***
Happy Reading
Dugh!
Lemparan botol bekas mengenai kepala Isabel——murid kelas 12 Seni 1.
Ia berhenti sejenak menatap botol bekas yang sekarang ada di bawah-samping kakinya. Floren dan Zara yang berada di samping kanan-kiri Isabel juga ikut terhenti.
Berbalik badan, menatap sang pelaku. Rupanya adik kelas, rival Isabel. Zeena, adik kelas sok berani itu mencari gara-gara dengan kakak kelas yang sudah khatam. Menahan emosi yang memuncak, Isabel dan dua teman karibnya yang sudah tobat dan tidak akan menjadi tukang onar sekolah lagi itu kini disulut api.
Floren melangkah maju menjambak rambut Zeena. Isabel mencegah lengan Floren agar kegaduhan ini tidak berlanjut.
"Lo, jangan ngari gara-gara ya." ujar Floren penuh penekanan.
"Stop it." bisik Isabel melerai.
Floren akhirnya melangkah mundur menjaga jarak dengan adik kelas itu.
Zeena terkekeh. "Segitu doang? udah tobat ya?"
"Jaga mulut lo." ujar Zara yang kini juga menahan lengan Floren.
"Why not? mulut mulut gue, terserah gue." ejek Zeena.
"Zeena, please don't appear in front of me again." ujar Isabel yang masih berusaha sabar.
Zeena seolah berpikir sejenak. "Emm, okay, tapi ada syaratnya."
"No again." ujar Isabel seraya berbalik badan menarik tangan Floren dan Zara agar pergi dari sana.
"Atau gue sebarin ke semua orang apa yang lo lakuin semalam. Termasuk nyokap lo juga harus tau." ceplos Zeena.
Isabel terpaksa menghentikan langkahnya, dengan cepat ia menghampiri adik kelas licik itu. Ia mencengkram kerah Zeena dengan kuat. Emosinya sudah dipuncak.
"Gue kasih tau ya sama lo, jangan berani-beraninya ngusik kehidupan gue. Gue tau lo demen laki gue, tapi dengan cara itu apakah lo bisa ngerebut? No, wake up girls!" ujar Isabel dengan mata tajam menatap rivalnya.
Zeena yang terkesiap hanya bisa bungkam. Sebenarnya ia tidak berani dengan kakak-kakak kelasnya yang notabenenya mostwanted sekolah ini. Tapi ia butuh panggung agar dilirik orang lain.
Sadar dengan tindakannya, Isabel menghempas tubuh kecil adik kelasnya itu yang tidak setara jika ia one by one dengannya. Tanpa disangka Zeena sengaja jatuh dilantai koridor cukup keras dengan memegangi kaki kanannya.
Floren dan Zara menatapnya datar.
"Ngga usah drama. Berdiri lo." ujar Zara.
Menunggu cukup lama membuat mereka naik pitam. Zara yang tak sabar menarik lengan Zeena agar berdiri tegak lagi.
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi kiri Zara. Zara menatap pelaku tajam. Ia menjambak rambut Zeena kuat-kuat. Floren dan Isabel berusaha menarik Zara agar menjauh. Floren mendorong tubuh Zeena hingga terhempas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE IMPOSTOR
Teen Fictionjadi gini iya gitu Jangan lupa like, komeng, and sule! [Cerita ini murni dari ide saya sendiri, bila ada kesamaan dalam cerita lain saya mohon maaf.] Stay tune.