My Feelings?

1.2K 25 2
                                    

"Jadi lo harus mikir kalau perasaan lo ke gue gimana sekarang. Dan lo harus mandi karena lo bau!" Axello menjauhkan wajahnya dan mencubit hidung Nala. Ia begitu ingin mencium bibir Nala, tapi Ia tau kalau Nala tidak pernah menaruh rasa padanya.

"Bodo amat gue mau makan di dalem." Ucap Nala dengan wajah memerah sambil menginjak-nginjak api unggunnya sampai apinya mati.

Axello menatap Nala dengan wajah protes karena Ia masih mau memakan mi yang mereka masak sambil menikmati api unggun.

Nala memakan mi-nya terburu-buru dengan debaran keras di dadanya. Ia sendiri bingung dengan perasaannya sekarang setelah mengetahui alasan dibalik sifat menyebalkan Axello.

&

Dinginnya malam membuat mereka terpaksa tidur dengan posisi kemarin malam, dengan pakaian sesedikit mungkin dan mengandalkan hangat alami yang dikeluarkan dari panasnya tubuh. Untungnya malam ini lebih baik karena setidaknya ada dua selimut besar yang bisa ditumpuk menjadi selimut tebal yang cukup hangat untuk mereka berdua.

Axello jujur tidak tahu sampai kapan Ia bisa mengendalikan binatang buas di dalam dirinya yang meronta-ronta keluar. Axello tau ini satu-satunya cara untuk tetap hangat di goa yang sedingin es, tapi ini begitu menyiksa Axello.

Sambil menutup matanya rapat Axello berdoa supaya Nala tidak merasakan miliknya yang keras meskipun tentu saja Nala merasakannya.

&

"Kita udah empat hari nggak mandi Axello, gue udah nggak kuat lagi sama badan yang lengket gini." Ucap Nala begitu Axello membuka matanya.

"Tapi di luar dingin banget.. Bahaya juga Nala.. Udahlah lo mandi gak mandi juga sama aja." Jawab Axello sambil menutup matanya lagi.

"Axello lo tau muka baru bangun lo nyebelin nggak? Mulut lo apalagi!" Tanya Nala dengan wajah jengah.

"Maksud gue lo kan tetep Nala yang sama. Nala yang gue suka. Cuman Nala versi nggak mandi emang bau sih.." Ucap Axello santai. Seolah mengakui Nala cantik tidak membuatnya canggung sama sekali.

"Serah lo lah gue mau mandi." Ucap Nala salah tingkah sambil mengambil sabun mandi dan pergi keluar tenda untuk mencari sumber air terdekat. Sifat manis Axello yang tidak lagi mengejeknya membuat Nala pusing tujuh keliling.

&

Nala sedang mencuci rambutnya bersih di sungai yang jernih dengan pemandangan indah ini saat terdengar suara dari semak-semak. Goa mereka memang tidak jauh dari sungai ini, tapi bahkan dengan jarak sedekat itu kalau itu beruang—

Dengan perlahan Nala keluar dari sungai dan berjalan ke batu tempai Ia menaruh pakaiannya. Rasanya Ia mau muntah saking paniknya. Yah tapi cepat atau lambat Ia akan mati juga di alam liar ini jadi buat apa takut? pikir Nala dengan jantung yang hampir lepas dari tubuhnya, mencoba menenangkan dirinya.

Dan 'sesuatu' keluar dari semak-semak. Betapa terkejutnya Nala saat Ia melihat Axello yang membeku sambil menatap tubuh telanjangnya.

"AXELLO!!" Nala menjerit sambil menutupi tubuhnya dengan kaos kebesaran yang Ia temukan di komper beberapa hari lalu.

"G— Gue-" Axello membalikkan tubuhnya dan menghela nafas. Pikiran kotor membanjiri otaknya sampai Ia bahkan tidak bisa berbicara sepatah katapun. Ini gila.

Forest BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang