03. masih di awal

104 10 1
                                    

Sesuai dengan judul chapture ini, ini masih lah bagian awal dimana kebahagiaan terus menimpa Lian walau dengan sifat keluarga dan Trey yg sangat posesif padanya.

Dan tentu saja dengan kisah cinta Lian pada pandangan pertama nya kepada seorang gadis bernama Keisha, wajah cantik yg mengingatkan Lian pada sosok wanita yg pernah singgah di hatinya.

"Liatin aja terus, sampe puas" Sindir Trey kesal

Lian yg mendengar itu mendengus kesal karena acara menatap Keisha harus terganggu, dia menatap nyalang ke arah Trey.

"Bisa tidak jangan menganggu" Kesal Lian.

Trey menatap malas ke arah Keisha lalu beralih menatap Lian dan memegang ke dha pipi Lian "jangan terus menatapnya, kau jadi melupakan diriku! " Ucap Trey gemas pada tingkah Lian.

"Biarin, urusi aja pacarmu itu"

Aurel Mahatama gadis cantik dan sedikit polos yg menyandang sebagai pacar Trey menoleh saat nama nya di bawa kedalam perdebatan dua sahabat ini.

"Kena lagi, kena lagi" Pasrah Aurel yg di tertawakan oleh Gilang, Aurel sudah terbiasa dengan nama nya yg selalu terbawa dalam perdebatan Lian dan Trey.

Apa Aurel cemburu melihat kedekatan mereka dan terkadang melupakan nya?

Tentu saja tidak! Karena itu masih hal wajar, lagian mereka sama sama lelaki jadi Aurel hanya acuh saja.

"Rel, liat Lian udh berubah semenjak kenal sama cewek itu" Adu Trey seperti anak kecil pada Aurel.

Aurel mengelus surai pacar nya dengan kekehan kecil gemas melihat tingkah mereka "biarkan saja, lagian Lian juga berhak punya pacar"

Lian tersenyum puas mendengar pembelaan dari Aurel, dia memberi kode dengan kedipan mata pada pacar sahabat nya itu.

Sedangkan Trey?

Dia mendengus kesal saat pacar nga malah mendukung Lian "liatkan, Aurel aja ngedukung gue sama Keisha" Bangga Lian.

"Terserah, tapi mungkin ke dua abang lu gk bakal setuju" Ucap Trey yg berubah menjadi datar.

Lian terdiam, dia kembali mengingat kata kata kakak nya yg melarang dia untuk berpacaran sebelum berumur 20 tahun, melihat wajah Lian yg cemberut membuat Trey tersenyum puas, dia menang.

"Oh iya, aku ke kelas duluan ya, dan ingat Trey kau boleh bolos tapi tidak boleh merokok! " Ucap Aurel tegas.

Mendengar larangan sang pacar membuat Trey langsung menatap Aurel "ada bayi yg ikut bersama mu Trey, aku tidak ingin bayiku ikut kecanduan merokok seperti mu"

Trey mengangguk dengan lesu, sedangkan Lian menatao Aurel tajam "gue bukan bayi! "

"Tapi kau seperti bayi Lian, lihat saja kau menatap ku tajam bukannya seram tapi meminta orang orang untuk menculik mu"

Lian seketika merubah raut wajahnya menjadi takut, dia jadi mengingat dulu saat mengikuti arisan bersama ibu nya, dia di goda teman teman sang mommy membuat Lian trauma dengan ibu ibu yg berkumpul.

Melihat itu Aurel mencubit pipi besar Lian "sudah ya aku pergi"

Cup

Aurel mengecup lembut pipi Lian yg masih terdiam mengingat kejadian masa lalu, Trey yg melihat Lian di cium terlihat kesal.

Bukan, bukan karena Aurel yg tidak mencium nya dan malah mencium Lian bukan karena itu.

Tapi karena, miliknya di cium! Hey, saat keluarga Lian menciumnya saja Trey sudah tantrum apalagi ini.

Trey langsung menciun pipi Lian tepat di tempat Aurel menciun pipi Lian tadi "hiks... Jangan ada yg mencium mu lagi hiks" Isak Trey yg langsung memeluk tubuh Lian.

