chapter 32

131 8 2
                                    

Haiiiii lanjut yuk ceritanya

Haiiiii lanjut yuk ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Matahari mulai terbit kini para santri sudah selesai untuk melaksanakan sholat setelah semua santri bubar gur Raden pergi ke Rooftop pondok sambil melihat fajar terbit

"Shakilla apakah aku harus mundur?" Gumam Gus Raden

"Aku sudah benar benar mengagumi tapi kenapa? Kenapa kamu tidak mau menungguku"gumam Gus Raden dengan menatap fajar yang mulai terbit

"Andai aku lebih cepat mungkin sekarang kamu milikku" sesal Gus Raden

"Huft, aku akan berusaha menyebut namamu di mahalul qiyam ku walaupun hati susah"ujar Gus Raden

"Ya Allah bantulah aku untuk melupakannya, sesungguhnya engkau yang mengatur segalanya"Gus Raden dengan menatap matahari itu

"Bang Abang kenapa?, kepikiran mbak Killa ya?" Naura yang menghampiri Gus Raden

"Bang ini udah takdir mbak Killa untuk berjodoh dengan ustadz Bian, mereka sudah di pertemukan sejak kecil dan saling memiliki rasa" jelas Ning Naura

"Apakah Abang tidak ada kesempatan ?"tanya Raden

"Bang aku tau mbak Killa itu cantik, baik, pinter, Solehah walaupun memiliki sisi yang kurang baik bisa di bilang bad girl, tapi attitude nya baik aku juga suka" ujar Naura " tapi bang inget mbak Killa sudah ada Bian mereka saling mencintai aku melihat itu, cinta Bian ke mbak Killa besar banget begitupun sebaliknya, aku tau apa alasannya selama ini Bian dingin dan cuek karena dia menunggu mbak Killa untuk kembali dan Bian menjaga hati hanya untuk mbak Killa" terang Naura meski menyakitkan namun itu nyatanya

"Ternyata benar, dalam segala pertandingan cinta itu nol berapapun menyetak angka nol akan tetap nol,Will always be zero" ujar Gus Raden

"Cinta itu memang nol dan tetap nol tapi kalau ada yang mau memulai lebih dulu maka nilai nol itu akan berubah"balas Naura

"Sama halnya seberapa banyak kamu mengagumi wanita jika kamu tidak memulai maka wanita itu akan hilang di ambil orang lain" lanjut Naura

"Bang kamu ganteng, pinter, baik, pasti Allah sudah menyiapkannya untukmu"ujar Naura dengan menatap matahari yang indah

"Yah, kamu benar Shakill udah bahagia sekarang, terus Kanapa aku harus kayak gini?"Raden dengan senyum khasnya pun kembali

"Karena puncak kerinduan adalah mahalul qiyam ya kan dek" ucap Raden dengan merangkul adeknya itu

"Iya, udah yuk turun umma udah nungguin" ajak Naura

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sunset Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang