Myungho berjalan santai di taman kerajaan, menghirup udara pagi yang segar. Ia sudah menantikan pertemuan ini. Ia ingin mendengarkan cerita tentang Kaisar Kim Mingyu dari Jun, berharap bisa mendapatkan informasi baru dari Duke yang jenius itu.
Sebuah bayangan jatuh di atasnya. Junhui, dengan baju sederhana dan buku di tangan, berdiri di depannya.
"Kau datang tepat waktu," kata Junhui
"Tentu saja" jawab Myungho tersenyum. "Aku ingin mendengar cerita tentang Kaisar Mingyu. Kau bilang, dia memiliki julukan 'Kaisar Terkutuk' karena tragedi yang menimpa keluarganya."
"Aku pernah membaca catatan sejarah tentang seorang Kaisar yang terkutuk" Junhui memulai ceritanya. "Ia dijuluki 'Kaisar Terkutuk' karena sebuah tragedi yang menimpa keluarganya. Musuh-musuhnya membantai keluarganya, dan hanya ia yang selamat. Ia menjadi pendiam, dingin, dan sulit dipercaya. Ia terbebani oleh masa lalu yang kelam"
Myungho mendengarkan dengan saksama. Cerita Junhui hampir mirip dengan kisah Kaisar Mingyu yang ada dibuku perpustakaan kemarin."Apakah itu benar-benar terjadi?" tanya Myungho penasaran.
"Itu adalah kisah Kaisar Kim Mingyu," jawab Junhui. "Aku menemukan catatan itu di perpustakaan kerajaan. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah itu, tapi catatan itu menyebutkan bahwa ia hidup dalam kesedihan dan penyesalan. Ia tidak pernah bisa melupakan tragedi yang menimpa keluarganya. Ia dihantui oleh rasa bersalah dan ketidakberdayaan."
"Menarik," gumam Myungho, merenungkan cerita Junhui. "Jadi, kau sudah tahu tentang dia?"
"Ya," jawab Junhui. "Aku sudah lama tertarik pada sejarah kerajaan. Aku membaca banyak catatan tentang para penguasa, termasuk Kaisar Kim Mingyu. Tapi, aku tidak pernah bertemu dengannya secara langsung dan hanya mendengarnya melalui rumor yang beredar. Dia juga jarang menghadiri pesta kerajaan jadi banyak orang yang tidak tau wajahnya seperti apa"
Myungho terdiam sejenak, pikirannya melayang pada Kaisar Mingyu. Apakah dia juga mengalami nasib yang sama seperti yang diceritakan Junhui? Apakah dia juga hidup dalam kesedihan dan penyesalan?
"Aku ingin tahu lebih banyak tentang Kaisar itu" kata Myungho, matanya berbinar. "Mungkin kita bisa mencari tahu lebih banyak tentangnya"
Junhui mengangguk, "Mungkin, Aku akan mencari informasi lebih lanjut"
Myungho tersenyum. Ia merasa ada sesuatu yang menarik tentang cerita Junhui. Mungkin, ini adalah awal dari semuanya.
*
*
*Sinar mentari sore menerobos celah-celah dedaunan, menyorot taman kerajaan yang ramai. Myungho dan Jun, dua pemuda yang tengah menikmati keindahan taman, duduk di sebuah bangku yang tersembunyi di balik sekelompok bunga mawar merah.
"Kau tahu, Kaisar Mingyu itu memang sosok yang menarik" ujar Myungho, memulai pembicaraan. "Iya, dia punya aura kepemimpinan yang kuat, dengan hidung yang mancung dan mata tajam yang selalu memancarkan kewibawaan" Balas Jun
"Rumor mengatakan dia memiliki rambut hitam legam yang selalu tertata rapi, dan tubuh yang kekar namun tetap terlihat elegan dan aku dengar dia juga suka memakai jubah sutra berwarna ungu tua yang membuatnya terlihat sangat berwibawa" lanjut Jun"Apa kau punya ciri khas fisik yang menurutmu menarik, Jun?" Tanya Myungho
Jun terdiam sejenak, pipinya sedikit memerah. "Aku... aku suka melihat orang yang memiliki senyum yang hangat dan tulus."
"Wah, menarik! Aku lebih suka melihat orang yang memiliki mata yang berbinar-binar, seperti mata elang yang tajam namun penuh semangat. Bagaimana dengan makanan favoritmu?" tanya Myungho, ia ingin lebih mengenal Jun.
"Aku suka makanan manis, terutama kue madu yang lembut dan manis. Rasanya begitu lembut di mulut dan aromanya sangat harum" Jawab Jun
"Aku suka makanan gurih, terutama sup daging rusa yang hangat dan menyegarkan. Kuahnya sangat kaya rasa dan dagingnya empuk. Hmm, kalau makanan favoritmu kue madu, berarti kau suka makanan yang manis dan lembut ya?" Tanya Myungho lagi, ia ingin mengenal Junhui lebih jauh
Jun mengangguk, "Ya, aku sangat menyukai makanan yang memiliki rasa yang lembut dan manis, seperti kue madu yang dibuat dengan tangan, rasanya lebih nikmat. "
Myungho tersenyum hangat. "Aku juga. Ngomong-ngomong, apa kau pernah mencoba makanan tradisional kerajaan yang lain, seperti roti gandum yang lembut atau puding buah yang menyegarkan?"
"Pernah, tentu saja! Aku suka sekali roti gandum yang lembut dan gurih. Kau tahu, aku juga suka tarian tradisional kerajaan. Aku pernah ikut kelas tari tradisional di dekat sini."
Myungho terlihat tertarik. "Benarkah? Aku belum pernah melihat tarian tradisional kerajaan secara langsung. Kapan-kapan, kau bisa mengajariku."
"Tentu saja! Aku senang sekali bisa berbagi pengetahuan denganmu," jawab Jun, matanya berbinar-binar.
Keduanya pun larut dalam percakapan, membahas berbagai hal, mulai dari makanan, hobi, hingga politik. Suasana sore hari di taman kerajaan terasa hangat dan menyenangkan, diiringi tawa dan canda mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aetherlyn Kingdom
FantasyXu Minghao seorang karyawan kantoran berumur dua puluh lima tahun yang baru saja selesai lembur hingga pukul dua dini hari, yang kemudian pulang dengan keadaan yang sangat lelah dan mengendarai mobilnya menuju apartemen yang tak jauh dari tempatnya...