"Cengeng" Celetuk Galang tanpa beban yg membuat Gilang ingin sekali tertawa terbahak bahak.

Lian?

Dia hanya bisa pasrah.

.
.
.

"Kenapa kau melarang ku untuk dekat dengan Keisha? "

"Karena gue gak mau lu berdekatan dengan orang yg mirip dengan wanita jalang itu" Kesal Trey, entah berapa kali Trey mengatakn itu pada Lian.

"Neisha bukan jalang Trey! Dia teman ku dia yg membantuku agar bisa selalu di dekat adikku! "

"Sudahlah, pokoknya jangan pernah kau berhubungan dengan wanita yg mirip dengan jalang itu" Dingin Trey mencengkram kuat tangan Lian.

"Jangan bilang kau yg membunuh Neisha? "

.
.
.

"Mom Lian pulang" Ucap Lian dengan nada riang nya, tapi senyuman itu menghilang saat melihat mommy nya sedang mengobrol dengan Aurel.

"Mom lihat, Lian dapet nilai bagus" Ucap Lian yg menghampiri ke dua orang tuanya yg sedang bermain dan mengobrol dengan Aurel.

"Iyaa, pergilah" Hanya itu balasan dari sang mommy yg membuat Lian terdiam dengan senyuman yg tak luntur.

..
..
..

"Sudahku bilang, Aurel baru saja kehilangan orang tuanya kah bisa kan membagi kasih sayang orang tuamu dengannya, kesian dia" Bentak Trey tepat di hadapan Lian.

"Bisa, tenang aja Aurel bakal bahagia" Balas Lian dengan lembut tak lupa dengan senyum di wajahnya, Trey pergi begitu saja setelah mendapat kan balasan itu.

.
.
.

"Hiks.... Bang bangun, abang hiks" Tangis Lian saat Ashvan kakak pertamanya terluka karena menyelamatkan dirinya.

"Sialan! Kau ingin membunuh kakak ku! Pergi dari sini, pembawa sial! " Bentak Ashvin dan mendorong tubuh Lian dengan kasar.

Lian menangis, apalagi saat dia di tinggal sendiri di mansion dengan genangan darah milik Ashvan "abang maaf"

.
.
.






































.
.
.



Lian terbangun dengan nafas yg memburu dan keringat dingin yg bercucuran, mimpi buruk itu lagi.

Mimpi bukan sekedar mimpi, melainkan kilas balik masa lalu Lian yg awalnya bahagia menjadi......

Lian segera beranjak untuk mendi, jam masih menunjukkan pukul 6 masih ada waktu untuk membuka cafe nya, lagian shift dia nanti jam 10.

Selesai mandi Lian memandang tubuh nya di cermin, dia masih belum menggunakan bajunya, dia memandang tubuh putih yg dulu ia rawat kini penuh dengan bekas luka.

"Okey, Lian jangan jadi melow kita harus semangat bekerja" Ucap Lian menyemangati dirinya sendiri.

Lian menoleh dan mendapati tanggal yg dia lingkari di kalender, ah Lian baru mengingatnya.

"Selamat ulang tahun Lian, gk nyangka udh 20 tahun berada di dunia ini, dan banyak hal yg baru ke bongkar, dek kakak rindu, disana mereka tidak mengekang mu kan? "

Lian tersenyum kecut, dia segera pergi dari kos dan nya menaiki sepeda ke sebuah toko bunga yg tidak jauh dari kos dan nya.

"Selamat pagi Lian" Sapa citra penjaga toko bunga dengan ramah.

"Pagi kak, oh iya seperti biasa ya Lian mau bunga tulip nya"

Citra mengangguk dan segera membungkus pesanan Lian pelanggan setia nya selama 4 tahun ini "ini khusus untuk hari ini bunga gratis, dan ya selamat ulang tahun"

"Terimakasih kak"

Lian segera keluar dari toko bunga citra, dia memandang orang orang yg sibuk berangkat bekerja maupun sekolah.

Dia kembali teringat mimpi itu, mempikan masa lalu kita yg belum hancur itu baik kan?

"Bang Ashvan pasti baik baik aja tanpa gue disana, dan Trey juga pasti bahagia dengan Aurel"

.
.
.

Tbc

Don't touch my friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang