Bab 9 : Warisan Kesedihan

66 3 0
                                    


Dengan hati yang hancur, Xyon membawa tubuh Ivory ke sebuah lembah tersembunyi. Di sana, di bawah naungan pohon tua yang menjulang tinggi, ia menggali kuburan sedalam-dalamnya. Dengan tangan gemetar, ia meletakkan tubuh Ivory di dalam peti mati yang telah ia siapkan. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang pucat.

Setelah menguburkan Ivory, Xyon membangun sebuah makam yang indah di atas kuburannya. Makam itu dihiasi dengan patung-patung cantik dan ukiran-ukiran rumit. Setiap hari, Xyon akan datang ke makam Ivory untuk berdoa dan bercerita tentang hari-harinya.

Kematian Ivory telah mengubah Xyon menjadi sosok yang berbeda. Kesedihan mendalam menyelimuti hatinya. Ia menjadi lebih pendiam dan menyendiri. Kekuatan vampirnya yang dulu digunakan untuk membalas dendam, kini ia gunakan untuk melindungi wilayah kekuasaannya.

Sebagai kaisar vampir, Xyon memerintah dengan tangan besi. Ia tidak segan-segan menghukum siapa pun yang berani melawannya. Namun, di balik sikap kejamnya, tersimpan kesedihan yang mendalam.

Bertahun-tahun berlalu, luka di hati Xyon perlahan mulai mengering. Namun, kenangan tentang Ivory tetap terukir di dalam hatinya. Ia sering memimpikan Ivory, tersenyum padanya, dan memanggil namanya.

Suatu malam, saat Xyon sedang duduk di samping makam Ivory, ia melihat seberkas cahaya menyinari makam itu. Cahaya itu semakin terang hingga membentuk sosok Ivory. Xyon terbelalak kaget.

"Ivory," gumamnya tak percaya.
Sosok itu tersenyum padanya. "Aku selalu bersamamu, Xyon," ucapnya lembut.

Xyon ingin meraih sosok itu, namun tangannya hanya menembus udara. Ia menyadari bahwa itu hanyalah sebuah ilusi.

Dengan hati yang hancur, Xyon kembali ke istananya. Namun, ia tidak lagi merasa kesepian. Ia tahu bahwa jiwa Ivory akan selalu bersamanya.

The Villain Is Obsessed With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang