ᴍɪsᴛᴇʀɪ ᴀᴡᴀʟ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ

382 24 4
                                    

"Setiap kali kamu bangkit dari kegelapan, kamu menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatanmu lebih besar daripada ketakutanmu. Kebangkitanmu adalah bukti bahwa harapan selalu ada, bahkan di saat-saat tersulit. Jangan hanya hidup, tetapi hiduplah dengan tujuan dan semangat baru, karena setiap detik adalah kesempatan untuk menulis ulang kisah hidupmu."


⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Tragedi yang terjadi 16 tahun lalu membuat seorang pemuda wei WUXIAN atau yiling lause ( ketua yiling) , pencipta yin hunfu ( segel harimau yin) 𝗧𝗘𝗪𝗔𝗦.

Bayangkan seseorang yang rela mengorbankan nyawanya demi menghentikan sebuah kejahatan yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan. Sosok ini adalah orang yang dikenal baik, jujur, dan selalu membela kebenaran, meskipun situasinya sangat tidak adil baginya. Tuduhan berat dijatuhkan kepadanya oleh orang-orang yang salah mengerti atau karena adanya konspirasi yang ingin menghancurkannya. Namun, meski ia memiliki kesempatan untuk melarikan diri atau membela diri lebih keras, ia memilih untuk menerima nasib itu demi menyelamatkan orang lain dari penderitaan yang lebih besar, atau agar kebenaran yang lebih besar dapat terungkap setelah kepergiannya.

Sebelum kematiannya, ia tetap berdiri tegak dengan kepala terangkat, meskipun hatinya penuh rasa sakit karena ketidakadilan yang diterimanya. Ia tahu bahwa dengan mengorbankan dirinya, orang lain akan mulai melihat kebenaran yang tersembunyi dan kejahatan yang sebenarnya. Pengorbanannya menjadi titik balik bagi banyak orang, membuat mereka menyadari kesalahan dan kebohongan yang selama ini mereka percayai. Meski tidak dapat melihat hasilnya sendiri, kematiannya menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati untuk memperjuangkan keadilan, bahkan ketika harus menghadapi maut.

Inilah yang pantas mendeskripsikan wei wuxian


Malam yang kelam di kediaman keluarga mo para murid dari sekte gusu lan datang untuk mengusir roh dari kediaman itu.Mereka berdiri mengitari sebilah pedang tua yang tertancap di tengah tanah. Pedang itu terlihat berkarat, namun mengeluarkan aura gelap yang dingin dan meresahkan. Di dalam pedang tersebut, tersembunyi roh jahat yang telah lama terperangkap, dan malam itu mereka mencoba untuk menjinakkannya.

Upacara penyegelan dimulai, mantera-mantera suci dilantunkan, lingkaran sihir digambar mengelilingi pedang. Cahaya-cahaya aneh mulai berpencar dari simbol-simbol yang mereka gambar, menyebar ke udara. Namun, tidak ada yang menduga bahwa roh di dalam pedang itu jauh lebih kuat dari yang mereka bayangkan. Tiba-tiba, suasana berubah, udara menjadi berat, dan bisikan-bisikan dari dunia lain mulai terdengar di telinga mereka. Pedang itu bergetar hebat, seolah-olah mencoba melepaskan dirinya dari lingkaran sihir yang membatasinya.

Lalu, dalam sekejap, kekuatan kegelapan itu meledak. Sebuah badai energi gelap memancar dari pedang, menyapu sekelilingnya dengan ganas. Teriakan-teriakan putus asa menggema ketika tubuh-tubuh orang-orang itu terhempas, darah tercecer di tanah, dan nyawa beberapa dari mereka direnggut oleh roh yang lepas kendali. Mata mereka terbelalak penuh ketakutan saat roh itu menampakkan wujudnya- asap yang tak berbentuk.

Dari kejauhan, tampak sosok seorang pemuda tengah menyaksikan peristiwa itu. Wajahnya tampak polos, dengan senyum samar yang aneh di sudut bibirnya, seolah-olah ia sedang menonton sebuah pertunjukan. Mata hitamnya berkilat, memperlihatkan suatu kekosongan yang dalam. Hati pemuda itu bagaikan iblis yang menikmati setiap detik kehancuran yang terjadi, namun raut wajahnya tetap tak bercela, seolah tidak ada yang patut dikhawatirkan.

