Di Bawah Bayanganmu

47 5 2
                                    

~Nyam~

Matahari sore perlahan turun di balik horizon, menciptakan semburat oranye keemasan yang indah di langit kota. Di sebuah apartemen sederhana, Hyunjin duduk di tepi jendela, menatap keluar dengan ekspresi kosong. Di tangannya, secangkir teh yang sudah dingin terabaikan.

Pintu apartemen berderit pelan saat Bang Chan masuk. Langkah-langkahnya cepat dan mantap, menunjukkan ketidaksabaran yang ia sembunyikan di balik senyuman kecil yang ia paksakan.

"Hyunjin, kau belum menjawab pesanku," kata Bang Chan dengan suara yang tenang, namun ada nada ketegangan di sana. Ia berdiri di belakang Hyunjin, menatap punggung pemuda itu.

Hyunjin menghela napas pelan. "Aku sedang butuh waktu sendiri."

"Kenapa kau tidak bilang dari awal? Aku bisa datang lebih cepat kalau tahu kau merasa seperti ini." Suara Chan semakin rendah, seperti berusaha menahan sesuatu.

"Aku baik-baik saja, Chan." Hyunjin meletakkan cangkirnya dan berbalik menatap Bang Chan. "Aku hanya... ingin sendirian sebentar."

Chan merapatkan rahangnya, matanya menatap Hyunjin dengan intensitas yang sulit untuk diabaikan. "Kau selalu bilang begitu. Tapi kau tahu aku tidak suka kalau kau sendirian terlalu lama."

Hyunjin tersenyum kecil, meskipun matanya tampak lelah. "Kau tidak perlu selalu khawatir tentangku."

Bang Chan berjalan mendekat, berdiri tepat di depan Hyunjin. Ia menunduk, membuat jarak antara mereka semakin sempit. "Aku harus khawatir, Hyunjin. Kau milikku."

Kata-kata itu terasa berat di udara, menekan dada Hyunjin. Ia tahu betapa posesifnya Chan, tapi ia selalu membiarkan hal itu berlalu karena di balik sikap kerasnya, Hyunjin tahu Chan benar-benar peduli. Namun, semakin lama, perasaan itu semakin menyesakkan.

"Chan, aku bukan barang yang bisa kamu miliki," bisik Hyunjin, mencoba menjaga nadanya tetap tenang. "Aku butuh ruang. Aku butuh... kebebasan."

Bang Chan mengepalkan tangannya, otot-otot di lehernya menegang. "Aku hanya ingin memastikan kamu aman. Dunia ini penuh dengan hal-hal yang bisa menyakiti kamu. Aku nggak bisa diam saja dan membiarkan kamu berjalan sendirian."

"Dan itulah masalahnya," potong Hyunjin. "Kamu berpikir aku terlalu lemah untuk menjaga diriku sendiri."

Chan terdiam. Di dalam hatinya, ia tahu Hyunjin benar. Tapi ada sesuatu di dalam dirinya yang tidak bisa membiarkan Hyunjin pergi terlalu jauh. Sesuatu yang membuatnya takut kehilangan orang yang paling ia sayangi.

"Kamu nggak mengerti," akhirnya Chan berbicara, suaranya sedikit bergetar. "Aku takut. Takut kehilangan kamu, Hyunjin. Kalau aku tidak ada di sana untuk melindungi kamu, apa yang akan terjadi? Aku tidak bisa—"

"Kamu nggak bisa mengontrol semuanya," sela Hyunjin, suaranya lembut tapi tegas. "Aku bukan orang yang bisa kamu atur hidupnya, Chan."

Keheningan menyelimuti ruangan itu, membuat segalanya terasa semakin berat. Hyunjin berdiri, berusaha untuk menenangkan diri, lalu melangkah ke arah pintu.

"Aku butuh waktu, Chan," katanya pelan sebelum membuka pintu dan melangkah keluar, meninggalkan Chan sendirian di ruangan itu.

Bang Chan terdiam di tempatnya, menatap pintu yang kini tertutup. Tangannya gemetar, mencengkeram sudut meja dengan kuat, mencoba menahan perasaan yang bergolak di dalam dirinya.

Di saat yang sama, jauh di dalam hatinya, ia tahu—kebebasan adalah satu-satunya cara untuk benar-benar mencintai Hyunjin.

---

Malam itu, setelah percakapan yang penuh ketegangan, Bang Chan duduk sendirian di ruang tamu apartemennya. Pikiran-pikiran berputar liar dalam kepalanya—tentang hubungan mereka, tentang Hyunjin, dan tentang rasa takut yang selama ini menghantuinya.

~Chanjin Things~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang