BAB 10 Cemburu April

28 22 11
                                    

"Apa kau nyaman dengan itu?" tanya Arav dengan menyerengitkan dahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kau nyaman dengan itu?" tanya Arav dengan menyerengitkan dahi.

Tidak ada sedikitpun kulit yang tampak. Mantel putih panjang, celana putih panjang dan tidak lupa dengan hoodie yang menutupi kepala. Kaca mata hitam bertengger di hidung April. Beruntung, rambut hitam panjangnya memberi warna dari keseluruhan warna putih. Sedangkan Arav hanya menggunakan kaos dan jaket hitam, dilengkapi dengan headphone yang melingkar di leher.

"Ya," jawab April antusias, "ayo kita main!"

"Baiklah. Mau main apa dulu?"

"Apa saja!"

Mereka berjalan mengitari area bermain tersebut. Cuaca yang beruntungnya tidak terlalu terik. Sedikit berawan. Namun, tidak ada tanda-tanda hujan. Yang pertama kali mereka mainkan adalah bom-bom car.

April dan Arav naik dalam satu mobil. Mobil yang memang dirancang bisa untuk dua orang. Bertarung dengan peserta lainya. April memegang kemudi, itu permintaannya.

Seruan bahagia terdengar dari April. Mobil menabrak mobil lain di depannya. Pengunjung di depannya pun merupakan sepasang kekasih yang juga sedang berkencan. Sepasang kekasih itu menatap ke arah mereka, saling menunggu siapa yang akan mundur.

"Lebih baik kita yang mundur," usul Arav.

"Tidak, biar mereka yang mundur," ujar April menatap dua orang di seberang mereka.

"Tolong mundur," ucap Arav. Namun, tidak diindahkan oleh sepasang kesasih itu.

April menurunkan sedikit kaca matanya. Dia menatap ke arah dua orang itu. "Mundur!" ucapnya penuh penekanaan.

Tak lama, mobil sepasang kekasih itu pun mundur.

"Wah, mereka lebih mendengar ucapanmu!"

April hanya melirik pada Arav. Mereka keluar dari area permainan bom-bom car. Beruntung mereka tidak datang saat hari libur. Setidaknya, pengunjung tidak akan seramai hari libur.

Mereka naik ke permainan roller coaster. Arav dan April duduk berdampingan di kursi paling depan.

Seorang gadis datang menghampiri mereka. "Boleh aku duduk di sini?" pintanya.

Arav sedikit bingung, jelas dia dan April duduk berdampingan. Mengapa gadis itu minta berbagi tempat.

"Maaf, tapi sudah penuh," jelas Arav.

"Pergilah!" titah April setelah Arav selesai bicara.

Raut wajah gadis itu menjadi suram. "Oh, iya, maaf."

Arav melihat gadis tak dikenal itu berjalan ke belakang dan mencari bangku kosong.

"Orangnya sudah pergi. Masih dilihat saja!" April mendecak, kesal karena Arav memperhatikan gadis lain.

April's Voice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang