yang ingin aku lakukan pada malam ini kan?" tanya Frian.

[Tamat] THVRW - Transmigration Husband Vs Regressor WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang