Suara riuh dari para penonton yang berteriak heboh, saat kedua pemuda yang sedang adu tanding menancapkan pedal gas motor mereka satu sama lain agar bisa sampai terlebih dahulu di garis pinis.
Keduanya saling menaikan kecepatan motor mereka dengan tinggi, asap dari kenalpot motor mereka menghiasi jalanan malam dengan suara riuh dari para penonton.
Jema, memimpin jalan terdepan meninggalkan tandingannya tertinggal lumayan jauh, memutar keras stang motornya hingga kecepatan semakin menaik.
Motor hitam merah melaju kencang menerjang garis pinis, semua penonton yang mendukung nya berteriak heboh karena pemuda itu memenangkan pertandingannya.
Jema, memberhentikan motornya dan mematikan mesin motornya, tak lupa membuka helm dan menyibak rambutnya kebelakang menampakkan ketampanan yang luar biasa.
Keringat bercucuran hingga rambut hitam pemuda itu menjadi lepek akibat air asin yang terdapat di tubuhnya, cewek dan cowok berteriak kencang karena tak sanggup dengan ketampanan duniawi yang di miliki pemuda itu.
"Gila, Lu menang Jem" ucap Kenan yang girang dengan kemenangan temannya.
Pemuda yang di puji hanya tersenyum bangga hingga wajahnya begitu terlihat menawan.
"Lu, cuma Hoki doang jem"
Suara pemuda dari arah samping mereka, yang tak Terima jika dirinya kalah dalam tanding yang ia buat sendiri.
"Mata Lu Hoki! Gini-gini emang si Jema jago!"
kesal Naren, yang tak Terima jika temannya di bilang Hoki doang, sebab dirinya sudah berapa kali melihat jema bertanding dengan geng motor lainnya dan pemuda itu selalu menjadi pemenang.
"Gua gk percaya, minggu depan kita tanding ulang" tegas vero yang hanya di angguki ringan oleh sang lawan.
"Oke, gua tunggu. Kalo kalah lagi jangan nangis ya?" ledek pemuda yang masi sentiasa di jok motornya yaitu Jema.
"Fu*k!"
vero berjalan pergi meninggalkan Jema dan teman-temannya, emosinya kian memanas hingga terus berumpat pada pemuda yang membuatnya kesal walau tidak akan terdengar karena vero sudah menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi.
Sedangkan Jema pemuda itu hanya tersenyum semrik, entah mengapa pemuda itu selalu mengajak nya tanding jelas-jelas dirinya yang memenangkannya bukan vero sendiri.
"Balik Yuk, Jem. laper gua" ujar Nathan yang memegangi perutnya mengkode bahwa perutnya perlu di isi.
"Tunggu napa, kita kan belum
nyapa- nyapa para bidadari yang terkagum kan oleh ketampanan kita"Nathan hanya memutar bola matanya malas, pemuda bernama kenan tidak pernah berubah selalu seperti seekor buaya yang di daratan. Mengoda dan memacari secara iseng itulah kenan.
"Setuju" Jema berucap dan semakin membuat nathan merasa malas dengan kedua temannya.
Kedua pemuda dengan berbeda usia berjalan pergi meninggalkan nathan yang berdecak kesal. Mau tak mau pemuda itu pergi begitu saja dari arena karena malas menunggu duo buaya yang sedang menyapa para kaum adam dan hawa.
"Hai cantik" sapa kenan kepada gerombolan gadis-gadis yang menghampiri mereka.
"Jema pasti haus abis tanding, nih air buat kamu" seorang gadis dengan rambut blonde memberikan sebotol air kepada Jema.
"Thnks" Jema menerimanya dan meneguk hingga air di dalam botol tersebut menyisakan setengah. Gadis blonde itu terkagum dengan ketampanan jema.
"Ka kenan pasti haus juga. Nih air dari aku" satu gadis dengan tinggi badan yang pendek seperti yakult memberikan air minum kepada kenan.
"Aduh, makasih banyak loh. Bidadari peka banget kalo gua haus juga"
Gadis yakult itu tersenyum senang mendapatkan pujian dari kenan.
Gerombolan gadis lainnya pun menghampiri kedua pemuda itu hanya untuk sekedar memberi perhatian dan melihat secara dekat ketampanan jema dan kenan.
Ya waktu di habiskan dengan menyapa para gadis gadis yang selalu menganggumi mereka dan sedikit gombalan membuat para hawa salah tingkah.
.........
Jema Bimantara
.Age 18.Kenan Arkatama
.Age 18.Nathan Bagaskara
.Age 17.Jika ada kesamaan dalam cerita ini dengan cerita orang lain, itu hanya ketidak sengajaan.
100% dari otak mungilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're naughty I like it
Random"Jema itu nakal saya suka" Bxb Jaywon Tolong jansalpak