Ia tidak bergerak untuk membantu. Justru, ia merapatkan jubah hitamnya dan menyaksikan setiap detik dari kehancuran itu, seolah-olah pemandangan ini adalah hiburan baginya. Pandangannya tidak penuh kebencian, tetapi dingin, nyaris tanpa emosi. Di balik senyumnya, tersirat kebahagiaan yang menyimpang, sebuah rasa puas melihat orang-orang yang berusaha keras melawan kegelapan namun akhirnya jatuh ke dalam maut. Bagi si pemuda, ini hanyalah permainan, sebuah drama tragis yang tidak perlu ia campuri, tetapi cukup menarik untuk ia saksikan sampai akhir.

Mungkin bagi orang lain, ia tampak seperti remaja biasa yang tersesat di tengah malam, tapi ada sesuatu di balik sikapnya yang tenang .

Suara kecapi muncul, aliran energi dari ke capai mulai menghantam pedang, sosok pemuda muncul dari tembok tinggi kediaman mo

Hanguang _jun , itu hanguang jun itulah nama yang di teriakan oleh murid dari sekete gusulan yang masih menyadarkan diri .

HangUang_ Jun mulai memetik senar kecapinya, memainkan nada-nada yang terdengar seperti nyanyian angin dan gemericik air. Suara kecapi itu menembus malam yang pekat, melawan aura gelap yang mengelilingi pedang. Roh yang bersemayam di dalamnya mulai bergolak, berteriak dengan suara mengerikan yang membuat udara terasa bergetar. Namun, nada kecapi yang dimainkan Hang Uang Jun berubah semakin lembut, menenangkan amarah roh itu, seolah sedang membisikkan kisah-kisah lama yang dilupakan oleh waktu.

Sosok dari kejauhan itu mengerutkan keningnya, HANGUANG_JUN ...ah itu dia ,
Sebuah senyum manis terukir di bibir pemuda itu .

HangUang Jun terus memainkan kecapinya, tangannya bergerak dengan ritme yang semakin cepat, sementara roh dalam pedang tersebut berteriak semakin lemah, seperti terbawa arus suara kecapi yang menenangkan. Akhirnya, asap hitam yang melilit pedang itu perlahan memudar, hilang bersama angin malam. Pedang itu akhirnya terdiam, hanya menyisakan sinar samar di bawah cahaya rembulan, seolah telah kembali menjadi senjata biasa tanpa roh jahat di dalamnya.

Pemuda di kejauhan mendengus, lalu berbalik, menghilang di balik bayangan malam. "Hang Uang Jun... Kita akan bertemu lagi "

Sementara, di kediaman keluarga mo
"Hanguang jun .... Hanguang jun apa semua akan baik " saja .pertanyaan itu terlontar dari salah satu murid dari sekete gusulan yang menangani masalah pedang roh kali ini lan suizhui.
*Hm tolong mereka yang terluka dan segerah kembali ke gusu" .
Baik hanguang jun

Sedari tadi di merasaa seperti seseorang mengawasinya dari kejauhan dan melihat semua tragedi yang terjadi malam ini

Apa itu itu kau, WEI YING.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



- һᥲᥣ᥆ ⍴ᥱmᑲᥲᥴᥲ ᥲძᥱᥣ ძіsіᥒі 𝗍ᥱrіmᥲkᥲsіһ 𝗍ᥱᥣᥲһ mᥱmᑲᥲᥴᥲ kᥲrᥡᥲkᥙ sᥱm᥆gᥲ kᥲᥣіᥲᥒ mᥱᥒᥡᥙkᥲіᥒᥡᥲ kі𝗍ᥲ ᥲkᥲᥒ ᑲᥱr𝗍ᥱmᥙ ძі ⍴ᥲr𝗍 ᑲᥱrіkᥙ𝗍ᥒᥡᥲ
sᥲm⍴ᥲі ȷᥙm⍴ᥲ .........

𝙄'𝙈 𝘽𝙖𝘾𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang